Aku, Kamu, dan Kita [21]

3.7K 277 5
                                    

"Lo kenapa lagi hah? Berantem sama Marsha? Apa urusan kantor?" Jasson tampak malas menemui Zee di tempat ini. Tempat hiburan yang menawarkan berbagai macam hiburan, bukan pasar malam, tapi klub malam.

Zee meneguk segelas sloki vodka dengan sekali teguk. "Gue mau cerita sama lo, tapi sebelumnya gue mau pengakuan dosa dulu"

Zee menarik napasnya. "Ok. Jadi gini, lo tau kan, gue dan Marsha itu menikah tanpa dasar cinta, karena gue terpaksa menikah karena permintaan bokap gue" Zee memulai ceritanya.

"Iya, gue tau"

Zee menjelaskan semuanya pada Jasson, semua yang telah terjadi, juga tentang kesepakatan bodoh yang dia buat bersama Marsha.

"Anjing" hanya kata itu yang keluar dari mulut Jasson. Ini benar-benar diluar prediksinya. Dia pikir selama ini Zee dan Marsha sama-sama menjaga perasaan satu sama lain walau terpaksa.

"Lo dipelet apa sama Ashel? Sampe segitunya lo ngak mau lepasin dia?"

"Gue sayang sama Ashel bro. She's my forever home"

"Iya, gue paham kok. Tapi, menurut gue lo egois Zee. Lo itu nyakitin dia Zee, lo tau kan gimana perasaan Ashel? Lo bilang ke dia, lo bakal nikahin dia, tapi nyatanya lo malah tiba-tiba ngilang, trus nikah sama Marsha, tidur satu atap sama Marsha"

"Gue sama Marsha ngak pernah ngapa-ngapain Jes, kita juga pisah kamar kalau tidur"

"Bukan masalah pernah atau ngak pernah Zee. Ini masalah waktu, lo lebih sering ketemu Marsha, interaksi sama Marsha dibanding Ashel. Sebagai pacar, ya pastinya dia cemburu Zee. Tapi kalaupun dia cemburu, dia bisa apa? Dia cuman pacar lo, dan Marsha, dia istri sah lo, di mata hukum dan juga agama" kata Jasson.

Zee terdiam. Dia meminum kembali segelas sloki vodka di tangannya. Sedangkan Jess, dia meminum juga minuman yang dia pesan. Pastinya yang tidak memabukkan, karena Jasson tau, jika Zee yang mengajak pergi ke tempat seperti ini, Zee pasti pulang dengan keadaan tidak sadarkan diri.

"Gue ngak tau harus gimana sekarang Jes" lirih Zee.

"Gue juga ngak tau, semuanya ada di tangan lo"

"Menurut lo, apa yang harus gue lakuin?"

"Pastinya lo tenangin diri lo dulu"

Zee menghembuskan napasnya dengan kasar. Lalu kembali diam.

"Menurut lo, kalau gue berusaha ngedeketin Marsha, bakal berhasil ngak?"

"Hah? Gimana?"

Ucapan Zee beberapa detik lalu sangat mengejutkan Jasson. Baru beberapa menit lalu Zee mengeluh tentang Ashel, sekarang Zee sudah bertanya hal ini.

"Jujur gua juga suka sama Marsha"

"Nah, lo suka sama Marsha, yaudah, deketin aja"

"Tapi Marsha udah punya pacar Je"

"Pacar doang Zee! Lo lakinya dia, lo punya hak dong buat itu, rebutlah!"

"Gimana caranya?"

Kini Jasson mengangkat kedua bahunya secara bersamaan.

"Yang pastinya gue ngak bisa jamin, Marsha mau sama lo. Soalnya lo udah nyuruh dia buat ngak suka sama lo"

"Hah? Gue ngak pernah bilang gitu ke Marsha" Zee tampak heran.

"Yang ngakalin perjanjian itu siapa? Lo kan? Yang bilang setelah dia lulus kalian bakal cerai siapa? Lo juga kan?"

Zee terdiam mendengarnya. Yang dibilang Jasson barusan ada benarnya. Kemungkinan besar Marsha tidak akan memberikan kesempatan lagi untuknya.

Aku, Kamu, dan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang