04

15 0 1
                                        


5 bulan kemudian, kandungan Zee sudah berusia 8 bulan dan tentu saja berarti anak Michael sekarang sudah lahir dan bahkan sudah bisa tertawa. Dan sejak saat itu, Michael benar-benar tidak menampakan batang hidungnya begitupun Hera dan semua yang bersangkutan dengan Michael seolah-olah menghilang.

Zee dengan kandungan yang sudah membesar juga tidak lagi mempedulikan kehidupan masa lalunya dan mulai berdamai dengan dirinya sendiri.

"HONEEEEEYYY AKU PULAAANNNGGGG!" Suara Liora semakin hari semakin menggelegar membuat suasana toko tidak semonoton dulu.

"Liora, bisakah kau mengecilkan suaramu? Kau bisa membuatku cepat kehilangan pendengaran dan juga suaramu itu bisa mengagetkan bayi dalam perutku."

"Hehe maafkan aku, aku hanya terlalu bersemangat. Kau hari ini benar-benar jangan melibatkan dirimu di toko karna ada Mike yang membantu."

Benar, sekarang Liora bukan karyawan tunggal aka satu-satunya melainkan ada seorang karyawan yang sudah bekerja disini selama 3 bulan yaitu Mike.

"Bilang saja kau hanya ingin berduaan dengan Mike, iya kan? Kau menyuruhku tidak ke toko karna kau ingin dengan leluasa bisa berduaan dengan kekasih mu."

Satu lagi, Liora sudah menemukan tambatan hatinya yaitu Mike, Mike si pria dengan tubuh menjulang tinggi dan berbadan errr kekar itu adalah kekasih Liora. Ho he ha hi Liora si tomboy akhirnya tidak menyandang status jomblowati lagi.

"Boss, kau harus mengerti. Kau juga dapat untung dari kami yang selalu berduaan. Jika kami berduaan kami akan bahagia, jika kami bahagia kami akan semangat, jika kami semangat kami akan menyelesaikan pekerjaan dan tidak dijamin tidak akan bermalas-malasan."

"Baiklah, kalau begitu aku akan berkencan dengan baby ku dan menonton drama kesukaanku."

"Siap! Hamba yang hina akan segera undur diri paduka raja."

Zee hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat begitu semangatnya Liora dengan tingkahnya yang semakin absurd.

.

"Bagaimana dengan pesanan yang terakhir honey, apa kau sudah menyiapkannya? Honey? Heh, honey! maduku, sugar gulaku, kenapa kau melamun!?"

Plak! Liora meninju bahu Mike dengan kencang sampai Mike berjengit dan kembali pada kewarasannya.

"Aduh sakit, Liora. Bagaiamana kalau bahuku patah dan aku tidak bisa membuat bouquet bunga lagi, memangnya kau mau punya suami pengangguran?" Mike mengusap-usap bahunya yang memang terasa begitu berdenyut, tidak heran dengan kekuatan Liora yang seperti laki-laki sehingga bisa membuat Mike yang notabene nya adalah lelaki tulen tulang besi merasa kesakitan.

"Aku dari tadi memanggilmu dan kau hanya bengong. Maaf, apa masih sakit? Memangnya kau melihat apa sih sampai kau mengabaikan pacarmu ini." Liora mengusap-usap bahu Mike karna dia merasa jika pukulannya agak kencang. :(

"Kau lihat mobil di sebrang sana? Sudah beberapa hari berada di kawasan ini, aku mulai curiga karna mobil itu sering bolak-balik dan memarkirkan mobilnya tepat di sebrang depan toko kita. Dan kau tau Liora, aku pernah melihatnya dan orang itu memakai topi, kacamata dan memakai masker. Dan,,,,, hey apa yang kau lakukan, aku sedang bebicara."

"He he bibirmu sangat lucu ketika bergerak-gerak, bolehkah aku menyesapnya?" Liora tersenyum bodoh sambil menaik turunkan alisanya.

Mike menghela nafas dan melengos kebagian belakang toko mengambil stok bunga untuk membuat bouquet.

.

Sementara itu, Zee yang sedang menonton TV mematikan TV tersebut dan melangkahkan kakinya menuruni anak tangga berharap suntuk yang sedang dia rasakan menghilang, Zee ingin menghirup bunga yang ada di toko nya.

IT'S ALWAYS YOU (BL)Where stories live. Discover now