Chapter 17 : Dia ... suamiku

393 74 215
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

°°°°

Sorot mata Namjoon seketika membulat, telinganya berdengung karena suara genderang gaduh di dalam kepalanya. Perumpamaan yang diucapkan Anne barusan berhasil dia serap dengan baik bahkan bayangan Anne melambaikan tangan padanya dan mengucapkan kata perpisahan membuat tangan pria ini terkepal dengan pandangannya yang mulai mengabur oleh air mata. Entah kenapa, meski egonya sekuat tenaga menahan, air mata itu tetap saja luruh dari kedua netranya. Membayangkan Joanne pergi dari sisinya membuat sebuah tempat di dalam hatinya terasa sangat sakit hingga wajahnya perlahan tertunduk dengan mata terpejam menahan sesak.

"Aku menikah denganmu bukan hanya perihal cinta, Namu. Aku menikah denganmu karena bersamamu aku tidak merasa pergi dari lingkukanku yang penuh cinta, aku menikah denganmu karena setiap kali bersamamu aku merasakan ketenangan dan kenyamanan. Bagiku, menikah adalah perihal bisa mencintai tanpa harus melukai diri, bersedia membagi cinta yang selama ini ku berikan untuk diriku dengan cukup pada orang lain sepanjang hidupku." suara Anne terdengar lagi di tengah isaknya dan Namjoon masih diam saja meski air matanya terus menerus menetes seraya menatap wajah wanita yang sangat dicintainya ini.

"Aku memberikan seluruh anganku pada pernikahan ini, padamu. Lantas bagaimana aku bisa rela menghancurkan anganku dengan memasukkan orang lain di antara kita setelah aku mengucap janji di depan Tuhan jika hanya akan ada kau dan aku di dalam pernikahan ini selamanya, Namu?"

Diam sepertinya sudah menjadi keahlian Namjoon akhir-akhir ini. Terbukti dengan sepanjang kalimat yang diucapkan oleh istrinya, dia lebih banyak diam dan mengelak, seolah tidak ingin memperpanjang perdebatan dengan semua ucapan Anne yang terus menerus memukulnya hingga membuat degup jantungnya seperti habis dibawa berlari berpuluh kilometer, juga dengan peluh yang seolah berlomba turun dengan air mata hingga dahi itu semakin basah.

Namun setelah mengusap air matanya Namjoon berlalu begitu saja meninggalkan Anne yang masih berdiri di sana dengan segala hancurnya. Harapan bisa menghabiskan hari dengan merayakan ulang tahun bersama-sama sepertinya harus pupus sesaat pintu kamar itu yang tertutup rapat dan membuat Joanne tertunduk dengan bahu bergetar juga tangisnya yang kian terisak-isak.

Dia sudah memberitahukan perasaannya, memberi tahu kekecewaannya dan memberi tahu Namjoon jika saat ini dia tengah terluka karena sikap pria itu yang seolah tidak peduli dengan semua yang sudah dia jelaskan dengan sangat jelas. Namjoon bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun padanya yang mana membuat perasaan Anne semakin terluka.

Dengan langkah lemah, dia berjalan menuju salah satu pintu yang terletak tak jauh dari sana, membukanya kemudian mengunci pintunya. Ruangan itu gelap karena gordeng yang Anne biarkan tetap tertutup, lampu yang dia biarkan mati hingga tidak ada satupun cahaya di ruangan dua kali tiga meter itu. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, Joanne berbaring meringkuk di atas sofa besar yang terletak di dekat jendela, memeluk tubuhnya dengan tangis yang belum juga berhenti bahkan kian menjadi.

The Mistake KIM NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang