☁︎ Bab 27 ☁︎

239 13 0
                                    

Samu sedang fokus dengan ponselnya sambil duduk di sebelah kasur rumah sakit yang dipakai oleh Kai yang sedang menonton televisi. Suasana canggung menyelimuti ruangan tersebut, ditambah dengan suhu ruangan yang dingin menambah rasa tegang di antara keduanya.

Beberapa jam yang lalu, Kai mendapatkan peristiwa yang sangat tidak mengenakkan, ia mengalami kecelakaan saat ia sedang di perjalanan pulang dari kampus, akibatnya mobilnya menjadi rusak dan ia mendapatkan beberapa luka.

Peristiwa ini terjadi karena Kai tidak berhati-hati saat sedang menyalip kendaraan lainnya, sehingga saat ia menyalip untuk yang terakhir kalinya, tanpa ia ketahui ada truk yang juga menyalip dari arah lain dengan kecepatan yang cepat pula, Kai tak sempat mengelak dan akhirnya terjadilah kecelakaan. Semua korban kecelakaan langsung dilarikan ke rumah sakit, dengan atas izin Tuhan semua korban pun hanya mendapatkan luka-luka saja.

Dari Kai sadar hingga saat ini, mereka berdua belum ada mengobrol sama sekali. Jangankan mengobrol, saling bertatapan saja tidak, hal ini terjadi karena pertengkaran mereka beberapa hari yang lalu. Karena pertengkaran itu, akhirnya muncullah rasa tidak enak di dalam hati Samu maupun Kai.

"Ekhem!" deham Kai.

Samu yang awalnya fokus ke ponselnya pun mendongakkan kepalanya dan menoleh ke arah Kai.

"Gimana kondisi HP saya?" tanya Kai tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Gak ada masalah apa-apa ..." jawab Samu dengan suara pelan.

"Ha?" Kai menolehkan kepalanya ke arah Samu.

"Eee ... Gak ada ... Masalah ... Soalnya kan ditaruh di bagasi ..." ulang Samu yang merasa gugup.

"Oohh ..." Kai mengangguk kemudian mengembalikan pandangannya ke arah televisi dan Samu juga kembali memainkan ponselnya.

Namun tak lama kemudian, Kai kembali bersuara. "Tumben diam terus," ucap Kai.

Samu membalasnya dengan tawa canggung.

"Cemburu banget?" tanya Kai.

"Ya?" Samu mendongakkan kepalanya.

"Cemburu banget sama Min Ah?" Kai mengulangi pertanyaannya.

"Eum ..." Samu menggaruk tengkuknya.

Sebelum Samu menjawab pertanyaannya, Kai sudah terlebih dahulu berkata, "Sekarang saya mengerti perasaan kamu, karena baru beberapa jam yang lalu saya mengalaminya."

"E-emangnya ... Ada apa?" tanya Samu.

Kai tersenyum tipis. Tanpa melepaskan pandangannya dari televisi, Kai pun menceritakan apa yang terjadi sebelum terjadinya kecelakaan dari awal sampai akhirnya ia mengalami kecelakaan.

"Habis ini saya gak tau harus berbuat apa, opsinya ada dua, lanjut atau putus," kata Kai.

Samu mengangguk. "Semoga ketemu titik terangnya," harap Samu.

"Aamiin ..." balas Kai. "Sudah sampai mana PPT-nya?" tanya Kai.

"Sudah selesai," jawab Samu.

"Baguslah kalau begitu," ucap Kai.

Manusia yang satu ini memang gak hebat basa-basi, ya, batin Samu.

Pintu ruangan itu pun terbuka, seseorang mulai memasuki ruangan itu dan melihat keadaan yang ada di ruangan tersebut. "Cie! Ada yang sudah kenalan, nih!" goda Raffi.

"Apa, sih? Gaje," ujar Samu.

"Hahaha! Santai dong, ngab ... Aku ni di sini handak mambari'i  ini, nah. Makanan kesukaan kalian bedua, biskuit cokelat." Raffi meletakkan satu bungkus buah tangan di atas nakas.

OH MY LECTURE || ICELLERINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang