Chapter 1 : Standing Next To You

207 21 6
                                    



Selamat Membaca:)

✳️✳️✳️


Menjadi mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus ternama memang merupakan sebuah kebanggaan bagi para mahasiswa. . . akan tetapi di sisi lain—menjadi mahasiswa tingkat akhir, bukanlah persoalan yang mudah karena tingkat akhir adalah garis finish yang membutuhkan usaha yang lebih keras untuk melewatinya.

Tidak sedikit dari mahasiswa tingkat akhirnya yang pada akhirnya tumbang bahkan mengalami stres karena tuntutan mata kuliah yang semakin rumit serta planing masa depan yang belum terjamin. Mungkin hanya beberapa mahasiswa yang masa depannya terjamin karena keluarga mereka memiliki perusahaan yang pastinya dengan mudah menerima mereka bekerja di sana. Ada juga karena faktor nilai yang sangat bagus maka beberapa perusahaan langsung menawarkan pekerjaan kepada mereka – atau karena alasan lain sehingga mereka tidak perlu kuatir akan masa depan mereka.

Sama halnya dengan Choi Ji Ran – mahasiswi teknik yang dijuluki sebagai Albert Einstein versi perempuan. Kepintaran serta kecantikan wajahnya adalah sebuah kebanggaan dari Seoul Nation Univeristy, dekannya pernah menawarkan agar kelak saat Ji Ran lulus dia bisa menjadi dosen di kampusnya sendiri.

Tawaran tersebut hanya bisa Ji Ran simpan di dalam hatinya karena ia perlu memikirkan matang-matang – mengingat ia sendiri punya impian lain di masa depan.

*

“Choi Ji Ran-ssi.”

Atensi Ji Ran langsung teralihkan dari buku yang sedang dibacanya kepada seorang mahasiswi yang datang menghampirinya di meja perpustakaan.

“Ya?” sahut Ji Ran.

“Profesor Kim memanggil anda di ruangannya.” ucap mahasiswi tersebut.

“Ah, baiklah. Terima kasih.” sahut Ji Ran.

“Heum.”

Ji Ran pun bergegas menyimpan buku-bukunya ke dalam ransel, setelah itu ia pergi menuju ruangan para dosen yang letaknya tidak terlalu jauh dari gedung perpustakaan.

Ji Ran mencari ruangan profesor Kim yakni salah satu dosen yang mengajar di jurusannya. Dengan sopan Ji Ran mengetuk pintu ruangan dosen tersebut kemudian ia membukanya perlahan-lahan.

“Permisi, Profesor Kim.” sapa Ji Ran.

“Ya, silahkan masuk.”

Ji Ran masuk ke dalam ruangan tersebut, tidak lupa ia menutup pintunya. Kemudian Ji Ran pun duduk di kursi yang tersedia di depan meja kerja sang dosen.

“Begini. . . Ada yang ingin saya sampaikan berkaitan lomba antar kampus untuk mendisain hall terbaru gedung SCH.” ucap sang dosen yang tampak kaku namun terlihat sangat maskulin. Ji Ran menganggukkan kepalanya dan menyimpak dengan serius pembahasan tersebut.

“Saya dipercayakan untuk mencari mahasiswa yang bisa diikutsertakan dalam lomba design SCH ini. . . Dan saya pikir—kau adalah mahasiswa yang tepat untuk mengikuti lomba ini. . . Jadi saya berharap kau pun tidak keberatan untuk mengikutinya.”

Ji Ran sedikit kaget mendengar tawaran tersebut namun sebisa mungkin ia bersikap tenang di depan sang dosen.

“Profesor akan membantu saya melakukannya?” tanya Ji Ran kemudian. Lantas profesor Kim malah tersenyum lalu menyerahkan pada Ji Ran sebuah kertas yang berisi syarat dari lomba mendisain tersebut.

Dear Prof. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang