Sofia tengah melakukan kegiatannya yaitu memberi makan kucing kesayangannya bernama Kuma dan Leo. Sore ini sehabis pulang sekolah rencananya Sofia ingin menghabiskan waktu bersama kedua kucingnya yang beberapa hari ini tak ia sentuh.
"Hallo Kuma, Leo, udah lama banget aku gak main sama kalian" Ucap Sofia membawa Leo dalam pelukannya sedangkan Kuma lagi asik makan.
Kucing dengan bulu berwarna hitam itu bernama Kuma sedangkan yang berbulu Iris bernama Leo. Sofia sangat menyayangi keduanya dikala Verhan yang jarang di rumah kedua kucingnya lah yang menemani Sofia, itu juga pemberian dari Verhan supaya Adiknya itu ada temannya.
Tapi berbeda dengan hari ini pintu utama rumah Sofia terbuka menampilkan seorang pemuda dengan Jacket denim dan celana jeans berwarna hitam mendekat ke arahnya.
"Fia..." Panggil nya
Sofia mengenali suara itu dan langsung menoleh kebelakang mendapati seorang pemuda tampan tengah tersenyum padanya.
"Bang Verhan" Ucapnya, ia meletakkan Leo ke tempat nya lalu memeluk Abang satu satunya itu.
"Tumben pulang, emang bang Jino ngebolehin pulang" Tanya nya tak lupa senyuman yang masih terpatri di bibir tipisnya
"Abang kan harus jemput Gia, makannya pulang cepet"
Senyuman yang tadi terpatri indah di bibirnya kini perlahan mulai luntur karena nama yang di sebutkan Verhan. Merasa ada yang aneh karena pelukannya di lepaskan oleh Sofia dengan kasar.
"Kenapa?"
"Jadi, Gia, Jadi pulang ke indo?"
"Hmm.. kenapa? Kamu masih dendam sama dia karena masa lalu itu"
"Bukan dendam bang, tapi fia gak suka aja sama Gia. Bang Verhan kan tau kalo Gia udah rebut Papi dari kita terus gara gara dia jiga dia dulu di tinggalin sama papi dan abang" jawab Sofia hampir saja ia ingin menangis tapi Verhan lebih dulu membawa Sofia dalam pelukannya.
"Abang tau fia. Tapi untuk kali ini demi Abang, Fia harus terima Gia yah. Abang udah janji sama Papi soalnya" Mohon Verhan pada Adiknya itu.
"Oke demi Abang, fia bakal terima Gia di rumah ini. Tapi Abang jangan sampai kayak papi lebih sayang Gia daripada Fia"
"Enggaklah kan adik Abang cuma Arabella Sofiani doang" Kata Verhan lalu menarik Sofia dalam pelukannya.
"Yaudah ayok kita jemput Gia di bandara"
*****
Zara tengah keteteran dengan Aisha yang dari tadi berlari mengejar kupu-kupu yang terbang ke sana kemari. Zara tak habis pikir dengan adiknya itu kenapa ia bisa lari dengan begitu cepat dan apa adiknya itu tidak merasakan cape.
"Aisha stop dong kakak cape nih,!" ucap Zara ngos-ngosan. Mereka kini sedang berada di taman kompleks yang tak jauh dari rumahnya.
"Kupu-kupu nya belum ke tangkap kak" Kata Aisha yang lompat lompat kecil berusaha menangkap kupu-kupu berwarna kuning itu.
Aisha tidak melihat bahwa di belakangnya terdapat batu lumayan besar dan akhirnya ia jatuh karena menginjak batu itu.
"Awwwhh... Kakak..hikssssss"
"Aisha...." Teriak Zara berlari menghampiri adiknya itu yang kini tengah menangis.
"Kata kakak juga apa jangan lari larian jadinya jatuh kan"
"Sakit..hikss...hiksss..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYAN
Teen FictionZayan Adnan murid pindahan yang langsung jadi pusat perhatian di sekolah barunya karena ketampanannya, memilik wajah tampan dengan bola mata berwarna hitam pekat, hidung mancung, bibir nya yang terbelah adalah andalan dari kegantengan Zayan. Bertemu...