35).

5.7K 405 15
                                    

Haechan tidak sengaja mencuri dengar percakapan para hyungdeul nya, apalagi pembicaraan itu menyangkut dirinya dan surat-surat yang ia terima, sungguh!! Haechan tidak ingin mereka tau tentang hal itu tapi terlambat, karena kini semua Hyung nya juga mencari tau, dari yang Haechan dengar, Yuta yang menemukan surat tersebut menyelip di antara banyak nya surat lain. "Kenapa mereka bisa tau" bisik nya pelan, lalu Haechan mundur perlahan agar tidak menimbulkan suara yang bisa membuat nya ketahuan.

Blam
Setelah menutup pintu kamar nya dengan rapat dan mengunci nya, Haechan duduk dengan gelisah di ranjang miliknya, "ini kalau mereka sampai menemukan dia, bagaimana?? Apalagi aku belum menemukan nya, aku harus menghubungi sanha, kita harus lebih cepat menemukan orang itu" Haechan benar-benar takut, dia bahkan berbicara sendiri dan di jawab sendiri, "argh,,, kenapa??" Bingung nya, menoleh kesana kemari, tidak bisa diam saja. Haechan harus lebih cepat dari pergerakan hyungdeul nya, "aku harus apa Tuhan" mengacak rambutnya sampai berantakan, saking banyaknya pikiran yang mengusik nya, Haechan sampai lupa kalau dia juga butuh penyemangat untuk nya sendiri.

"Sanha, kita harus lebih cepat!! Hyungdeul mengetahui soal itu??"

"Aku tidak tau, tapi Jeno juga harus di kabari dulu"

"Arraseo, nanti kita bertemu di tempat biasa" menaruh kasar ponsel nya, Haechan beranjak, berendam air hangat akan merilekskan tubuh dan pikiran nya. "Seperti nya aku memang butuh itu" senyum nya sendu, ntah sudah berapa lama?? Haechan tidak ingat kapan dia bisa bersantai seperti ini, bahkan ntah sejak kapan Haechan juga lupa kalau dia sangat lama tidak bertemu keluarga nya dan itu membuat rasa rindu Haechan semakin dalam, "eomma,,, aku butuh eomma" air matanya terjatuh, tanpa mau mengusap pipi nya Haechan masuk kedalam bathup, merasakan aliran air hangat yang menyapa kulit tubuhnya membuat Haechan sedikit melupakan bagaimana gejolak rindu pada keluarga nya, cemas, ketakutan, dan juga gelisah yang berlebihan.

"Ini beneran anaknya di biarin" ujar Jaehyun khawatir, "kalau dia di beri tau, yang ada anak itu akan melarang kita" Taeyong memejamkan matanya, jujur!! Baru kali ini ada penggemar yang begitu gila akan sosok Haechan, tapi dalam benak nya?? Benarkah orang itu penggemar Haechan?? Atau memang seseorang yang ingin memiliki mangnae nya dengan cara tidak lazim seperti ini. "Tae, astaga!! Aku memanggil mu berkali kali" tegur Johnny, "ah-, mian aku sedikit pusing"

"Jangan terlalu larut, atau kau bisa sakit juga" peringat Doyoung, jika Taeil ada mungkin Taeyong sudah menumpahkan segala keresahan nya, tapi untuk saat ini membebani Hyung tertua nya itu juga bukan pilihan yang benar, "aku ke kamar dulu" belum sempat Taeyong beranjak, Haechan sudah keluar dengan balutan jaket jeans favorit nya, pemberian Johnny. "Mau kemana??" Tanya Jungwoo, karena seperti nya anak itu ingin pergi keluar, "aku mau bertemu sanha sama Jeno!! Boleh ya Hyung" pamit nya pada Taeyong dan hyungdeul nya yang lain, "boleh, tapi ingat ya, selalu berhati-hati!! Kalau ada apa-apa langsung telfon Hyung, atau siapapun yang penting di antara kami" Haechan tau kalau Taeyong begitu mengkhawatirkan dirinya, tapi sebisa mungkin Haechan mengiyakan ucapan Taeyong, "memang kalau aku ikut tidak boleh" tanya Mark, sesungguhnya dia merasa sedikit cemburu gitu Haechan berkumpul dengan teman se Line nya. "Tidak boleh, Hyung kan sudah tua" Jungwoo langsung tergelak, apa tadi, tua katanya!! Mark melotot horor, apa apaan? Dia dan Haechan hanya berbeda satu tahun, yang tua itu apanya. "Yak! Apa maksudmu tua, enak saja. Kita cuma beda setahun ya"

"Setahun pun beda kan Hyung, kenapa tidak terima kalau memang tua" cibir Haechan, astaga ini berdua kalau sudah begini tidak akan segera berakhir, "heh, kita sama sama mangnae ya, kenapa bilang aku tua" Haechan merotasi matanya malas, "sudah lah, meladeni mu hanya akan membuat ku sakit kepala" Mata Mark semakin melebar, kan yang sifat nya selalu bikin darah tinggi Haechan, kenapa anak itu malah melimpahkan pada dirinya. "Yak!"

"Hei,,, sudah,,, kau juga Haechan!! Nanti terlambat, lebih baik cepat pergi atau teman mu akan menunggu lama" Haechan menepuk keningnya lalu menyengir lucu, Taeyong terkekeh, begitu pun Johnny dan yang lain bahkan Yuta juga ikut terkekeh karena kelakuan bayi ilichil ini, "jangan begitu, nanti sakit" Taeyong mengecup kening nya, Haechan tersenyum malu, Taeyong sangat jarang berlaku seperti ini, memang dia begitu menyayangi Haechan, tapi kalau sampai mencium pipi atau kening nya, Haechan jarang mendapat kan itu, "hehe, yang ini Hyung" tuh kan, malah minta lagi. Tapi yang mencium pipi nya Doyoung, Haechan mengusap nya brutal. "Ishh, aku mau Taeyong Hyung!!" Pekik nya kesal, Yuta terbahak bersama Jaehyun, yang lain hanya melihat drama mangnae ini, benar-benar lucu menurut mereka.

"Ish, Doyoung Hyung, jelek" keluar dari dorm dengan kaki di hentakan, Haechan melongos pergi begitu saja, merajuk karena Doyoung, itu sudah pasti. "Hahahah, lucu sekali" pekik Jungwoo gemas.

_____

"Ini yakin cuma kita bertiga" Jeno merasa canggung sebenarnya, dia belum terlalu dekat dengan sanha apalagi bertemu waktu Haechan menceritakan tentang ide nya bersama sanha, "wae!! Kau tidak setuju ya??" Jeno menggeleng, bukan begitu maksud nya, "tidak, maksud ku!! Apa tidak apa-apa kalau hyungdeul tidak diberi tau dulu" Haechan menatap Jeno curiga, "kau tidak mengatakan pada mereka kan" tanya nya dengan tatapan mematikan, "memang kapan aku bilang pada mereka, jangan mencurigai ku begitu ya" jawab Jeno sedikit takut, "awas saja, kalau rencana ini gagal berarti kau yang memberi tau mereka" tunjuk nya pas di depan mata sipit Jeno, membuat pemuda berotot itu meneguk ludahnya susah payah, "aku mengerti"

"Kau yakin mau jadi umpan" tanya sanha memastikan, karena ini terlalu berbahaya jika di lihat, "kau meragukan ku"

"Bukan, hanya saja!! Aku sedikit kurang percaya" Haechan merotasi matanya, "apa bedanya kalau begitu" sanha mengeluarkan cengiran nya dan membentuk peace di hadapan Haechan, "memang sih, aku sendiri juga takut, tapi apa boleh buat!! Sebelum hyungdeul yang menemukan orang itu lebih dulu"

"Tuhkan, Lebih baik kita katakan pada hyungdeul mbull" Haechan menatap tajam Jeno, "kalau kau takut, pulang saja!! Biar aku dan sanha yang lakukan" Jeno kembali menggeleng, kalau soal rencana dan menggunakan otot Jeno masih bisa percaya diri, tapi kalau menggunakan otak?? Memang Haechan cerdas, tapi apa jaminan nya kalau mereka tidak akan kenapa napa, "aku hanya takut kau terluka mbull" terang nya jujur, sanha mengulas senyum tipis, "kita bisa jika saling percaya kan, kita matang kan dulu rencana nya, lalu kita lakukan perlahan lahan" Haechan mengangguk, tapi Jeno hanya diam. "Iya, atau kau ku usir Lee Jeno" ancam Haechan, Jeno mengangguk lesu, dia sudah pasrah dengan apa yang akan Haechan lakukan untuk mengetahui siapa dalang dari pengirim surat surat itu.

"Kami pulang dulu" pamit Haechan pada sanha, memang tadi sanha yang menjemput nya, tapi pada akhirnya mereka merencanakan ini di apartemen pemuda jakung itu, karena menurut sanha hanya tempat nya yang aman daripada di luar. "Eum, kalian hati-hati" Haechan melambai sebelum menghilang dari pintu lift, Jeno hanya diam dengan pikiran gusar nya, bagaimana kalau ketakutan nya terjadi saat mereka melakukan ide gila Haechan, jujur Jeno sangat takut, "tenang lah, aku berjanji kita akan baik-baik saja"

"Aku tidak mengkhawatirkan diriku, tapi kau Haechan" tatapan Jeno begitu dalam, meskipun mereka hanya berbeda dua bulan saja, Haechan tetap adiknya, dan sudah sepatutnya Jeno menjaga Haechan, "jangan takut, selama ada kau, aku akan aman kan" senyum itu, senyum yang Jeno benci. Senyum yang selalu di tunjukkan Haechan ketika dirinya tidak baik baik saja, tapi tetap tersenyum seolah tidak ada yang terjadi, Jeno membenci senyum palsu itu.



















Jeng jeng jeng jeng

Haechan mau ngapain yoroboun.🤔🤫

Sanha akan muncul beberapa kali ya gaess, harap senang dengan kemunculan bocah tinggi itu.

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang