36).

4.8K 428 20
                                    


Memasuki rumah kosong, yang sudah lama terbengkalai tidak membuat Haechan takut, tapi yang sebenarnya ia takutkan adalah?? Jika seseorang tiba-tiba saja menyakiti nya atau bahkan benar benar membawa dirinya pergi dari semua orang. Memang Jeno dan Sanha memantau nya, tapi mereka hanya bisa mendengar setiap pergerakan Haechan, tidak semua yang Haechan lihat mereka juga melihat nya.

Di dalam kemeja yang Haechan pakai terpasang kamera yang sangat kecil, dan juga penyadap suara, bagaimana Haechan bisa sampai ke tempat ini??

Flashback

Kali ini Haechan menunggu orang itu, benar benar menunggu. Jika biasanya orang itu yang menunggu Haechan di setiap tempat, maka kini Haechan menunggu nya di sebuah taman, dan taman itu sengaja di kosongkan oleh Sanha. Mereka akan memulai misi nya dengan mengajak orang itu untuk bertemu, di mana pun, asal mereka tau siapa dalang di balik surat surat Haechan yang selama ini ia terima.

Benar saja, di depan Haechan jarak beberapa meter dari pandangan nya, ada seseorang yang mencurigakan, memakai pakaian serba hitam dan tertutup, lalu berjalan ke arah Haechan dengan santai tapi seperti ingin menusuk lawan nya, ntahlah!! Jantung Haechan merasa di remas ketika sosok itu mulai mendekat.

Meletakkan sebuah surat lagi, lalu hendak pergi segera dari sana sebelum suara Haechan menghentikan langkah nya.

"Ayo bertemu!! Hanya berdua, antara aku dan kau saja. Aku sudah muak dengan surat-surat mu, aku ingin tau seperti apa wajahmu" sosok itu diam, tapi beberapa saat dia mengambil sebuah note di saku nya dan juga bulpen, Haechan melirik nya, takut-takut jika dia mengeluarkan pisau atau senjata lainnya.

Setelah meletakkan note itu di pangkuan Haechan, lantas dia pergi begitu saja.

'oke, datang lah ke rumah kosong di ujung kota, aku akan menunggu disana'

Dengan membuang nafas nya kasar, Haechan memikirkan cara, bagaimana dia dan kedua temannya itu menemukan sosok yang selama ini mengganggu kehidupan nya.

Flashback end

"Aku datang" teriak Haechan lantang, bahkan suara nya bergema. Belum ada yang menyauti, Sanha dan Jeno masih setia menunggu dari balik laptop mereka, Jeno bahkan sampai menggigit bibir nya cemas.

Dia khawatir kalau orang itu akan menyakiti Haechan, "hai" mata Haechan membola, seorang lelaki. Sanha dan Jeno tidak bisa begitu jelas melihat wajah itu, karena kamera yang terpasang di kemeja Haechan tidak mengarah ke atas, hanya bisa melihat baju yang di kenakan si sosok yang begitu terobsesi pada Haechan.

"Aku sangat senang, kau yang mengajak ku bertemu dulu" Haechan tidak bergeming, sungguh!! Jantung nya serasa ingin melompat. "Kenapa kau melakukan ini" sosok itu tersenyum, tampan. Haechan akan mengakui nya, tapi dia lebih pantas di sebut psikopat. "Akhirnya,,, aku bisa menemui mu baby" Jeno mengerutkan keningnya, baby?? Panggilan itu biasanya dari hyungdeul ilichil untuk Haechan, tapi kenapa orang ini??

"Apa yang kau inginkan??" Jujur saja, Haechan sangat gugup saat ini, orang yang ada di depan nya menatap Haechan dalam, lalu mengitari tubuh Haechan dengan sesekali mengendus aroma nya, "kau" Haechan menegang, apa orang ini gila??

"Apa maumu, dan kenapa kau menginginkan ku" memberanikan diri, Haechan membalas tatapan dalam itu dengan tajam, "semua nya, aku menginginkan semua yang kau punya!! Tubuh mu, hati mu, kasih sayang mu" orang itu kembali mengitari tubuh Haechan, "aku menginginkan dirimu baby" bisik nya, Jeno masih mendengar bisikan itu, dia tidak bisa membayangkan betapa ketakutan Haechan berada di satu ruangan dengan orang gila seperti lelaki itu.

"Sebenarnya!! Apa yang membuat mu menginginkan ku" tawa keras si lelaki yang di temui Haechan begitu mengerikan, "kan aku sudah bilang, aku mau kau sayang"  belum Haechan menjawab lagi, sebuah suntikan menancap di bahu nya, "eunghhh, Jenhh oohh" kesadaran Haechan terenggut, merasa ada yang tidak beres pada sahabat nya, Jeno menghiraukan teriakan Sanha, dan yang lebih mengejutkan lagi saat Jeno sampai di rumah kosong itu, semua hyungdeul nya ada di sana.

"Brengsek,"

"Keparat"

"Shit"

Umpatan-umpatan dari mereka membuat Jeno semakin meneguk kasar ludahnya, "akan ku kejar kau, sampai ke lubang semut sekali pun" desis Yuta tajam, Jeno tau!! Dia terlambat untuk menyelamatkan Haechan sebelum dibawa pergi oleh sosok lelaki tadi,   "Hyung" panggil Jeno pelan, Johnny dan Taeyong menatap nya tajam. "Sudah ku katakan, bilang pada kami, apapun yang ingin Haechan lakukan!! Sekarang lihat, orang gila itu menculik Haechan kan" nada Taeyong begitu tajam, semua ucapan nya menekan Jeno, melangkah mundur. Jeno ketakutan, "mian"

"Hanya itu yang kau bisa, hiks, Haechan ku bagaimana??" Tanya Doyoung khawatir, Mark menatap Jeno datar, apa setidak berguna nya dia sampai Jeno dan Haechan tidak mempercayai mereka. "Aku minta maaf" sesal Jeno, Sanha menyusul. Tatapan nya terkejut mendapati semua Hyung Haechan berada di sana, "ka- kalian"

Semua orang menoleh, namja ini juga terlibat dengan ide Haechan, dan tidak mengatakan pada siapapun akan hal gila itu, berujung dengan Haechan yang menghilang. "Kita berpencar, orang-orang ku sudah menyebar" ujar Jaehyun, mereka langsung bergerak bahkan Mark menyeret Jeno ikut dengan nya, Sanha?? Mereka tidak peduli apa yang akan di lakukan pemuda itu, "aku di tinggal" gumam Sanha pelan.

Member yang membuntuti Haechan tadi, menyebar, seperti apa perintah Jaehyun mereka tidak takut karena orang suruhan Jaehyun berada di sekeliling mereka, "kita ke kanan!! Kalian ke arah sebaliknya" Johnny mengangguk, mobil satu dan dua melaju ke kanan, lalu mobil ketiga memutar arah, mobil satu di isi Johnny sebagai supir, lalu Taeyong, Doyoung, mobil kedua ada Mark, Jeno dan Yuta yang menyetir, mobil selanjutnya di isi Jaehyun, Jungwoo, dan Sanha. Iya, Sanha memilih ikut mereka daripada sendirian.

"Eum,, aku menemukan tempat Haechan" ucap Sanha takut, karena aura Jaehyun sungguh membuat nya menciut, seperti,,,?? "Katakan" bahkan Hyung tampan nya Haechan itu, menjawab tanpa menoleh pada nya, "pelabuhan, di ujung pedesaan" cicit Sanha, dia juga yang memasang pelacak pada sepatu Haechan, kenapa di sepatu?? Karena tempat itu yang aman, lihatlah kamera sekecil itu saja bisa di temukan oleh lelaki gila itu, dan juga alat penyadap nya di injak bersamaan dengan kamera kecil tersebut. "Haechan, kumohon bertahan" Jeno mengatupkan kedua tangannya di depan dada, berharap semoga sahabat nya selamat saat dia masih di perjalanan untuk menyusul dimana keberadaan Haechan, Jaehyun tadi memberi tau mereka kalau Sanha menemukan keberadaan Haechan, meskipun tidak yakin tapi setidaknya ada sedikit harapan mereka menemukan mangnae nya, "Hyung datang sayang, tunggu Hyung" batin Taeyong dengan air mata yang jatuh.

"Haechan-ie, Hyung mohon" lirih Doyoung, dia begitu kalut, bagaimana kalau Haechan terluka?? Bagaimana kalau Haechan dalam bahaya?? "Ngk, Haechan harus baik baik saja" lirih nya lagi, Johnny hanya memandang nya dari spion di depan nya, jujur Johnny sendiri merasa takut kalau terjadi sesuatu pada mangnae nya.

Setelah tiga puluh menit menyusuri pelabuhan, mereka tidak mendapatkan tanda tanda Haechan ada di sana, "dimana kau Haechan" gumam Jaehyun frustasi, "kau yakin tempat terakhir Haechan disini" tanya Jungwoo mendesak Sanha, "aku yakin" Sanha menunjukkan laptop nya, dimana titik merah yang berarti itu tanda Haechan ada disana sebelum nya. "Apa yang harus aku katakan pada keluarga nya kalau sampai terjadi hal buruk pada anak itu" tekan Jaehyun, dia marah!! Tentu saja, adiknya dalam keadaan tidak baik, lalu sekarang dia belum menemukan Haechan, "argh,,, " teriak Jaehyun frustasi, Jungwoo sampai kaget mendengar nya.

"Hyung,,,," suara pelan itu, Doyoung seperti mengenal nya, tapi samar!! Semoga saja bukan setan, pikir nya. "Hyung,, tolong,,," suara lirih itu lagi, Doyoung mengedarkan pandangannya, tapi tidak menemukan siapa pun di sekitar sana. "Kenapa aku jadi merinding" gumam nya.

"Haechan" teriak Mark.


















Yeeeyyy,,, dah lama aku ngk gantung kalian 😂😂😂😂😂

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang