The Other Side

844 68 7
                                    

Hari ini kelas PTIH adalah kelas pertama disenin pagi ini, El datang bersama teman Hufflepuffnya, mereka datang tepat sebelum Professor Riddle datang. El duduk bersama Susan, sedangkan Hannah bersama Ernie, Justin? entahlah dia agak terlambat katanya jadi menyuruh mereka untuk duluan.

Sejak mereka masuk suasana kelas yang tadinya tenang dan senyap karena masih banyak yang mengantuk menjadi berisik, saat mereka tiba membuat banyak pandangangan mata tidak suka kepada mereka terlebih kepada El yang kini masih tertawa terbahak mendengar cerita dari susan, sedangkan temannya yang lain hanya terkekeh geli mendengar tawa El.

"Bisakah kau diam?! tidakkah kau melihat banyak yang terganggu dengan suaramu?!" ahh Granger lagi.

"Oh, iyakah? kalau begitu maaf semua. Aku akan mengecilkan suaraku, oh ya ngomong-ngomong Granger kau tidak mandi ya? wajahmu kusut sekali dan rambutmu itu ya ampun ck..ck..ck..." ucap El dengan suara lantang dan dengan sedikit mengejek Hermione diakhir, ia masih kesal karena gadis itu memukul kepalanya dengan buku.

"Here we go again, Ernie.." Ernie mengangguki ucapan Hannah.

"Tutup mulutmu, Malfoy. Aku sudah mandi, aku sudah sangat cantik seperti ini. Matamu memang rusak." El mendelik tak terima, namun iya tetap santai dalam membalasnya.

"Tidak, matanya tidak rusak memang penampilanmu saja yang seperti gembel, Mudblood." semua mata teralihkan dari kedua gadis tadi ke arah seorang pemuda bersurai sama seperti El yang kini sedang menyeringai menatap Hermione.

"Shut up, Malfoy!" seru Ron tak terima temannya dihina.

"Jangan dengarkan dia, Hermione." Harry mengusap-usap bahu temannya dan memalingkan wajah gadis itu untuk tidak menatap kedua Malfoy pembuat onar tersebut.

"Percuma saja kami memberi tahumu, kau sangat tidak sadar diri." teman-temannya tertawa dibelakang sana membuat El menyeringai lalu kembali menatap Hermione yang sudah hampir menangis, ia akan kalah jika dengan kakaknya.

"Ahaha.. benar sekali Draco. Ayo toss!" El menghampiri Draco mengangkat telapak tangannya, namun diabaikan olehnya Membuatnya sedikit malu.

"Minggir, kau. Aku masih marah denganmu." ucap pemuda itu kasar dan berjalan begitu saja melewati adiknya yang masih mengangkat tangannya.

"Sialan, bagaimana aku bisa lupa." gerutu El mengingat pertengkaran yang terjadi antara dia dengan kakak kembarnya.

"Good Morning, class." suara dingin tersebut menginstruksi El untuk kembali duduk.

"Buka halaman 320 dan ringkas tiga bab mengenai Kutukan Darah." lalu murid-muridnya mulai disibukkan untuk menulis setelah dia berucap. Sedangkan dia memilih diam sambil berkeliling mengamati satu-persatu muridnya.

"Astaga, aku lupa membawa pena. Susan, kau ada pena dua?" El bertanya pada Susan yang duduk dengannya.

"Tidak, hanya satu coba kau pinjam Ernie dia punya banyak." El melirik kearah tempat duduk Ernie dan Hannah yang berada dibarisan sebelah kanannya dan sedikit kedepan membuatnya memanjangkan tubuhnya untuk memanggil Ernie.

"Ernie, pinjam penamu satu. Aku melupakannya dikamar." bisik El tidak mau dipergoki sang Professor.

Namun sialnya si pemuda tampak tidak mendengarnya dan malah asyik menulis tampak tidak terganggu.

"Stt..Ernieee..woy" bisiknya lagi mencoba meraih jubah panjang pemuda itu, namun tidak bisa. sedangkan Ernie masih tidak bergeming.

"Hiisshh.. dasar Ernie budeg." ia semakin memanjangkan tubuhnya untuk menggapai kepala pemuda itu dan memukulnya dengan keras karena dia kelewat kesal.

PROFESSOR RIDDLE (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang