24

174 23 1
                                    

"Indo, kau tidak seharusnya berkata seperti itu pada UN. Apa kau tidak diajari sopan santun hah?" Ucap ASEAN memarahi indo diruang keluarga.

"Apa aku peduli? Lagipun, ini urusan pribadi kami berdua. Kalian semua tidak berhak ikut campur. Dan, jika kalian tidak mengetahui apa yang sebenarnya, lebih baik diam saja" ucap indo dengan wajah dingin dan mata tajam.

"Jika memang kalian punya masalah, terserah saja. Tapi cobalah bersifat sopan padanya indo. Papah takut jika saja UN marah dan melakukan hal berbahaya padamu" jelas ASEAN.

Indo terkekeh yang membuat semua orang disana merasa bingung. "Aku? bersikap sopan? Hahahahahaha"

"Kenapa?" Tanya ASEAN.

Wajah indo kembali menjadi datar nan dingin lagi. "Untuk apa aku bersikap sopan pada pembunuh?" Indo kemudian menyeringai.

"Pe-pembunuh?" Tanya ASEAN tak percaya.

"Apa? Jika kalian bisa mengingatnya, waktu itu kalian juga diam saja. Tak menghentikan tuan UN sama sekali" ucap indo lagi dengan senyuman licik.

"Mereka ngga bakal inget goblok" ucap PKI.

"Gue juga tau anying. Gue cuma pengen bikin mereka diem aja" sahut indo.

Indo kemudian pergi dari sana. Pergi menuju rumahnya sendiri. Sedangkan para anak asteng dan ASEAN, mereka hanya diam tak percaya. ASEAN kemudian berlari kekamarnya. Beberapa menit kemudian dia turun dengan kunci mobil ditangannya.

"Papah, mau kemana?" Tanya thai.

"Papah ke kantor sebentar!" jawab ASEAN yang langsung berlari menuju garasi, memasuki mobilnya dan menjalankan mobil itu dengan mengebut.

Sesampainya di gedung pusat, ASEAN turun dengan buru-buru dan memasuki ruangan milik UN. ASEAN yang sedang buru-buru itu langsung mendobrak pintu UN dan tanpa sengaja hampir terjatuh. Untung saja UN dengan sigap menangkap ASEAN.

ASEAN yang lebih pendek dari UN itu langsung mencengkram pelan kedua bahu UN dan mendongakkan kepalanya melihat wajah UN. UN yang tak paham hanya diam dengan wajah bingung.

"UN! Boleh aku bertanya?" Tanya ASEAN.

"Uh.. Boleh"

ASEAN yang masih mencengkram UN pun menempelkan badannya pada badan UN dan mencengkram semakin kencang. Namun itu tidak akan menyakiti UN.

"Apa kau benar pembunuh" tanya ASEAN dengan wajah yang seperti ingin menangis.

"A.. Uh..." 'Wajahnya terlalu... Akh' batin UN dengan wajah sedikit merona merah.

"Jawab aku UN" ucap ASEAN lagi.

"...." UN kemudian memeluk ASEAN dengan cepat. ASEAN sedikit tersentak karenanya.

"Maaf, gue ngga bisa ngasih tau sekarang. Tapi gue yakin, suatu saat lu pasti tau" ucap UN yang masih memeluk ASEAN.

"A-apa maksudmu? Kenapa tidak sekarang?" Tanya ASEAN pelan.

Tiba-tiba EU masuk kedalam ruangan UN. Dengan cepat dia menarik ASEAN dari pelukan UN. Ia menarik ASEAN ke dekapannya sendiri. Matanya tetap menatap UN dengan tajam seperti memiliki dendam.

"SEAN, gue udah bilang kan, jaga jarak sama dia" ucap EU yang masih saja menatap UN. UN yang mendengarnya pun hanya menunduk. Matanya memancarkan penyesalan yang mendalam.

"Tapi... Kenapa?" Tanya ASEAN sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah EU.

"Bisa aja lu luka kalo terus sama dia!"

ASEAN kemudian menatap kearah UN. Namun badannya masih setia dalam pelukan EU. Walaupun dia seorang lelaki, namun badannya lumayan pendek. Lebih tepatnya seukuran dengan WHO yang merupakan seorang wanita.

"A.. Aku pergi" ucap UN seraya pergi dari ruangannya.

Melihat UN sudah pergi, EU menghela nafas lelah. ASEAN hanya menatap EU bingung dan khawatir dengan UN. Pasalnya, UN keluar dengan wajah sedih.

"Uhm.. E-EU..." Panggil ASEAN.

"Diamlah! Lu ngga liat gue lagi marah hah?!" Seru EU dengan sedikit membentak.

ASEAN sedikit terkejut, dia tak pernah dibentak sekalipun selama dia kecil. Karena, dia selalu dijaga agar tak terluka dari fisik maupun mental. Dari kecil, ASEAN memiliki kesensitifan yang tinggi. Walau semakin dewasa dan dia semakin bisa mengendalikannya, tetap saja dia akan langsung terluka bila diperlakukan kasar dan dibentak.

ASEAN menundukkan kepalanya, menatap tangannya yang berada didepan dada EU yang masih memeluknya.

"Ma-maaf... A-aku ti-tidak tau" ucap ASEAN pelan.

EU yang mendengarnya otomatis langsung menatap ASEAN. Dia tak bisa memandang wajah ASEAN namun dia yakin kalau sekarang orang yang berada dipelukannya iu sedang menahan tangis.

"Ngga ngga, gue yang minta maaf. Maaf udah bentak lu ya" ucap EU lembut. 'Gue janji...., gue yakin bisa lindungin lu dari masalah apapun...SEAN' batin EU.

»»——⍟——««

Dikamar, russia sedang tidur dengan pulas. Sepertinya dia kelelahan, karna itu dia sampai tak sadar kalau ada seseorang yang mendekatinya.

Dia adalah orang berbaju hitam yang waktu itu. Dengan langkah lambat dia mendekati russia dan memegang dagu russia lembut. Mulutnya membentuk seringaian licik sementara matanya terus menatap russia yang tengah tertidur itu.

"Selamat malam nona ku" ucap orang itu dengan lembut.

»»——⍟——««

"Akh, sial" ucap indo sambil memegang pundaknya yang berdarah.

Beberapa saat kemudian, pales datang dari dalam rumah indo dan keluar kehalaman belakang. Dia langsung mengobati indo dengan lembut dan hati-hati.

"Gue yang luka kok lu yang ngeri gitu sih?" Tanya indo.

"E-ehehe. Pasti sakit kan?" Sahut pales.

"Ngga, kan udah diobatin pales" jawab indo lembut.

"Hilih, palingan omong doang"

Indo terkekeh mendengar jawaban dari pales. Sementara pales menatapnya dengan jengkel. Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening dan canggung. Pales yang ingin bertanya tapi tidak jadi karena dia ragu.

"Ada apa?" Tanya indo dengan lembut. Pales yang sudah selesai mengobati pun langsung duduk manis disamping indo sambil menatapnya ragu.

"Uhm... Be-begini. Kapan kita bisa kembali kesana?" Tanya pales.

Mendengar pertanyaan pales, indo langsung terdiam. Dia kemudian mengelus kepala pales dengan lembut.

"Sabar ya, mungkin sebentar lagi" sahut indo.

"Emang ngga ada cara lain buat balik kesana?" Tanya pales.

Indo menggeleng. "Kita harus lawan dia kalo mau balik kesana" sahutnya pelan. "Emang kenapa? Pengen banget kayanya balik kesana lagi"

"... hiks..." Indo yang mendengar isakan milik pales pun langsung menatapnya khawatir. "Kangen sama picky!!" Seru pales sambil cemberut.

Indo terkekeh namun dengan mata sendu. "Ya, gue juga kangen sama Icky"

JATORRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang