"Semua sudah siap?""Siap kapten!" balas Karina, Anton dan Leon secara bersamaan.
Jeno pun merasa gemas melihat sang istri yang begitu lucu dengan gaun ibu hamil nya. Perut buncitnya sangat besar dan bulat. Pipi Karina pun semakin tembam selama kehamilan ini. Dan Jeno suka melihatnya.
"Let's go!" ucap Jeno lalu melajukan mobilnya menuju Mokpo.
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih dua jam akhirnya mereka sampai di salah satu restoran terkenal di daerah sana.
Restoran itu menyediakan tempat pemancingan yang begitu luas dan tempat makan yang nyaman.
Para chef pun berjejeran di dekat area pemancingan agar hasil pancingan pelanggan dapat langsung di olah menjadi masakan lezat.
"Appa lihat! Kakek itu mendapatkan ikan besar!" pekik Leon yang begitu takjub melihat ikan yang begitu besar.
"Kita sudah duduk di sini satu jam lamanya namun satu ikan pun tidak mau mampir ke kail kita" keluh Anton sambil mengecek alat pancingnya.
"Tunggu sebentar lagi sayang. Kita pasti juga akan mendapatkan ikan sebesar mereka!" ucap Jeno memberikan semangat pada kedua buah hatinya agar tidak berkecil hati.
"Hah, Leon lelah!. Leon mau menyusul eomma saja!" ucap Leon lalu manaruh pancingnya dan berlari menyusul sang ibu yang asik meminum jus semangka.
"Eomma, Leon mau!" pinta Leon yang ingin meminum jus semangka juga.
"Sudah lelah ya? Sini duduk saja dengan eomma" ujar Karina sambil menggeser kursi yang tidak jauh dari sisinya.
"Appa payah sekali! Sebaiknya kita langsung pesan saja! Di sana ada ikan yang sudah mati" ucap Anton yang melihat Jeno lagi lagi menelan kekecewaan lantaran ia hanya mendapat ikan kecil yang seukuran jari kelingking.
Jeno yang di ejek payah pun mengakui julukan itu. Sebenarnya dia sangat payah dalam hal memancing. Namun saat melihat kekecewaan dari anaknya ia mulai tersadar jika ini semua membuang-buang waktu saja.
"Ahaha, baiklah kita pesan langsung saja! Anton yang pilih ikannya ya?"
"Oke, serahkan semuanya pada Anton. Appa duduk saja bersama eomma" ujar Anton sambil berjalan penuh percaya diri menghampiri para chef di sana.
Dengan lesu, Jeno berjalan menyusul sang istri dan Leon yang asik meminum jus.
"Mana ikannya?" tanya Karina sambil menahan tawanya.
"Ikannya masih di kolam. Mereka tidak mau ku makan" jawaban lucu Jeno mampu membuat Karina dan Leon tertawa terpingkal.
"Hahaha. Ya sudah kau duduk saja. Tunggu Anton memesan makanan kita" ucap Karina lalu menarik Jeno untuk duduk di sampingnya.
Tidak lama Anton pun kembali dan tiga puluh menit kemudian semua makanan yang di pesan Anton sudah di hidangkan.
Mereka pun makan dengan nikmat hingga suara pekikan Karina membuat Jeno terkejut.
"Aw!" pekik Karina sambil memegang perutnya yang terasa sangat kencang.
"Sayang, ada apa? Perutmu sakit?" tanya Jeno mulai khawatir saat melihat peluh yang mulai membasahi wajah sang istri.
"Baby sudah mulai mendorong panggulku Jen. Sepertinya sebentar lagi aku akan melahirkan!" ucap Karina sambil mencoba mengatur napasnya.
Anton dan Leon pun tidak kalah cemas nya memandang sang ibu yang tengah kesakitan.
"Kau tenang ya sayang. Aku akan membayar dulu dan kalian tolong bereskan tas appa dan eomma ya?" perintah Jeno pada kedua anaknya.
Kontraksi Karina semakin sering dan rasanya ia tidak bisa menahan untuk segera mengejan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful I Jeno X Karina ✔
Fanfiction[END] Perselingkuhan membuat rumah tangga mereka berada di ujung tanduk. Apakah Karina dan Jeno bisa bersatu hingga maut memisahkan?. . . ©Dmalevolus