Chapter 18 : Aku terlalu porak poranda

577 110 549
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

°°°°

Tubuh Anne seketika menegang, bak tersambar petir di terik siang. Kalimat yang baru saja Bella ucapkan berhasil mengoyak dan mencabik habis pertahanan dirinya, hingga wajahnya perlahan tertunduk dengan nafas yang memburu. Masih berusaha menyembunyikan kehancurannya dari sahabatnya, dia masih harus menjaga nama baik suaminya dan masih harus menjaga harga dirinya.

"Anne, aku khawatir. Apakah kau kebetulan mengenal mereka?"

Anne masih mencengkram tali tasnya dengan kuat, belum mampu mengangkat wajahnya meski hanya untuk menatap Bella yang terlihat sungguh mencemaskannya.

"Kapan wanita itu datang lagi, Bella?" tanya Anne dengan suara bergetar yang tidak mampu dia kendalikan.

"Lima hari lagi, Anne. Kantung kehamilannya belum terlihat jadi aku menyarankannya untuk kembali kemari lima hari lagi." jelas Bella yang tidak melepaskan genggamannya dari tangan Anne sedikitpun.

"Lima hari lagi." Anne bergumam, kali ini sudah mampu mengangkat wajahnya meski wajah itu terlihat semakin pucat.

"Demi Tuhan, Joanne. Wajahmu benar-benar pucat!"

"Aku baik-baik saja, Bella. Tapi maaf sepertinya aku tidak bisa makan siang bersamamu karena ada satu hal yang harus ku selesaikan lebih dulu. Aku permisi." Anne beranjak dari duduknya diikuti oleh Bella yang berpikir untuk mengantar sahabatnya ini sampai ke mobilnya namun Anne menolak dan meninggalkan Bella di depan pintu lift yang perlahan tertutup pelan dengan semua kekhawatirannya.

Tubuh Anne bagai tak bertulang sekarang, lemah selemah-lemahnya hingga dia harus meremas kuat besi pada dinding lift untuk menopang tubuhnya agar tidak terduduk di lantai dengan menyedihkan.

"Bukan Namu ..." Anne meremas kuat dadanya dengan peluh yang semakin membanjiri dahinya. "Pria tadi bukan suamiku." ucapnya berulang-ulang kali seraya melangkah tertatih dan membuka pintu mobil dengan nafas yang tersendat-sendat.

Joanne seperti akan mati. Rasanya seperti akan mati.

Nafasnya sesak, tubuhnya menggigil kedinginan, dengan peluh yang terus keluar membanjir, juga kedua tangannya yang gemetar karena menahan semua reaksi dari kecemasan yang tidak bisa dia kendalikan.

"Aku tidak boleh seperti ini. Aku ..." Dengan tangan bergetar Anne mencari tombol engine start dan cukup membutuhkan waktu untuk menemukannya sebelum mesin mobilnya menyala. "Aku," Anne kembali menghela nafas panjang seraya mencengkram kuat kemudi untuk menghentikan gemetar pada kedua tangan itu. "Tidak boleh seperti ini."

The Mistake KIM NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang