37).

4.9K 459 19
                                    


"Haechan" pekik Mark dengan kuat, sontak saja atensi semua orang langsung mengalih pada Mark, lalu mata mereka terbelalak melihat penampilan Haechan yang sangat berantakan dengan noda darah di baju lelaki manis itu, Jeno berlari kencang sebelum sahabat nya membentur tanah.

Brugh

"Haechan-ie, Haechan, kumohon, jeball" Jeno mengguncang pelan tubuh lemas itu, Haechan tidak merespon nya, yang mana membuat Jeno takut setengah mati. Semua orang berlari menghampiri, Jeno memangku kepala Haechan dengan menggenggam tangan nya erat, Sanha menutup mulutnya terkejut, Taeyong dan Johnny mengepal kuat tangan mereka, Doyoung histeris melihat betapa pucat nya Haechan, apalagi darah yang ada di beberapa bagian baju nya, ntah itu darah Haechan sendiri atau orang yang membawa nya tadi, meringis sakit, Haechan memaksa matanya untuk terbuka. "Aku,,, hiks pembunuh,,," lirihnya dengan isakan kecil, Jeno menggeleng, dia tau kalau Haechan melakukan itu untuk membela diri, "kau orang baik, kau tidak akan melakukan itu tanpa alasan" jawab Jeno, Haechan semakin meringis. Jungwoo memakai kan jaket nya pada Haechan, Mark ikut terduduk dengan memegang tangan Haechan yang satu nya, "kenapa jadi begini" sendu Mark, "aku membunuhnya Hyung" lirih Haechan, Jeno tersenyum, dia yakin Haechan tidak sengaja melakukan itu, dia senang Haechan kembali meskipun keadaan memprihatinkan, "kita ke rumah sakit ya" Haechan mengangguk lemah, Jeno segera menggendong nya, membawa Haechan dengan tergesa menuju mobil, sedangkan Jaehyun dan Johnny tinggal untuk mengurus orang tadi.

"Kalian duluan saja, biar aku dan Johnny Hyung yang tangani" ujar Jaehyun, Mark mengangguk lalu menyusul Jeno yang sudah melaju lebih dulu, Sanha tidak bisa  percaya dengan apa yang di lihat nya baru saja, sahabat nya tak berdaya di depan mata nya, dan itu karena rencana yang mereka buat, Sanha menyesal!!.

Di koridor rumah sakit, jejak lari dari kaki Jeno dan yang lain kini memenuhi sisi sunyi lorong itu, beradu dengan brankar yang terisi tubuh lemas Haechan, Jeno tidak pernah melepaskan genggaman nya, dia selalu bergumam kata maaf karena membiarkan Haechan terluka, saat tau perut Haechan tertusuk dan darah tadi berasal dari luka di perut Haechan, Jeno meremat kuat tangan nya memukul kepala nya sendiri berulang kali, Jeno terlalu ceroboh meninggalkan Haechan dan membiarkan sahabat nya itu memasuki rumah kosong sendirian, "maaf" hanya kata itu yang terus terucap.

Menunggu di luar ruangan UGD, Jeno tidak beranjak sedikit pun dari duduknya, dia terus mengamati tangan nya yang berlumuran darah Haechan, dia kecewa pada diri nya sendiri, Jeno takut jika Haechan akan meninggalkan nya, Jeno tidak mau.

"Jen, basuh tangan mu dulu" Doyoung sudah lebih tenang, meskipun masih sesegukan, Taeyong?? Dia yang paling takut dengan keadaan Haechan, rasanya kepala Taeyong ingin pecah, kemungkinan yang tidak ingin Taeyong dengar dan rasakan, semoga Haechan baik baik saja. "Aku baik Hyung, aku mau menunggu Haechan" Sanha menatap Jeno sendu, ini juga bisa di bilang karena ulah nya, karena Haechan merancang ide ini bersama dia dan Jeno, "aku minta maaf" Sanha dengan memberanikan diri menatap Jeno, "semua sudah terjadi, apa dengan kau meminta maaf!! Haechan akan sembuh seperti semula" bukan maksud Taeyong ingin menyalahkan Sanha, hanya saja pikiran nya sedang kalut karena Haechan. Sanha mengatupkan mulutnya rapat-rapat, dia tau kalau Taeyong pasti marah, Yuta hanya memandang dingin nya lantai berwarna putih itu, otaknya memutar kembali tingkah Haechan pagi ini, sangat aneh karena tiba-tiba dia meminta pelukan Yuta karena dia berkata akan lama di luar untuk urusan nya, tanpa menaruh curiga Yuta memeluk mangnae yang sering merajuk pada nya karena lebih memilih Mark.

"Aku bodoh, kenapa aku tidak berpikir kesana" ucapan nya begitu tajam, aura yang di keluarkan Yuta seketika membuat mereka takut, Jungwoo langsung mundur karena tau kalau lelaki kelahiran jepang itu tengah menahan amarahnya. "Yuta, tenang lah" bisik Doyoung, "apa kau bisa tenang setelah melihat Haechan seperti ini" Doyoung terdiam, dia juga tidak bisa tenang sebelum Haechan di nyatakan baik baik saja, ini anak dreamis belum ada yang tau kecuali Jeno, dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika mereka tau kondisi Haechan sekarang.

"Jeno, ayo bersihkan tangan mu" ajak Mark lagi, meskipun dia juga sedih tapi melihat Jeno hanya menatap tangan bergetar dengan penuh darah itu membuat Mark semakin bersedih, "nanti saja Hyung" bahkan suara Jeno sangat berat, Mark tau kalau Jeno menahan agar tidak menangis, "nanti kalau Haechan bangun, terus melihat mu seperti ini, dia takut Jen!! Ayo aku temani" akhirnya Jeno menurut pada Mark, dia berjalan mengekori leader dream itu ke arah toilet, lalu membasuh wajah juga tangan nya, kalau yang ada di kaos nya, Jeno tidak bisa menghilangkan darah itu sekejap, butuh waktu. Jadi Jeno membiarkan noda itu membekas di baju nya.

Sudah tiga jam, tapi dokter belum juga ada yang keluar, ada tujuh dokter yang menangani Haechan, karena luka nya cukup dalam, Johnny dan Jaehyun bahkan sudah menyusul ke rumah sakit, tapi Haechan belum juga ada kabar kepastian, hanya seorang suster tadi yang keluar untuk mengambil peralatan yang di butuhkan dan mengatakan kalau Haechan tengah dalam keadaan kritis.

"Ya Tuhan,,," gumam Taeyong, dia sedari tadi bangkit dan duduk berulang, Doyoung tertidur karena lelah menangis, di bahu Jungwoo yang tidak berani bergerak karena takut membangunkan Hyung nya, Sanha?? Dia sudah di suruh pulang berkali kali tapi tidak mau, jadi mereka membiarkan saja. "Please Haechan!!" Jeno menatap pintu ruangan dimana Haechan sekarang berada, wajahnya menyendu kala mengingat lagi bagaimana wajah kesakitan anak itu.

Ponsel Jeno berdering sedari tadi, tapi tidak ia angkat, milik Taeyong juga berbunyi tapi sama saja, pikiran mereka kini hanya terpenuhi dengan bagaimana Haechan di dalam sana, "Tae, minum dulu" Johnny menyodorkan air mineral pada teman nya itu, "istirahat lah!! Kita gantian" Taeyong mengangguk, kepala nya teramat berat untuk memaksakan. "Yut" Yuta menoleh, Johnny tersenyum sendu, Yuta menghampiri nya lalu memeluk sahabat jakung nya itu, "Haechan baik baik saja kan John" tanya nya pelan, jujur dia memang tidak terlalu bisa menunjukkan afeksi nya pada mangnae nakal itu, tapi ketika Haechan tertidur cukup lama seperti ini membuat hati Yuta juga sakit, "yakin lah!! Dia anak yang kuat" bisik Johnny membalas pelukan pemuda jepang itu.

"Hyung," Jeno memanggil Mark yang duduk di sebelah nya, Mark menoleh tapi Jeno kembali diam, dia tidak bisa mengatakan pada Mark, betapa takut nya Jeno saat ini. "Gwenchana, kita sama-sama berdoa ya!! Doa kan Haechan cepat bangun" Mark tersenyum, mengusap punggung tegap Jeno dengan lembut, dia juga merasa bersalah karena keadaan Haechan, tapi dia masih bisa percaya kalau Haechan akan bertahan, dia bukan anak yang mudah menyerah.

"Cepat bangun Chan-i" batin Jeno.

"Hyung akan menunggu mu sayang" batin Taeyong.

"Haechan-ah, Hyung akan selalu memeluk mu kalau kau lekas bangun" bisik Yuta.

Yang lain hanya berdiam sambil menunggu kabar baik dari dokter atau siapapun yang berada di dalam, berharap kalau mangnae mereka akan kembali setelah melewati masa tersulit nya.




















Siapa yang minta Haechan gue luka😠

Susah wehh, huaaaa mian sayang, aku tidak bermaksud 🤧.

Kita berdoa, semoga di chap depan Haechan dahh bangun 🤲☺️

Nunggu 200Like lama juga eyyy,,,

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang