Bab 03. sakit?

23 6 1
                                    


Dia nyata tapi jika aku ingin memilikinya aku harus tertidur.
 
"Adiva aku mau berbicara sesuatu"ucap Tania dengan rasa malunya.

"Iya silahkan ada apa?"tanya Adiva yang penasaran dengan ucapan Tania.

"Aku mencintai Bagaskara"ucap Tania. Tania mencintai Angga bukan Bagaskara hanya saja Tania takut jika dia bilang kepada Adiva apakah pertemanannya akan hancur.

Bagaimana tidak mencintai Angga sedangkan dia laki-laki yang di idam-idamkan parah perempuan.

"Hah?serius sejak kapan?"tanya Adiva tidak percaya dengan ucapan Tania.

"Sudah lama hampir satu tahun" jawab Tania"maaf aku berbohong aku mencintai Angga sejak kamu memperkenalkan aku sama Angga dari situ aku mencintainya"ucap Tania dalam hatinya .

"Maaf jika selama ini saya sering bersama Bagaskara"ucap Adiva yang tidak enak dengan  Tania. Bagaimana jika Adiva tahu bahwa Angga lah yang Tania cintai bukan Bagaskara sakit?tentu saja.

"Aku ingin mengungkapkan perasaan aku sama Bagaskara "ucap Tania.

"Ayok silakan bilang. aku akan selalu mendukung keputusan kamu sama Bagaskara" jawab Adiva. Bagaimana tidak mendukungnya sedangkan Adiva sudah menganggap bahwa Tania seperti adiknya sendiri bukan sekedar persahabatan.

Bagaimana perasaan Adiva jika bukan Bagaskara yang Tania inginkan melainkan Angga. Laki - laki yang Adiva cintai sejak mereka Masi kecil. Bisa dibilang sampai sekarang karena melupakan tidak semudah mencintainya.

"Jika  ada perempuan yang mencintai Angga bagaimana perasaan mu?"tanya Tania. pertanyaan yang dari dulu Tania ingin tanyakan hanya saja Tania takut jika dia bilang kepada Adiva bagaimana dengan perasaan Adiva apakah mereka Masi berteman?

"Hmm. Ta-pi jika itu yang dia cintai engga papa"ucap Adiva entah apa yang ada pikiran nya yang jelas Adiva tidak bisa menerima nya.

"Saya bisa bersaing dengan seseorang yang mencintainya tapi saya tidak akan bisa bersaing dengan seseorang yang dia cintai"sambung Adiva bagaimana dengan perasaannya jika dia mengetahui sahabatnya lebih dekat di banding dia yang selalu di benci.

"Kamu ikhlas Adiva?" Tanya Tania.

Adiva tertawa lalu tersenyum mendengar ucapan Tania. ikhlas? Bagaimana bisa Adiva sangat mencintai Angga sebenci apapun Angga Adiva tetap mencintainya.

"Gimana jawabannya" ucap Tani.

#tring tring notif henpon Tania

# nomor Angga.

Angga: lagi dimana?

Tania melihat notif yang berasal dari ponselnya terdapat nama yang sedang mereka bicarakan.

Tania : rumah Adiva

Angga : anterin aku beli baju kamu bisa?

Tania: iya aku bisa

Angga : aku jemput kamu

Tania : engga usah ketemu di taman aja

Ready...

Adiva terdiam entah kenapa Adiva tidak sengaja melihat notif henpon Tania.

"Aku pulang dulu ya.nanti kapan-kapan kita cerita-cerita oke" ucap Tania yang mencairkan suasananya.

"Oh.iya terimakasih"jawab Adiva

Tania pergih meninggalkan Adiva.
Entah kenapa air mata Adiva keluar begitu saja.

"Kenapa nangis Non" ucap  bibi Tuty yang sudah berada di kamar Adiva.

Adiva langsung mengusap air matanya "engga papa kok bibi Tuty" ucap Adiva.

"Jangan boong Non bibi udah tahu lama tentang Non" jawab bibi Tuty yang penasaran dengan Adiva.

"Aku istirahat ya bi"ucap Adiva.

"Iya Non kalau ada apa-apa cerita ke bibi ya" ucap Bibi Tuty langsung meninggalkan Adiva.


Usai Yang Terlatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang