94|| Menerima Tantangan Al

9.2K 809 102
                                    


Hanya karena kita telah membuat pilihan yang buruk atau salah di masa lalu, tidak membatasi kita untuk membuat pilihan yang bijak dan baik saat ini- Toni Sorenson


MAla sedang menyeruput coklat panasnya. Sisa -sisa airmata masih terlihat. Alexis membawanya ke markasnya. Sebelumnya dia hanya ingin memastikan Mala pulang dengan selamat. Tapi dia malah melihat Mala keluar dari rumahnya dengan mengendarai motor dalam kecepatan tinggi. Al mencoba mengejarnya dan berhasil membawa Mala ke tempat aman.

"lo udah baikan?" tanya Al pada MAla yang masih sedikit terisak.

"Lo mau gue apakan laki-laki itu?" seru Al. Mala hanya menggeleng. 

"dia ngga salah Al, aku salah, pergi tanpa ijinnya" jawab Mala. Al menyugar rambutnya ke belakang. Tangannya mengepal. Dia menatap Mala yang sedang menunduk. Menahan tangisnya.

"YAudah lo istirahat, gue cari makan dulu" AL berkata sambil berjalan keluar ruangan. 

"Kenapa kamu ngga mau dengar penjelasan aku Kha?" Mala berusaha untuk tak menangis. Dia memegang dadanya yang terasa sesak. Menahan kekecewaan yang teramat dalam.

Al tak benar-benar pergi. Dia mengawasi Mala dari kejauhan. Dia tahu Mala sangat mencintai laki-laki itu. Dia bahkan menangis karena laki-laki itu. Meski laki-laki itu telah menyakitinya. Entah sengaja atau tidak.

**

Semua berada di ruang tengah. Menunggu info dari Ares dan kawan-kawan. Zayyan berlari masuk ke dalam rumah dengan badan basah kuyup.

"Gue ngga bisa nemuin Mala, maaf"

"kita hanya menemukan motor Rakha dipinggir jalan, kita sudah membawanya pulang"

"Maaf, karena kita kurang paham daerah sini, kita ngga bisa mencari lebih jauh"

"biar gue yang cari" Rakha turun dari tangga.

"tunggu Rakh, lo belum pulih benar" Afan mencoba menahan langkah Rakha tapi ditepis .

"Gua ngga bisa tinggal diam, gue harus cari Mala, sedikit banyak gue hapal lokasi sini" Rakha merebut kunci motornya dari tangan Zayyan.

Para gadis hanya bisa terdiam. Tak ada yang bisa mereka lakukan, Mala bahkan tak membawa ponselnya. Mereka hanya bisa berdoa agar Mala baik-baik saja dimanapun dia berada sekarang.

"Ini semua salah gue, gue salah karena ngga ngasih dia kesempatan buat jelasin " sesal Rakha

"gue paham Rakh, tapi kondisi lo ngga memungkinkan" Gibran mencoba menasehati 

"bener kata Gibran, biar kita yang cari" sahut Sinyo.

Tapi percuma sepertinya menasehati Rakha, jika sudah berkehendak tak akan ada yang bisa melarangnya. Apalagi jika ini berhubungan dengan Mala. 

"lepas! gue tetep bakal cari Mala" 

Baru saja dia hendak melangkah sebuah pesan masuk . Sebuah pesan singkat dari nomor tak dikenal. Yang mengirimkan sebuah lokasi .

"dia di sini"

Tanpa banyak menduga Rakha tahu jika nomor itu memberitahunya lokasi Mala berada. Dia bergegas berlari menaiki motornya. Melajukan motornya menerjang hujan.

"ikuti " sebagian anggota Zero mengikuti Rakha. Sebagian lagi berjaga di rumah Rakha. Dengan sekali melihat dia tahu dimana lokasi itu berada. Rakha sampai di sebuah rumah, dengan beberapa orang berjaga di depannya.

Rakha turun dari motornya dengan tergesa, dia di hadang saat hendak masuk ke dalam. Ares, NIo , Aden dan Zayyan yang baru saja datang segera memasang kuda-kuda. Mereka tahu orang-orang itu yang menyerang mereka kemarin. Rakha memberi isyarat dengan tangannya untuk tidak menyerang jika mereka tidak memulai. 

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang