Chapter 21 - A Goddess

92 9 0
                                    

🌸 A Goddess 🌸
(Sang Dewi)






♩✧♪●♩○♬

"Jadi begitu! Aku mengerti sekarang!" serunya dengan berbinar.

"Eh? Mengerti apa Aya-chan?"

"Tidak ada! Ah aku lapar, bagaimana jika kita pergi ke toko yang ada disana?" Tanpa persetujuannya Ayaka menarik tangan Hideki untuk mengikutinya ke toko yang dimaksud.

"Wahh semuanya terlihat enak~" gumam Ayaka melihat makanan yang terpajang di toko itu.

Barulah gadis itu menyadari bahwa toko ini merupakan salah satu toko yang terkenal karena makanan yang disajikan sangat enak dan rumornya yang mengolah makanan itu memiliki skill memasak yang luar biasa.

"Tolong bawakan semua makanan terenak serta yang terlaris disini!" seru gadis itu yang langsung dituruti oleh pelayan.

"Eh? Aya-chan kamu yakin akan membeli makanan sebanyak itu?" tanya Hideki ketika melihat belanjaan yang dibawa Ayaka.

"Hehe, ini untuk onii-chan dan selebihnya akan kuberikan pada temanku," kata Ayaka sambil menyerahkan satu kotak berisi dorayaki pada Hideki.

"Lalu yang ini kita makan bersama! Sebentar lagi aku harus pergi," ujarnya yang diangguki Hideki.

Dango, makanan yang sedang mereka berdua makan sekarang. Hideki sebenarnya tidak menyukai makanan manis tapi demi Ayaka dia rela memakan apa saja.

"Kwakk pergilah ke kediaman Oyakata-sama! Kau harus menyerahkan laporan dan menjalankan misi setelahnya! Kwakk kwakk!!" Reika datang mengusik kedamaian dia saudara itu.

"Dia gagak kasugai milikmu? Berisik sekali, lebih baik kau menyembelihnya dan meminta gagak kasugai yang baru," ujar Hideki dingin.

Mendengar hal itu Reika langsung kabur dengan suara berisiknya, Ayaka menghela nafas lega karena setidaknya dia akan aman tanpa direcoki gagak rese itu meski cuma dalam beberapa saat.

"Makasih onii-chan, aku juga terkadang mempunyai niat untuk menyembelihnya. Tapi untungnya stok kesabaran ku masih banyak."

Mereka berdua tertawa kecil, Ayaka lalu merapikan haori kakaknya yang agak berantakan setelah berlarian tadi, dia juga merapikan rambutnya yang acak-acakan sambil mencuri satu kecupan di dahinya.

"Aku pergi ya, jaga dirimu baik-baik! Aku pasti akan pulang lagi dalam waktu dekat. Kamu harus selalu sehat, aku akan menunggu saat nii-chan bisa mengangkat satu batang pohon dengan mudah!" tutur Ayaka lembut.

Hideki tersenyum kemudian mengelus rambut pirang emas milik Ayaka, "Kamu juga ... tidak perlu menjadi sempurna cukup lakukan yang terbaik! Dan jangan lupa untuk selalu bahagia," ujarnya tulus.


🌼

Setelah berpamitan dengan Hideki Ayaka langsung bergegas pergi, tapi bukan langsung menuju ke kediaman Oyakata-sama melainkan dia sibuk mencari tempat yang sepi.

Setelah menemukan tempat yang pas, dia langsung melakukan 'kebiasaannya' itu, saat selesai Ayaka memandang datar hasil dari 'perbuatannya'. Dalam hati terdalamnya dia merasa agak bersalah tapi dia tak bisa menghentikannya.

𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 (Kimetsu No Yaiba)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang