31. Deon Posesif Mahesa

91 13 0
                                    

Seorang karyawan di tempat cuci mobil akhirnya memanggil nama Deon, menyerahkan sebuah kantung plastik bening yang berisi semua barang-barang Deon di dalam mobil. Deon segera menerima kantung plastik bening itu dan meneliti lagi barang-barangnya.

Sherin seperti sudah muncul tanduk berapi-api di atas kepalanya, apalagi saat melihat bahwa ada bungkus rokok yang tinggal berisi satu batang, katanya ditemukan di bawah jok, belum lagi barang-barang kecil seperti dasi, pemantik api, dan kaos kaki.

"Kak!" pekik Sherin saat menemukan sebelah anting yang sudah dia cari sejak lama

"Oh ada?" balas Deon sambil garuk-garuk kepala

"Kan waktu itu udah aku tanya ada di mobil kamu nggak?! Kamu jawabnya nggak ada, beneran dicari nggak sih?!" kesal Sherin sudah sampai ke ubun-ubun

"Ya maaf"

"Terus ini juga apa?! Rokok lagi?!"

"Itu udah lama, Ra"

"Aduh, makin pengen nangis aku lihatnya, Kak"

Sherin berjalan lebih dulu, mendahului Deon menuju mobil yang sudah kembali kinclong. Deon sedang menyelesaikan pembayaran di kasir.

Sherin memulai inspeksinya, meneliti lagi tempat-tempat yang menyempil di dalam mobil, mencoba cari siapa tahu ada barang lagi yang belum tersapu. Namun, nihil, sepertinya petugas cuci mobil tadi benar-benar teliti dalam membersihkan.

Tak lama setelahnya, Deon datang, membuka mobil dan menaruh kantung plastik bening itu di jok belakang. Dia sibuk memasang sabuk pengaman dan mulai menyalakan mesin.

"Baju sama jaket kamu di mana?" tanya Sherin pelan

"Diturunin sama ibu tadi pagi, biasa kalau weekend ibu suka gitu" jawab Deon ringan

Sherin seolah kehabisan kata mendengar penuturan Deon barusan, "Kak, umur kamu berapa deh?"

"Nggak usah bahas umur. Iya, aku udah tua" jawab Deon sambil mulai mengemudi

"Nggak, jawab dulu, berapa umur kamu?" ujar Sherin mendesak

"Kan kamu juga tahu" balas Deon

"Aku pengen dengar langsung dari kamu"

"29, kenapa?"

Sherin menghela nafas berat, "29 itu udah diujung loh, Kak, udah mau 30 kamu, udah bapak-bapak, bukan ABG yang baru lulus sekolah"

"Iya, tahu"

"Ya masa hal-hal kayak baju aja mesti ibu kamu yang urusin?"

"Iya, maaf"

Untuk yang kesekian kalinya, Sherin menghela nafas berat, "Dengerin ya, nanti pulang, kamu tata itu dua kemeja cadangan, satu setel jas formal, kaos kaki dua pasang, sepatu formal sepasang, jaket, dan dua kaos santai. Paham?"

"Iya, siap, Ibu Negara" jawab Deon santai

"Beneran disiapin loh ya, aku cek Senin nanti" peringat Sherin

"Iya, Ra, iya" jawab Deon lagi

"Sama satu lagi, setiap pulang kerja, cek semuanya, kalau ada baju yang udah kepake atau kaos kaki, langsung bawa turun. Besoknya pas mau berangkat lagi, ambil yang baru lagi. Kaos kaki tuh ganti tiap hari, Kak, jangan seminggu baru kamu ganti" cerocos Sherin lagi

"Iya, Mama" jawab Deon pasrah

"Kok mama?" pekik Sherin tertahan

"Kamu udah kayak mama-mama" balas Deon

"Biarinlah, biar kamu nggak jadi cowok jorok"

"Iya, sayang. Makasih ya?"

"Iya, sekarang ke mall"

[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang