V. The past always curses us. (2)

743 91 4
                                    

𓆩⟡𓆪

    "Baiklah.. mari kita ulang! Baiheng, Dan Feng, Jingliu, Yingxing dan Jing Yuan!"

    "Salah! Kamu masih kebalik antara Dan Feng dan Jingliu!"

    "Hehh??"

    Kamu menghela nafas panjang, hari ini kamu mencoba untuk menghafal nama-nama teman barumu (karena terlalu banyak dan wajahnya samar dimatamu) jadi kamu memutuskan untuk menghafal mereka.

    Lirih matamu menatap kearah foto besar dihadapanmu yang berisi wajah teman-teman mu, sejauh ini kamu hanya mengenal wajah Baiheng, Yingxing dan Jing Yuan (meskipun kamu belum pernah menemuinya).

    Tapi, kenapa sulit sekali membedakan wajah Jingliu dan Dan Feng? Iya, mereka beda gender, tapi wajah datar dan dingin mereka sama!

    "Demi Aeon! Padahal mudah loh membedakan mereka! Dan Feng punya tanduk tapi Jingliu tidak!" Seru Baiheng.

    "Maaf.. wajah mereka sama.. " sahutmu pelan.

    Baiheng menghela nafas, "ya.. aku tidak bisa berkata tidak tentang itu.. mereka sama-sama dingin!"

    Baiheng memegang tanganmu lalu mengajakmu berjalan, "ayo makan siang!"

.
.
.

    Sudah sekitar 2-3 Minggu kamu berada disini, rasanya kehidupan yang kamu dambakan sekarang telah dapat dirasakan, lingkungan baru mu sangatlah tenang dan ramah.

    Andai saja ini sudah ada sejak dahulu, mungkin kamu akan selalu bahagia setiap harinya, namun tidak apa, sekarang pun kamu sudah bahagia sekali.

    Hari-hari kamu jalanin dengan penuh suka cita, namun semakin hari teman-teman mu semakin sibuk dengan urusannya masing-masing, kamu hanya bisa menyendiri dibawah pohon kesukaan mu sembari menyulam.

    Sudah banyak sapu tangan yang kamu sulam dengan motif berbagai macam, rasanya bosan melakukan hal ini setiap harinya.

    Sebelum akhirnya suara pedang yang saling beradu terdengar, kamu mencari sumber suara tersebut. Ah, ternyata seseorang sedang berlatih pedang dengan pelatihnya.

    Tunggu, bukankah itu Jingliu dan.. Jing Yuan..? Karena kamu penasaran, akhirnya kamu mengintip kegiatan mereka dibalik pohon, mereka nampak serius.

    "Akh!" Remaja tersebut terpental ke tanah akibat tebasan pedang dari gurunya.

    "Huh.. hanya dalam sekali tebasan saja kamu sudah jatuh, bagaimana dengan ekspedisi pertamamu nanti?" Ucap wanita itu dengan nada tegas, ia menyimpan kembali pedangnya dan berbalik badan. "Belajarlah lebih giat, Jing Yuan."

    Jingliu meninggalkan laki-laki tersebut dengan tatapan dinginnya, "wah seramnya.." batinmu.

    Jing Yuan kecil terbatuk-batuk, ia mengelap keringat yang mengalir dari pipinya, kemudian bangkit kembali memegang pedang nya lalu kembali latihan sendirian, ia berlatih dengan batang kayu dihadapannya dengan bersikeras.

    Kamu yang menonton perjuangannya merasa khawatir akan kondisinya, terik matahari siang pada saat itu sangatlah panas, tanpa ragu-ragu kamu menghampirinya.

Star Path - HSR x Readers .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang