Part. 25 : Rintangan lain dan Kebahagiaan

50.4K 2.7K 92
                                    

"Hello miss Embun." Sapa seorang pria dari ambang pintu kelasnya siang ini.

Embun menoleh dan melihat sosok pria yang menjabat sebagai kepala sekolahnya. "Mr. Noah." Serunya. "Anda sudah kembali?"

Noah melangkahkan kakinya memasuki kelas. "Yah. Aku ingin cuti satu minggu, tapi apa daya, tugasku sudah menunggu."

Embun terkekeh.

"Ini oleh-oleh untukmu." Kata Noah sambil mengangsurkan sebuah tas kantung belanja karton pada Embun.

"Kenapa bawa oleh-oleh segala, ini kan acara bulan madu. Merepotkan saja."

Noah terkekeh. "Tentu saja tidak! Aku dan Pelangi senang sekali membawanya untukmu."

Embun tersenyum.
Beberapa hari yang lalu, Noah Cullen sudah menikahi wanita pujaannya, Pelangi Surya.
Pesta yang diadakan di sebuah hotel berbintang itu berlangsung cukup meriah. Bahkan Embun sendiri mendapat kehormatan sebagai penyanyi dalam mengiringi pertemuan kedua mempelai yang sedang berbahagia itu.
Usai menggelar pesta, mereka berdua langsung menuju Bali untuk berbulan madu.

"Oh ya! Selamat ya atas lamaran resmi keluarga Volkov. Aku akan menunggu undangan dari kalian secepatnya."

Embun hanya meringis.
Tak tahukah ia, jika lamarannya itu sangat memaksa?

"Terima kasih, Sir." Jawab Embun kemudian.

"Kudengar minggu depan kalian akan menikah."

Embun meringis.

"Apa ada yang menganggu pikiranmu?" Tanya Noah.

Embun meringis lagi. "Ehg..."

Noah tersenyum. "Ceritakan padaku, apa yang menjadi beban pikiranmu." Pria itu menarik sebuah kursi didepan Embun dan duduk dengan santainya.

Embun tersenyum, dengan kikuk ia menarik sebuah kursi dihadapan Noah.

"Sebenarnya begini Sir."

Maka mengalirlah awal cerita Embun dan Andrei sejujurnya, tanpa ada kebohongan.

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Andrei mendesah kasar. Sudah berulang kali ia melihat jam tangannya.
Pukul 16.00 Wib.

Seharusnya Embun sudah pulang.
Kemana perginya gadis itu?

Marcedez Benz yang ditumpanginya berhenti tak jauh dari rumahnya.
Sial! Jika bukan karena tradisi pinggitan yang dianut oleh mamanya itu, pasti Andrei sudah menemui Embun dengan bebas.
Alhasil, dirinya seperti seorang penguntit saja saat ini.

Andrei sudah tak sabar lagi, ia meraih ponselnya lalu segera menelpon Embun.

Begitu panggilannya tersambung, sebuah mobil Range Rover berhenti di depan rumah Embun.

"Hallo." Sapa Embun dari seberang.

"Kamu dimana?" Suara pria itu terdengar dalam dan penuh penekanan.

"Aku baru pulang."

"Apa kamu pulang sendiri?"

"Tidak. Mr. Noah mengantarku."

Ada rasa marah, lega dan cemburu usai mendengar jawaban jujur dari Embun itu. Awalnya Andrei berpikir kalau Embun akan berbohong. Nyatanya tidak!
Embun menjawab dengan jujur. Dan itu membuat Andrei senang.

Namun lain perkara dengan kalimat diantar Noah. Entahlah! Andrei tidak suka jika sepupunya itu terlalu dekat dengan Embun Paginya. Itu selalu membuatnya cemburu dan uring-uringan tak jelas.

My Morning DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang