Entah memgapa hari ini rumah terasa begitu Sepi, Kala seolah di tinggal sendiri karna mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Usai makan siang di temani oleh Asri, Kala di wajibkan meminum obat dan kembali beristirahat di kamar nya.
Namun hingga menjelang malam, gadis itu tak juga mau terlelap.
Tast!
Kala terpejam saat pengelihatan nya tiba-tiba menjadi gelap, hanya ada cahaya dari jendela yang gorden nya terbuka.
"Bu! Ibu!" Seru nya pelan, Kala mengerti terjadi pemadaman listrik di kompleks nya hingga semua menjadi gelap gulita.
"Ibu!"
"Nak Kala?"
Suara Asri terdengar penuh kekhawatiran, terlebih tau jika Kala tak suka berada di tempat gelap. Gadis itu takut akan kegelapan.
"Ibu?" Kala bangkit, Mencari Asri yang terlihat samar di mata nya.
"Ibu di sini!"
Wanita itu memeluk Kala erat, mengusap keringat yang membanjiri wajah sang majikan.
"Keluar yuk, tunggu di bawah ibu cari lilin sebentar." Asri menuntun langkah Kala, mengarahkan cahaya dari handpone nya kearah anak tangga. "Pelan-pelan ya?"
"Mereka belum pulang bu?"
Asri menggeleng, tau siapa yang di maksud Kala.
"Ibu cari genset di gudang ya? Kala tunggu sini dulu. Gudang nya berdebu."
"Gak mau!" Kala merengek kecil. "Kala mau sama ibu."
"Nak-"
Kala menarik tangan Asri untuk duduk di sofa bersama nya, berada di tengan kegelapan rumah tanpa ada cahaya selain dari handpone Asri.
"Kala takut Ibu." Lirih nya kecil, memeluk lengan Asri erat. "Gelap banget di sini."
"Jangan takut, kan ada ibu." Asri berusaha menenangkan Kala yang mulai terisak, agak nya Kala memang benar-benar takut.
"K!"
Kedua nya menoleh saat terdengar tapakan kaki mendekat, tak hanya satu namun beberapa pasang.
"Kala? Nak?"
Kala dapat melihat Kirana berdiri di dekat sofa, mengarahkan sebuah cahaya dari layar handpone nya.
"Kenapa gelap-gelapan gini? gak ambil genset Bu Asri?" Hyun nampak berseru kesal, "Kala kan takut gelap!"
"Saya gak bisa tinggalin nak Kala Pak, saya juga gak bisa aja dia ke gudang." Asri menjawab. "Maaf pak."
"Aku yang minta Bu Asri untuk tetap di sini." Kala membela. "Aku Takut."
Ia melirih, tubuh nya beransur bangkit, memeluk Kirana yang mengusap bahu nya amat lembut.
"Aku takut, Kalian pergi nya lama banget. Bunda kenapa pulang telat? Kala takut. Kala gak mau di tinggal sendiri!"
"Hey gak ada yang tinggalin Kala, maaf ya tadi sekalian jemput Ka Rona di kampus." Kirana nampak menjelaskan seolah merasa bersalah.
"Jangan tinggalin Kala lagi Bunda, Kala takut. Kala mau sama Bunda terus."
Wanita itu terseyum tipis, mengusap air mata Kala yang mengalir membasahi pipi gadis itu.
"Iya, Habis ini Bunda kerja nya di rumah aja. Nemenin Kala."
"Janji?"
"Iya sayang."
~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
TeenfikceNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...