" Nab, aku lihat akhir-akhir ini kamu deket ya sama si Rony " tanya Salma kaka sepupu Nabila.
" Iyaa kak, cuman temen aja kok."
" Nab kamu tahu kan sejak kejadian itu kamu kehilangan beberapa ingatan kamu. Aku gak mau saat memori kamu belum pulih, banyak hal yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya."
Nabila menatap Salma bingung. Kerutan di dahinya menandakan bahwa ia benar-benar tidak mengerti.
" Sebenernya Nara kenapa ka Caca? Kasih tau Nara."
Nabila dan Salma menatap satu sama lain. Salma menatap teduh Nabila mencoba membantu Nabila untuk mendapatkan fuzzle ingatannya.
" Nara denger kak Caca ya, ingat pelan-pelan kalo udah ngerasa pusing dan sakit jangan di paksain lagi oke ?"
Nabila mengangguk mengerti.
" SMA kelas tiga di jln. Maram. " Ucap Salma hati-hati sembari memperhatikan gerak-gerik Nabila.
Nabila mencoba mengingat, ucapan Salma menjadi sebuah stimulus yang di respon otaknya. Sebuah ingatan serta kilasan dua oang remaja anak SMA perempuan dan laki-laki tengah tertawa bahagia di sebuah halte saat hujan gerimis.
Nabila menggelengkan kepalanya saat wajah yang menjadi kilasan memori itu terpatri dengan jelas.
" Udah ya. Jangan di lanjut pelan-pelan ingatnya. Kak Caca gak kuat liat Nara kesakitan. "
" Jadi aku udah lama kenal dia kak ?"
Salma mengangguk. Dan mengelus kepala Nabila dengan lembut.
" Luka jahitan di kepala Nara itu artinya seperti yang Nara pikirkan kak ?" Nabila mulai terisak.
Salma membawa Nabila dan merengkuhnya. Mengusap punggung Nabila untuk menenangkannya.
" It's oke, let it flow Nara "
Salma bermonolog " Apa yang kamu ingat sekarang adalah bagaian kecil Nara. "
________
Dilain tempat Rony tengah menyesap rokok di warung kopi di pinggir jalan. Seseorang menepuk bahu Rony.
" Apaan sih Paul, ganggu gw ."
" Ye sorry bro, lagian lo ngerokok sambil ngelamun. Lo kenapa ?"
" Sebenarnya gw lagi bingung. Lo tau Nabila ? Nabila Anasera ."
" Tau gw, kenapa? Lo mau jujur ke dia soal lo yang menyebabkan dia lupa sebagian ingatannya ?"
" Iya, gw ngerasa bersalah banget sama dia. Lo tau kan gw kaya gini buat nebus kesalahan gw sama dia ?"
" Gw tahu, lo coba jelasin pelan-pelan. Dan lo bisa ngerti kalo suatu saat keadaan gak bisa sebaik yang lo pikirin "
Rony tidak menjawab pernyataan Paul. Dia lebih memilih mengamati pengendara yang lalu lalang.
" Dia udah tenang di sana, maafin gw Ron" ucap Rony dalam hati
__________Nabila menatap Rony lekat. Banyak tanya yang mengendap di kepalanya.
" Kasih tahu aku yang sebenarnya kak. Aku gak mau bodoh dengan kisah aku sendiri."
" Oke, kalo gitu aku ajak lo ke suatu tempat. Aku harap lo bisa kendalikan diri lo sendiri."
Tidak menghabiskan waktu yang cukup lama, Rony membawa Nabila ke sebuah tempat peristirahatan terakhir. Nabila menatap Rony penuh tanya.
Sedangkan yang di tatap hanya mengulas senyum dan menggenggam tangan Nabila.
" Ayo Nab "
Nabila mengikuti Rony sembari membawa sebuket bunga yang sempat mereka beli. Nabila membaca nisan yang menyebabkan dirinya merasa lemas dan sesak secara bersamaan.
" Kak Yusar " lirih Nabila dan terduduk di samping nisan.
" Kak Yusar ini Nara. Kenapa kak Yusar ninggalin Nara hmm? Nara cengeng ya jadi kak Yusar gak betah sama Nara. Maafin Nara kak ."
Rony mengusap punggung tangan Nabila yang memegang Nisan.
" Nab, aku minta maaf. Salma kemarin bilang sama aku soal kamu yang ingat seseorang di jln. Maram. Dia Yusar, kakak kamu juga sahabat aku Nab. Setiap kali aku main sama dia, nama kamu gak pernah luput buat dia bicarakan. Katanya kamu matahari Nab, jangan redup ya, banyak orang yang menginginkan kamu bersinar. Dan aku Ony, lelaki yang selama tiga tahun ini nunggu momen dimana kamu ingat aku lagi. Tapi sepertinya kamu gak ingat aku "
Nabila melirik Rony. Kenapa banyak sekali kejadian yang penting yang Nabila lupakan. Nabila merasa dirinya payah.
" Kak maaf, untuk saat ini aku baru beberapa hal yang aku ingat seperti almarhum kak Yusar. Mau bantu aku untuk mengingat semua memori yang hilang ka? "
Rony mengangguk mengiyakan. " Apa sih yang engga buat kamu "
.
.
.
.Ngerti ga sama alur cerita di chapter ini?
*Nara adalah panggilan sayang dari orang-orang terdekat Nabila. Di ambil dari nama lengkapnya Nabila Anasera (Nara). Terutama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
RONA
FantasyAku tak menyangka bisa jatuh hati. Di yakinkan dengan penuh tenang. Kau dapati ku penuh luka, sedang kau datangiku penuh warna. ~Nabila Anasera Kau selalu berharga, bukan aku yang memberimu warna tapi kita menjadi warna indah jika bersama bukan? ~R...