Bab 9

716 108 0
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah lengkap di Playstore dan Karyakarsa.

And there is a new story, if you are looking for light but hot reading, this is suitable

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And there is a new story, if you are looking for light but hot reading, this is suitable. My Hot Professor, an adult romance, langsung tamat ya, post di Karyakarsa dan Playstore (coming soon)

 My Hot Professor, an adult romance, langsung tamat ya, post di Karyakarsa dan Playstore (coming soon)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

...

Aku sudah membawa mobilku berkeliling sambil memikirkan tentang saat pertama kali kami memutuskan untuk bersama dan tanpa sadar aku kini membawa mobilku menuju rumah Zoe. Aku berhenti saat melihat mobilnya terparkir di depan rumah. Aku duduk diam sejenak, memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku tidak akan berbohong, aku akan merindukan Zoe bila hubungan kami harus berakhir, aku masih sangat menginginkannya tapi jika memang Zoe jatuh cinta pada pria lain, aku pernah berjanji bahwa aku akan melepasnya.

Apakah ini saatnya?

Kau harus adil pada mereka berdua, Eli.

Ya, aku memang harus adil pada Zoe dan Bryan. Lagipula, mereka berdua adalah sahabatku, orang-orang terpentingku. Bukankah aku ingin melihat mereka bahagia? Bryan tampaknya memang sangat menyukai Zoe dan aku masih ingat hari itu saat meninggalkan pesta tersebut, Zoe sepertinya juga menunjukkan minat pada Bryan. Jika aku tetap memilih untuk bersama Zoe, tetap diam dan berpura-pura tidak tahu, tidak memberitahunya tentang perasaan Bryan, bukankah itu terasa salah? Itu adalah sesuatu yang egois.

Aku mendesah pelan. Lalu memutuskan untuk menghubungi Zoe. Meraih ponsel, aku menekan nomornya di salah satu daftar cepat. Dia menjawab seketika, terdengar benar-benar senang saat mendengar suaraku. Aku memberitahunya bahwa aku ada di luar rumahnya dan bertanya apakah dia ingin pergi bersamaku, mungkin hanya berputar-putar di sekeliling area ini, menikmati pemandangan malam? Zoe menyetujui dengan cepat dan tak lama dia sudah keluar dari pintu depan. Wajahnya dihiasi senyum saat dia masuk ke dalam mobil tapi senyum itu lenyap saat dia melihat ekspresi wajahku.

"Ada apa?" tanyanya sambil memasang sabuk pengaman. "Terjadi sesuatu?"

Aku menggeleng sambil mulai menjalankan mobil. "Tidak..."

"Bohong!"

Tawaku terdengar bergetar. "Oke, aku bohong."

"So?"

Aku melonggarkan tenggorokanku. "Bryan baru dari tempatku."

"Dan?"

"Dia mendesakku tentang ide gila ini."

"Huh? Ide gila seperti apa?" tanyanya.

Aku lalu mulai menjelaskan sementara Zoe mendengarkan. Aku tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya karena Zoe menyembunyikan ekspresinya dengan baik.

"Oke," jawabnya setelah aku selesai bercerita. "Jadi kau ingin melakukannya?"

"Aku mengenalnya. Dia terdengar seperti dia benar-benar tergila-gila padamu." Aku mendesah pelan. "Well, jika kau berpikir bahwa kau mungkin tertarik padanya, menyukainya seperti wanita terhadap pria, maksudku... mungkin kau jatuh hati padanya atau memiliki perasaan istimewa padanya, aku... aku akan mengerti. Aku tidak akan menghalangimu untuk bersamanya. Kita selalu berkata bahwa kita hanya berteman dan kita harus berhenti berkencan apabila salah satu dari kita menemukan seseorang yang kita cintai. Iya, kan?"

"Dan kau akan mengencani Emma?" tanyanya.

"Ak... aku... yeah, maybe... I don't know, maksudku..." Aku sebenarnya bisa jujur dan menjawab tidak, tapi entah kenapa aku tidak mengatakannya.

"Kau menyukai Emma, iya, kan?"

Aku diam dan membiarkan Zoe menyimpulkan sendiri.

"Antar aku pulang, aku akan memikirkannya. Besok pagi, aku akan mengabarimu," ujar Zoe akhirnya.

Aku mengangguk.

"Kita bertemu saat sarapan, di tempat biasa?" tanyaku setelah sampai di depan rumahnya.

Zoe hanya mengangguk lalu turun dari mobilku. Tiba-tiba saja aku merasa bersalah pada Zoe tapi aku tidak tahu kenapa. Mengapa aku harus merasa seperti itu? Aku hanya berusaha untuk mundur dan tidak menghalangi dua orang yang kemungkinan saling mengagumi dan mencintai dalam diam. Apa yang aku dan Zoe miliki tak lebih dari sekadar hubungan fisik, tanpa ada cinta di dalamnya. Oke, kami berteman, tapi hanya itu. Kami saling menyukai sebatas teman, kami hanya partner dalam seks, tapi mengenai perasaan, hal itu tidak ada dalam hubungan kami, perasaan cinta adalah sesuatu yang terlarang dalam hubungan kami, karena Zoe tak menginginkannya.

Baru ketika sampai di rumah, aku sadar bahwa Zoe tidak memberiku ciuman sebelum dia turun dari mobil. Ini adalah yang pertama kalinya terjadi sejak kami memutuskan untuk berkencan. Aku merindukan ciumannya. Aku sangat merindukannya. Malamnya, aku sama sekali tidak bisa tidur. Aku tidak tahu kenapa. Apakah karena aku begitu egois sehingga menginginkan Zoe tetap bertahan dalam hubungan tanpa cinta karena seks kami sangat hebat dan luar biasa? Geez... I am such an ass!

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang