Into Lifeline

65 8 35
                                    

Sudah begitu lama tidak bersua dengan pembaca kisah Laut Timur ini, barangkali ada yang mau baca series lagi, ini aku bawakan yaa... Ini terinspirasi dari lagunya Westlife dengan judul Lifeline, jadi rekomen bgt kalo baca sambil dengerin lagunya..
Sebagai bentuk pemanasan sebelum lanjut ke ff on going lainnya setelah menamatkan Fishy Hyung yang begitu berat😂

Okaayy langsung dibaca aja dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk ketikan sejumlah 7.7K+ words ini, thankkyuuu😍❤️

Happy reading!!!!




***


Saat semuanya gelap, kau menyinarkan seberkas cahaya.
Kau adalah tali pertolongan yang akan selalu kupegang erat.
Apapun yang terjadi, aku berharap kau tetap di sini.
Menjadi tali pertolonganku, selalu.

...

Impian-kegagalan, sepertinya menjadi dua hal yang saling terkait. Disebut demikian karena di saat seseorang berusaha mengejar impian itu tidak melulu tentang keberhasilan; taruhan terbesarnya ialah kegagalan. Tidak sedikit insan manusia ketika mengejar mimpi mereka justru menemukan kegagalan. Entah itu gagal yang bersifat sementara kemudian bisa terwujud di kemudian hari, ataupun gagal total dalam artian impian itu telah hancur lebur dan sangat kecil kemungkinan—nyaris mustahil—untuk diraih.

Bicara tentang kegagalan, tentu tidak ada orang yang langsung siap ketika menghadapinya. Terlebih jika sebelumnya ia sudah optimis ataupun berekspektasi perihal keberhasilan yang tengah diusahakan. Kegagalan itu tentang ikhlas; butuh waktu untuk menerimanya. Bahkan, ada beberapa yang mengatakan jika ikhlas itu tidak lebih dari sebuah keterpaksaan yang berakhir terbiasa. Idealisnya demikian, karena memang terkadang ada hal yang terjadi tiba-tiba sehingga kita harus bisa mengikhlaskannya. Salah satunya ialah impian yang gagal diraih.



...



Mata itu terbuka ketika suara gorden disibak mengganggu tidurnya yang baru nyenyak beberapa saat saja lantaran semalaman dia tidak bisa tidur sama sekali. Pikirannya terlalu berisik sehingga untuk tidurpun rasanya sangat sulit. Sedikit kesal pada orang yang telah mengganggu tidurnya itu, akan tetapi hari baru dimulai dan ia enggan membuang energinya secara cuma-cuma.

“Eoh, Kyu, kau sudah bangun. Kau terbangun karena aku membuka gorden terlalu berisik, ya? Maaf-”

“Diam.”

Suara dingin itu menginterupsi pernyataan maaf yang hendak diucapkan oleh si pemuda berwajah tampan nan menenangkan.

“Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Kau mau sarapan atau mandi dulu, Kyu?” tanyanya tidak gentar seolah tak peduli pada raut wajah lawan bicaranya yang tidak bersahabat.

“Bukan urusanmu.”

“Tapi, Kyu-”

“Keluar. Sepatah kata lagi keluar dari mulutmu, aku tak akan makan sedikitpun!” ujar Kyu, atau Kyuhyun lebih tepatnya dengan nada mengancam.

Ancamannya agak nyeleneh, tapi ancaman inilah yang berhasil membungkam lawan bicaranya, Lee Donghae. Tempo hari Kyuhyun pernah mogok makan hingga Donghae yang berstatus sebagai pelayan di rumahnya menggantikan tugas mendiang sang ibu itu kewalahan mencari cara agar anak majikannya itu mau makan.

Kyuhyun memang bukan anak kecil lagi, dia adalah seorang mahasiswa kedokteran yang terdengar sedikit berlebihan ketika melakukan aksi tersebut. Namun, karena suatu keadaanlah yang membuat Donghae khawatir jika anak majikannya ini tidak mau makan.

Story Of East SeaWhere stories live. Discover now