Mendengar pernyataan tersebut Ola kaku bukan main, sementara El tetap masih kokoh dan tampak tak ada takut-takutnya, ditambah lagi tiba-tiba beberapa rekan kerja mereka datang dan duduk disekitar Gopal, sekejap Ola dan El serasa di interogasi."Kenapa lo tiba-tiba berpikir gitu?" El malah balik melempar pertanyaan.
Gopal lalu melipat kedua lengannya didepan dada, "gerak gerik kalian sejak awal gue curigai, tambah lagi Mannah cerita kalo kalian lah yang menyelamatkan mereka, dan.. gue juga tau kalian tadi udah rekam semua barang buktinya." Pria itu menutup penjelasannya dengan tersenyum tipis.
"Kalo emang iya lo mau ngapain?" Titah El lagi, gelagat El yang memang selalu terlihat sombong membuat emosi Gopal terpancing.
Brukk
"Kalian bodoh!!" Teriak Gopal disusul gebrakan meja didepannya.
Sontak Ola dan El kaget
"Bisa apa kalian yang cuma berdua menghadapi Jordan yang begitu besar? Kalian gak takut mati apa?" Nada Gopal semakin kesal.
El lalu menjawab, "berempat sih, kita berdua yang terjun langsung."
Mannah pun disana berusaha menenangkan Gopal yang entah kenapa bisa semarah ini, ditambah lagi jawaban-jawaban menyeleneng dari El yang semakin membuat suasana tak keruan.
Tiba-tiba nada bicara Gopal melemah, "Kami yang hampir ber sepuluh aja masi takut menghadapi Jordan, gue takut kalian mati."
"Jadi lo juga usut tentang barang ilegal itu?" Mata El terbuka lebar, tak disangka Gopal punya tujuan yang sama dengan mereka.
Gopal mengangguk dengan lantang.
"Pantas aja gue mulai curiga waktu kita pertama kali berbincang lo selalu mengarahkan perbincangan tentang Jordan dan bisnisnya, lo juga cepat merespon waktu gue salah ngomong. Ternyata feeling gue gak salah." Ola menjelaskan bagaimana ia selama ini memerhatikan Gopal.
Pria itu hanya garuk-garuk kepala, "ya, berhubung kita satu tujuan, gimana kalo kita bikin siasat bersama?"
"Keliatannya menarik," El menggosok dagunya, "tapi gue penasaran, apa yang bikin lo mau menguak hal ini juga?"
"Huftt.. alkohol dan narkoba adalah alat pembunuh paling mahal tapi paling sering dicari, mulai dari membunuh karakter, membunuh diri sendiri, bahkan membunuh keluarga sendiri." Gopal tampak sedih menceritakannya.
Pria itu menambahkan, "anak-anak disini adalah korban dari orangtua yang mengonsumsi 2 benda itu, bagi mereka yang akalnya sudah ditutupi menganggap bahwa alkohol dan narkoba adalah kebutuhan sehari-hari, mereka terlilit utang sana sini dan akhirnya kebutuhan anak tak lagi bisa terpenuhi."
"Itu sebabnya lo berusaha menghancurkan sumber malapetaka nya?" Tanya Ola memastikan.
"Kita harus menutup aliran air kotor sebelum meracuni semuanya secara perlahan, padepokan ini hanya mampu menjangkau anak-anak malang disekitar sini, kita gak bisa menutup kemungkinan jika jejaring bisnis Jordan ini meluas bahkan ke satu Indonesia, bayangkan berapa anak yang akan menderita karena ini." Gelisah dan gundah membaur dalam diri Gopal.
Mannah ikut nimbrung, "Satu Indonesia? Berarti bisnisnya memang sebesar itu? Bukan maksud Mannah memadamkan semangat kalian, tapi Jordan si superior itu bisa saja memainkan segala hal didalam genggamannya, termasuk juga hukum."
"Gue setuju, cuma dari sisi mana kita cari kelemahannya?" El malah ikut bingung.
"Arkhhhh pusing gue, lapar juga. Kita tunda dulu aja bahas bajingan itu gimana? Mie nya keburu dingin nih." Gopal langsung menghentikan sejenak perbincangan lalu melahap makanan dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R.O.S.E
AkcjaWarning! 🔞 Rhea, Ola, Shenna, dan Eleanna. Mereka tidak akan balas dendam atas luka yang mereka terima, justru mereka akan bertekad dan memastikan tidak ada perempuan-perempuan setelahnya yang akan mendapat luka yang sama. Lalu bagaimana mereka bis...