Senin itu terasa berbeda bagi Sherin, dia terbangun begitu kaget akibat panggilan telefon dari Deon. Jarang sekali Deon menelfonnya sepagi itu, makanya sebelum mengangkat, Sherin lihat dulu jam digital di nakasnya.
Pantas saja, sudah pukul tujuh, Sherin telat bangun. Pantas jika Deon menelfonnya, pasti chat Deon sejak pagi tidak direspon. Sherin berdehem sejenak, lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga kanan.
"Kak"
"Thank God, akhirnya kamu angkat. Kamu baru bangun?"
"Iya"
"Astaga, Ra. Udah jam tujuh lebih loh, aku aja udah siap"
"Iya, ini aku mau siap-siap dulu"
"Ya udah, aku bawain sarapan lagi"
"Iya"
Sherin menutup telefonnya, lalu dia regangkan otot badannya yang terasa kaku. Dia duduk di tepi ranjang sejenak, lalu bangkit ke kamar mandi.
Hari kedua menstruasi, walaupun Sherin merasa tidak tidur larut semalam, tapi dia tetap mengantuk. Itu hal yang biasa bagi Sherin, mudah lelah, mudah mengantuk, dan nafsu makannya bertambah.
Sherin selesaikan dengan cepat mandinya, lalu berganti baju dengan susah payahnya. Dia juga merias wajah dengan perlahan, kini dia mulai terbiasa melakukan banyak hal dengan tangan kiri.
Belum selesai merias wajah, tiba-tiba dia dengar ada keributan di luar kamarnya. Lalu, disusul suara ketukan pintu kamar. Tidak lupa pula suara Deon yang bertanya dia sedang apa.
"Masuk aja, Kak" ucap Sherin
Pintu kamar itu terbuka, Deon tidak berkata apa-apa, dia hanya duduk di tepi ranjang sambil memandang Sherin yang tengah duduk di kursi meja rias.
"Aku udah telat banget ya?" tanya Sherin panik
"Enggak kok, baru jam 8" jawab Deon santai
"Nanti jadi meeting lagi, Kak?" tanya Sherin mengganti topik
"Iya, sekalian survey lokasi untuk syuting. Kamu sama Tian?"
"Iya"
Sherin menyelesaikan riasan wajahnya dengan baik walaupun memakan waktu lebih lama. Lalu, dia dan Deon turun ke bawah dan segera berangkat.
Di mobil, Sherin sibuk memandnag setiap sudut wajahnya di cermin kecil yang dia bawa. Meneliti satu persatu barangkali ada yang salah atau terlewat.
"Tumben bangun kesiangan" ujar Deon tiba-tiba
Sherin menaruh kembali cermin kecil itu ke dalam tasnya, lalu dia menghela nafas berat, "Biasalah lagi dapet. Ngantukan banget, padahal tidur juga nggak kurang"
Deon menoleh sekilas pada Sherin, "Biasanya emang gitu?"
"Hm, ya begitulah"
"Tetep jangan kebanyakan kopi ya, Ra"
"Iya, enggak kok, nanti aku minum tambah darah"
Deon mengantar Sherin sampai kantor seperti biasa. Mobilnya dia berhentikan di tempat biasa pula. Lalu, dia tarik tubuh Sherin untuk dia dekap sebentar, bubuhkan kecupan hangat di kening dan bibir itu singkat.
"Nanti kita ketemu lagi padahal" ujar Sherin dengan kekehannya
"Nanti kan ketemu sebagai rekan kerja" balas Deon
"Iya ya? Ya udah, aku masuk dulu ya?"
"Iya, semangat kerjanya"
"Kamu juga. I love you, Kak De galak"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionMenurut sebagian besar orang, perselingkuhan itu kesalahan yang tidak bisa dan tidak berhak untuk dimaafkan. Lantas bagaimana jika kesalahan atas perselingkuhan itu berada pada dia yang merupakan korbannya? Harusnya itu sudah berlalu, keputusan unt...