Haechan membujuk Taeyong agar di ijinkan pulang mengunjungi keluarga nya, daripada di dorm yang setiap saat membuat nya kepikiran kalau disana dia tidak akan melakukan apapun, jadi lebih baik dia gunakan untuk bertemu orang tuanya kan, "ya Hyung,,, pliss" Taeyong menghela nafas, dia sebenarnya tidak tega juga melihat bayi beruang satu ini merengek terus, tapi kalau dibiarkan pergi sendiri bahaya juga, "tunggu Hyung selesai jadwal ya, nanti Hyung antar" Haechan menggeleng, dia ingin sendiri tanpa di temani siapa-siapa. "Aku bisa naik pesawat" Taeyong menatap Haechan dalam, "no, tidak boleh" larang nya.Bibir Haechan mencebik kesal, "ish, kalau sama Hyung, aku bakal di ajak balik segera!! Aku mau nya disana selama masa rehat ku" ini, Taeyong tidak suka jika Haechan sudah begini, kalau dibiarkan pergi pasti Haechan akan banyak melamun dan melakukan hal yang dilarang oleh dokter nya, "sama Hyung, tetep!! Nanti kita tanya yang lain juga, kalau ada waktu kita pergi bersama. Itung-itung liburan di rumah orang tua mu" Haechan menunduk pasrah, Taeyong sulit di bujuk, beda dengan Doyoung, kalau pemuda Kim itu tidak bisa melihat wajah memelas Haechan, jadi nya sekali bujuk langsung di iyakan. "Hyung kejam" hentakan kaki Haechan membuat Taeyong geleng kepala, "kenapa anak itu" tanya Yuta saat baru saja kembali dari dapur, "ngotot mau ke Jeju sendirian" Yuta mengangguk, dia paham bagaimana perasaan Taeyong, pasti tidak di ijinkan.
"Kalau pergi bersama ku, apa boleh!! Aku punya waktu istirahat tiga hari" Taeyong berpikir sebentar, sebelum dia mengangguk lalu pergi ke kamar adik bungsu nya itu.
Tok tok
"Hyung masuk ya" tidak ada jawaban, jadi dengan pelan Taeyong mendorong pintu bercat coklat itu, "kenapa ngk jawab Hyung" Haechan memalingkan wajahnya, "Hyung jahat, Hyung ngk percaya hyuck" Taeyong terkekeh, kalau Haechan sudah menyebut namanya sendiri, itu artinya si mangnae ngambek.
"Kalau pergi nya di temani Yuta Hyung, mau??" Haechan langsung menatap Taeyong dengan senyum, namun kembali mencebik dan memalingkan wajah, Taeyong tidak bisa menahan tawa sebenarnya, tapi kalau dia sampai tertawa, Haechan malah akan tambah merajuk, "bonus, nanti Hyung belikan sepatu baru" mangnae nya menggeleng, oke seperti nya sogokan Taeyong kali ini tidak membuat Haechan goyah dari acara, (mari menguras dompet Hyung) kan mumpung Hyung nya yang mancing, iya kan.
"Mmmm, kalau begitu PC games baru" Haechan sudah ingin membuka mulut, tapi langsung terkatup lagi, tidak sebelum Taeyong mengucapkan satu karakter. "Boneka Shinchan versi besar" Haechan mengangguk lucu dan menghambur ke pelukan Taeyong yang membuat Hyung nya itu mengusak rambut nya gemas, "paling bisa ya, memanfaatkan situasi"
"Kan Hyung yang nawarin, kalau ngk ikhlas ya sudah, ngk perlu beli"
"Oke-oke, setelah kau kembali!! Kita belanja bersama nanti, eum" Haechan mengangguk dengan senyum lebar nya, Taeyong memeluk mangnae menggemaskan nya ini sekali lagi, "tapi pergi nya sama Yuta Hyung dulu ya, Hyung ngk akan tenang kalau aegi~ sendirian ke Jeju nya" Haechan mengangguk saja, toh ngk ada rugi nya juga kalau Yuta yang mengikuti nya.
"Baiklah, sekarang Hyung bantu berkemas!! Besok pagi baru berangkat nya"
"Ote,,," mereka berdua menuju lemari Haechan, ya meskipun tidak perlu banyak yang dibawa karena keperluan anak itu pasti ada di rumah nya. Taeyong mengeluarkan tas milik mangnae nya, lalu Haechan mengeluarkan beberapa kaos saja, "apa hanya ini saja"
"Eung, tidak usah bawa berat-berat, bisa beli nanti" Taeyong tersenyum, memang ya anak manis bernama panggung Haechan ini pintar, tidak perlu repot kalau memang perlu sesuatu ya beli, bukan jaman nya lagi kan kemana-mana harus membawa barang sampai over terus ujungnya ngk ke pake, "sekarang, aegi~ tidur, agar besok pagi berangkat nya ngk ngantuk" jempol nya di angkat untuk mengiyakan ucapan Taeyong Hyung nya. Setelah menyelimuti tubuh Haechan sampai batas dada dan mematikan lampu utama, Taeyong meninggalkan Haechan agar anak itu bisa segera tidur.
"Setuju ngk anaknya" Taeyong mendudukan dirinya di hadapan Yuta, "setuju, tapi ya gitu!!" Ucapnya sambil tersenyum, "kali ini apa"
"Boneka"
"Cih, kau menjanjikan boneka" Yuta tidak percaya, Haechan?? Dengan boneka?? Tidak tau saja kalau mangnae ilichil itu sangat menggemaskan kalau sudah bersatu dengan boneka, apalagi boneka yang di inginkan bukan sembarang orang bisa mendapatkan nya, memang karakter kesukaan nya, tapi Taeyong akan memesan langsung dari Jepang untuk Haechan, dan memberikan ketika anak itu kembali dari Jeju.
"Kau hanya perlu menemani nya, jangan sampai teledor"
"Aku tau"
___________
Pagi-pagi sekali, Haechan sudah heboh bahkan sampai membangun kan seisi dorm, "ayo,,, aku tidak sabar" Yuta saja masih merem, dia kaget waktu Haechan menyusul ke kamar nya dan melompat memeluk tubuh toples nya yang terbalut selimut. "Astaga,,, bayi,,, akh,,, ma-sa-de-pan kuhh" Haechan yang meloncat tidak sengaja menendang milik Yuta, ya taulah kalau pagi-pagi itu pasti terbangun karena ereksi, iya kan?? (Wahai cowok!! Keluar lah kalian"😂).
"Ada apa"
"Kenapa"
"Yuta"
Teriakkan teriakan itu, bersahutan mengiringi langkah mereka yang menuju kamar si pemuda jepang, yang sekarang sudah meringis menahan sakit sembari mendekap kepemilikan nya akibat ulah bar-bar mangnae nya. Mereka yang baru bangun karena teriakan Yuta jadi bingung saat melihat teman mereka menggeram dengan menekan sesuatu dibawah sana, setelah mereka sadar, Doyoung, Jungwoo dan Jaehyun langsung terbahak, sedang kan Taeyong dan Johnny ikut meringis, Mark hanya plonga-plongo kayak orang yang kehilangan nyawa setelah bangun, dungu gitu.
"Yuta, kau oke" Johnny sebenarnya kasihan tapi melihat Haechan menatap polos pada hyungdeul nya membuat nya tidak bisa lagi menahan tawa, "pfftt, buahahahhaha" Yuta menatap tajam mereka semua, tapi saat Haechan yang menatap nya Yuta nyengir sambil terus menahan rasa nyeri di masa depan dia. "Hyung, Hyung gapapa, maaf,," wajah memelas nya membuat siapa saja ingin mengantongi bocah itu, "okehh,, Hyung,, ekh,,, gapapa" masih dengan senyum terpaksa nya, Yuta mengusir semua member nya, "kalian keluar dulu, Haechan-ie juga ya, Hyung mau mandi" mereka meninggalkan Yuta yang nampak nya masih kesakitan.
"Kau yakin mau di tinggal, ngk mau di bantu" goda Taeyong, "Lee Taeyong bangsat, keluar kau" Taeyong keluar dengan terbahak, astaga ada-ada saja ya tingkah laku mangnae mereka, "akh,,, ya Tuhan,,,, untung mangnae, kalau tidak!! Sudah ku potong leher nya, sshhh,, bangsat sakit sekali" Yuta mengumpat berkali kali, sungguh. Dia tidak bercanda, rasanya tuhh gimana ya??🤭
Setelah drama yang terjadi, Yuta benar-benar membawa Haechan ke jeju, "ingat, selama disana istirahat dengan baik, jangan membuat ibumu khawatir eoh, lalu jangan main game terus sama adikmu, satu lagi!! Kalau mau kemana-mana ajak Yuta, mengerti"
"Nee, hyuck mengerti Hyung" Taeyong memeluk nya untuk terakhir sebelum anak itu masuk ke mobil Yuta, mereka melambai saat mobil itu melaju meninggalkan pelataran dorm, "hahhh,,, anak itu akan lama tidak ya"
"Kau pikir, kenapa aku membiarkan Yuta mengantar nya!! Kalau dia ngotot pergi sendiri pasti memang lama, tapi Yuta bilang!! Dia cuma punya waktu tiga hari, jadi kau tidak usah khawatir di tinggal lama sama anakmu itu, dia akan kembali tiga hari lagi" Doyoung mengangguk lemas, dia mengikuti langkah Taeyong yang mulai masuk kembali ke dorm sebelum mengerjakan jadwal mereka, memang untuk saat ini kebanyakan dari mereka melakukan kegiatan individu dulu, ntah menjadi MC seperti Jungwoo, atau model seperti Jaehyun, Johnny dan Taeyong yang melakukan pemotretan untuk ambasador, Doyoung dengan syuting drama nya, Mark dengan dreamis yang terpaksa tanpa Haechan lagi, ya hanya tinggal si mangnae sendiri dan Yuta yang memiliki libur tiga hari nya.
Kelakuan bayi ada-ada aja ya, masak pusaka Abang jepang nya di kasih dengkul, kan mampus Yuta nya😂😂😂 untung ngk terlalu keras🤣
Malam ini cuma bisa satu chap saja🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️
Randomsi bocil kematian yang di sayangi hyungdeul nya.. si bayi yang mau menjadi dewasa tapi selalu di manjakan oleh orang sekitarnya. Haechan mang-ne brother ship ilichil Hyung manajer hyung staff dan lain-lain