Shin Yechan.
Saat ini, pria itu tengah merangkak, mencoba meniti karir di sebuah perusahaan startup. Berusia 23 tahun, masih muda. Jelas saja, baru tahun lalu ia melepas gelarnya sebagai mahasiswa.
Ia lahir di Korea, namun pindah dan akhirnya tumbuh besar di Amerika. Tinggal di sana sampai lulus kuliah dan memutuskan untuk terbang kembali ke tanah kelahirannya.
Agak enggan juga dia sebenarnya. Selain karena kendala bahasa, ia yang tidak pernah benar-benar menginjakkan kaki di tanah kelahiran ayah dan ibunya sejak lama pun merasa bahwa Korea tidak akan seasyik di Amerika.
Gaya hidupnya juga sudah berbeda.
Namun, sang kakak mengajaknya untuk mulai berbisnis, jadi mau tidak mau Yechan berangkat juga. Lagipula, ia suka mencoba hal baru. Jadi, ia yakin bisa melalui semua itu. Jika Korea tidak menyenangkan, maka ia sendiri yang akan menciptakan kesenangan untuk dirinya.
Sayangnya, kakaknya selalu memiliki cara agar dirinya tak lagi terpengaruh dengan kehidupan bebas di Amerika. Sengaja membuatnya sibuk sepanjang waktu, bahkan selain bekerja di kantor mereka, Yechan juga masih harus mengawasi florist milik kakak iparnya.
Menjengkelkan.
Ya, florist yang Yechan maksud di sini adalah tempat yang sama dengan Jaehan bekerja.
Kebetulan?
Tentu saja tidak.
*
*
*
Hari itu adalah hari ulang tahunnya.
Pesta yang dia adakan cukup mewah, mengingat dirinya yang memang menyukai pesta.
Belum lagi sang kakak yang juga secara khusus menggelar acara ulang tahun yang begitu meriah hanya untuk berterima kasih padanya.
Yechan tidak mungkin menolak.
Itu kesempatannya untuk bertemu dengan orang baru dan memperluas koneksi yang tentu akan ia butuhkan nanti.Tema hari itu bebas. Yechan juga tak keberatan saat teman-teman kakaknya datang membawa pasangan.
Tak ada rasa tersinggung atau pun canggung hanya karena ia yang masih setia melajang.
Malam itu Hangyeom datang tepat waktu. Pria itu tampan seperti biasa. Sebelumnya, Yechan sudah dikenalkan dan Hangyeom juga meminta ijin akan membawa kekasihnya.
Yechan pun menyambut mereka dengan senyuman terbaiknya. Melihat tangan Hangyeom yang digamit mesra membuatnya iri entah kenapa.
Mungkin karena pria yang berada di sisinya?
Yechan tak ingin gegabah dan berakhir salah mengartikan perasaannya.
Jaehan memang sepertinya sudah manis dari sananya. Pakaian formal yang dikenakan pria itu semakin menambah kesan bahwa ia pantas mendapat perhatian.
Cantik dan membuat Yechan sulit mengalihkan pandangan.
"Yechan-ah, maaf. Tapi, aku tidak bisa berlama-lama di sini."
Yechan terkejut, "Kenapa, hyung? Apa pestanya membuatmu tidak nyaman?"
"Tidak, tentu saja pesta ini sempurna. Sayang sekali, karena aku juga sudah memiliki janji dengan Jaehanie."
Mendengar namanya disebut oleh sang suami, Jaehan pun tersenyum, memamerkan gigi kelinci.
Yechan sesaat terdiam, beruntung Hangyeom segera menyadarkannya dengan ucapan selamat ulang tahun disertai memberinya satu paper bag yang entah apa isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair✅
FanfictionHangyeom adalah pria baik, namun sayangnya naif. Sementara Jaehan merasa Hangyeom tak cukup memberi sesuatu yang ia cari. Sesuatu yang Yechan miliki dan mampu pria itu beri.