Udah jam 1 dini hari, tapi gue masih duduk di counter table dapur di rumah Jeffrey yang sekarang lagi ngadain party buat ulang tahunnya yang ke 23. Para undangan yang merupakan teman-teman Jeffrey, semuanya berada di taman kolam di belakang rumah. Gue bisa liat mereka bersenang-senang dari dapur, karena pintunya full kaca. Mereka dengan lincah bergerak mengikuti irama lagu yang cukup keras sambil memegang gelas berisikan wine. Sedangkan gue duduk di sini dengan jus jeruk di tangan, udah mulai merasa gerah serta cape, padahal ga ngapa-ngapain.
Emang dasarnya punya tubuh jompo.
Tangan Jeffrey terlihat melambai ke arah gue. Ga tau sih sebenernya melambai ke siapa, kali aja kan gue kege-eran? Dia berlari kecil sambil membawa piring berisikan sesuatu menuju pintu dapur. Kayaknya sih daging sapi potong yang baru selesai dipanggang.
"Babe, kok ga gabung?" tanya dia lembut sembari melemparkan senyuman manis khasnya.
Salting liat pacar sendiri boleh ga sih?
"Maaf ya ga ikut nimbrung ke sana, aku ngantuk banget rasanya."
Alasan.
Jeffrey kemudian melangkahkan kakinya memasuki dapur dan meletakkan piring yang dia bawa di hadapan gue. Dia langsung mengelus pucuk rambut gue dengan perlahan sambil mengucapkan kata-kata manisnya seperti biasa. Entah kenapa, semakin lama gue mengenal dia, rasanya makin sayang banget. Pengen banget ajak dia nikah, tapi dia belum siap katanya.
Haha.
"Mau tidur di kamarku dulu? Atau mau aku antar pulang aja?" tanya dia lagi.
Gue berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan dari pacar gue yang tercinta ini. Kalo gue tidur di rumah dia, pasti besok gue diceramahin sama nyokap sampai seminggu lebih. Kalo gue pulang sekarang, gue bakal diceramahin seharian doang. Oke deh, gue tau jawabannya.
"Aku pulang aja deh, Jeff. Lagian aku ga enak tidur di rumah kamu," kata gue dengan nada yang diimut-imutkan.
Gue sendiri geli dengernya.
Jeffrey kemudian mengangguk paham dengan senyuman yang masih belum ia lepas. "Alright, let's go."
Dia pamit sebentar sama teman-temannya dan lanjut merangkul bahu gue sembari berjalan menuju parkiran, tempat di mana ia memarkirkan motornya.
Hadeh, semoga ummi sama abi udah tidur duluan deh, biar ceramahnya besok aja.
- C a l o n I m a m -
Sesuai dugaan gue, pagi ini gue sarapan sambil dengerin santapan rohani dari nyokap. Udah biasa sih kalo boleh jujur. Setiap bulan, pasti ada aja yang diocehin. Dan temanya juga beragam.
Hari ini judulnya "Pulang malam bersama pacar? Berhati-hatilah. Sesungguhnya setan berada di antara kalian."
Serius gue mah.
"Ummi bingung sama kamu, Na. Udah berkali-kali lho diperingatkan, jangan pulang kemaleman. Kita ga mau hal-hal buruk terjadi sama kamu," ucap dia sambil mengoleskan selai cokelat di atas roti.
"Aman, ummiiiii. Kan Anna sama Jeffrey-"
"Justru karena kamu sama Jeffrey, ummi makin khawatir! Kalo dia khilaf gimana? Ummi ga bisa percayain kamu ke dia. Ummi pernah liat dia dengan perempuan lain sambil peluk-pelukan. Masih mau kamu sama dia?"
Astaga, ummi kenapa berisik banget sih? Padahal itu cuma temennya. Iya kali Jeffrey khilaf, wong dia malahan protektif abis anaknya. Mana mau dia ngelakuin hal-hal aneh ke gue, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam : Kim Doyoung
Romance"Kalo dia memang Allah takdirkan menjadi jodoh saya, mau kamu jungkir balik pun ga bakal bisa kamu rebut dia." ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Diaz berjalan menuju tempat wudhu di sebelah mesjid dan hendak mengambil wudhu. Ia buka kopiah yang menutup...