Mohon dimaklum kalau ada typo
Kalau membingungkan juga
Btw, happy reading y'all!!
°○°○°○°Kerutan dikening Ryujin tampak jelas ketika silau matahari pagi masuk lewat celah-celah gorden diruang tengah. Dengan malas ia membuka kelopak matanya dan melirik kearah jam dinding. Masih pukul tujuh pagi dan dia baru saja tertidur dua jam lalu. Sambil memaksakan diri untuk mengubah posisi tidurnya jadi duduk, wanita itu masih memasang raut wajah lumayan kesal.
Siapa yang tidak kesal harus terbangun diatas sofa dengan punggung nyeri alih-alih berada diatas kasur yang empuk. Tertidur sebentar lalu dengan sial celah gorden yang tidak seberapa itu malah diterobos oleh cahaya terik dari luar apartemen.
Lamunan dan gerutuan dalam hati itu sontaj terhenti saat dering notif pada ponsel yang tergeletak diatas meja terdengar. Diraih benda pipih itu kemudian yang muncul hanya dengusan pelan saat membaca pesan singkat dari orang disebrang sana.
"Ibiza."ucapnya menggumamkan daerah yang dimaksud si pengirim pesan. Lantas menaruh kembali ponsel pintar itu dengan sembarang.
"Sudah bangun?" Suara lembut seseorang masuk dan menyapa rungu Ryujin. Entah sejak kapan sang kakak sudah berada dibalik pantry dengan baju super rapih seperti biasanya.
"Hm" jawab Ryujin yang langsung bangkit setelah sebelumnya meraih ikat rambut yang tidak tau milik siapa.
Menguncir rambutnya asal dan berjalan mendekati Karina untuk sekedar membuka kulkas yang dekat dengan tubuh sang kakak untuk mengambil air minum dari sana.
"Aku membuat eggs benedict, kau mau?"tawar Karina dengan senyum yang menurut Ryujin err--
Terlalu lebar dan berlebihan.
Dengan kepala yang memiring bingung dan kening yang berkerut samar, Ryujin akhirnya tanpa ragu mendekati sang kakak dan menempelkan punggung tangannya pada kening Karina. Sedangkan yang diperlakukan demikian merasa terganggu kemudian bergerak menghempaskan tangan sang adik sambil berdecak sebal.
"Tidak panas"
Karina memutar bola matanya bosan, "Kau pikir aku sakit?" sarkasnya
"Aneh"komen Ryujin sekenanya.
Yang lebih tua melotot tak terima "Hey! Aku hanya membuat sarapan seperti biasa. Jika kau tidak suka silahkan makan rumput dijalan sana"tidak segan mengusir Ryujin dengan spatula mengacung penuh ancaman.
Ryujin menggeleng pelan tapi tetap melongok penasaran dengan 3 piring yang sedang Karina susun. Didalamnya ada ham, muffin dan potongan bacon tidak lupa bintang utamanya yaitu telur. Lumayan menggugah selera makan paginya, apalagi Ryujin tidak benar benar menghabiskan ramyeonnya semalam karena---
"Jeno-ssi, kau sudah mandi?"
Sial pria itu masih disini
°○°○°○°