Sekitar dua-tiga bus besar berisikan siswa SD tengah melintas di jalan raya. Tepatnya di depan Taman Kanak-kanak Bunga Fuji. Bertepatan dengan waktu pulang sekolah, banyak dari anak-anak yang sudah berada di luar kelas. Menunggu jemputan, memenuhi lapangan yang langsung menghadap ke jalan raya.
Tanjirou tidak langsung menghampiri Sumihiko setibanya di sana. Melainkan menjawab sambungan telepon dari salah satu teman kuliahnya dulu. Sesekali matanya mengawasi Sumihiko yang tengah berdiri bersama temannya. Entah sedang mengobrolkan apa, pria itu tidak terlalu ambil pusing. Hanya pembicaraan anak kecil seputar mainan, atau sejenisnya, pikir Tanjirou asal.
Sewaktu mematikan sambungan telepon. Langkahnya diseret demi menemui Sumihiko dan berniat mengajaknya pulang. Namun saat menyapu pandangan ke sekitar, sosok Sumihiko dan temannya mendadak raib. Tidak terlihat di manapun di sekitaran halaman TK.
Gegas ia mempercepat langkah. Menyisir satu-persatu presensi di depan sana. Barangkali Sumihiko hanya menyaru di antara banyaknya anak-anak dan para orang tua yang datang menjemput."Oh, Kamado-san! Rupanya Anda yang menjemput Sumihiko." Seruan Bu Mitsuri Kanroji memaksa Tanjirou menolehkan kepala. Menyapa balik demi sebentuk respon dan kesopanan.
Ia tersenyum sopan seraya menanyakan keberadaan Sumihiko yang tidak nampak di mana-mana.
Bu Mitsuri yang sejak tadi mengobrol dengan salah satu penjemput, gelagapan ikut mencari sosok Sumihiko. Sampai akhirnya, salah satu anak perempuan kelas sebelah, menunjuk ke seberang jalan. Yang mana di sana sudah berdiri Sumihiko dan temannya yang tadi. Di depan sebuah konbini kecil yang letaknya tidak jauh dari TK.Terkejut dan khawatir jelas saja menaunginya. Tidak habis pikir bagaimana ia bisa selalai itu membiarkan anaknya menyeberang tanpa ditemani orang dewasa.
Memberi isyarat agar Sumihiko tetap diam di sana. Tanjirou mempercepat langkah untuk menjemput kedua bocah yang menyentaknya dalam rasa was-was berlebih.
Sewaktu Tanjirou mulai mendekat. Hal tak terduga terjadi dengan cepat. Kelereng yang semula digenggam erat Sumihiko menggelinding ke arah jalan raya. Kaki-kaki kecilnya tidak bisa dicegah. Kendati Tanjirou memperingatkan untuk tetap berada di sisi jalan, menunggu kedatangannya.
Dari arah berlawanan. Sebuah sedan putih melaju aneh dengan kencang. Membunyikan klakson berkali-kali berupaya memberi peringatan agar anak kecil yang berdiri di tengah jalan raya lekas menyingkir. Kepala sang pengendara yang memucat bahkan terjulur dan sekali lagi berteriak memberi peringatan lainnya.
Tanjirou sadar bahwa ada yang tidak beres dengan mobil sedan tersebut. Tapi ia tidak sempat berpikir mengenai keanehannya. Pria yang dilesaki kekalutan melihat anaknya berada dalam ambang bahaya. Seketika, ia pun melesat meraih tubuh kecil Sumihiko tanpa sempat memikirkan dampak dari tindakannya sendiri. Dalam hitungan detik, tubuh anaknya ia dorong ke tepi tepat waktu sebelum insiden mengerikan menimpa Sumihiko.
Di dalam pikirannya hanya ingin; agar anaknya terhindar dari sambaran kendaraan.
Tubuh Tanjirou terlempar kuat dan melayang ke udara kosong. Seolah-olah dia bisa menyentuh dan meremas sekumpulan awan putih menjadi titik air. Kemudian dirinya jatuh terempas ke atas aspal keras nan dingin.
Otaknya dilecuti kekosongan sesaat dengan mata terkatup rapat. Sekujur tubuhnya terasa kebas oleh rasa sakit yang mulai menggrogoti. Kepalanya dihantam denyut mengerikan. Disesaki pusing tak tertahankan di setiap sudut.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Precious Butterfly ✔️ [ REVISI ✔️ ] || TanjiKana
Fanfiction[ REVISI ✔️ ] Area 17+ Ketika sebentuk masa lalu datang lagi dalam kehidupanmu, bagaimana rasanya? Sementara luka lama masih membekas begitu dalam, Saat ia meminta maaf dan pengampunan atas yang telah lalu, bisakah kau membuka pintu maafmu? Bukank...