Sepi. Aku sudah keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu, untung saja kak sean berada diluar kota sehingga ia tidak perlu khawatir terlalu berlebihan terhadapku. Aku menunggu putra menjemputku. Sudah seminggu aku mencoba untuk membuka hati padanya. Meskipun semua itu tidak mudah.
Aku menatap layar ponselku. Sudah beberapa kali aku mencoba untuk menghubunginya namun sama sekali tidak bisa. Bukannya aku khawatir kepadanya, hanya saja aku tidak suka jika menunggu lama seperti ini.
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat didepanku. Dia fariz . Dia turun dengan kacamata hitamnya dan menyapaku dengan datar. Kulihat didalamnya juga ada seorang wanita cantik.
"Pasti ia Angel"pikirku dalam hati.
"Lo mau pulang?"tanya fariz dengan datar.
"Ya-tapi aku sedang menunggu putra "jawabku dengan ramah.
"Lo mau gue anter? Ini udah malem dan gue gamau kakak lo marahin gue karena lo kenapa-kenapa lagi"Ujar fariz dengan sedikit meninggikan suaranya.
"Gak usah aku bisa pulang sendiri"balaku datar.
"Yakin? Ini udah malam! Kalo lo kenapa-kenapa apa yang gue dapet? Omelan kakak lo itu! Gue gamau kakak lo terus-terusan nitipin lo sama gue"
"Kalo gitu kenapa kamu tidak menolaknya"balasku dengan tatapan tajam.
"Udah tapi kakak lo terus maksa gue! Sekarang gue minta lo masuk kedlaam mobil!"perintahnya dengan kasar.
Aku menghela nafas sejenak."baiklah"kataku lemah.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam saja. Aku tidak perduli ada pacar fariz didalam mobil ini. Namun tatapan angel seakan berkata kalau ia tidak suka jika aku menumpang mobil fariz.
Kulihat angel dan fariz memang sangat serasi. Angel yang cantik dan fariz yang tampan. Tidak seperti aku. Lemah, payah, dan berbeda. Angel tidak bergantung dengan obat dan alat rumah sakit. Sedangkan aku? Tanpa semua itu mungkin saja aku sudah tidak bisa bernafas lagi.
Sesekali fariz tertawa mendengar kemanjaan sikap angel. Aku yang melihatnya kesal. Bagaimana tidak? Sulit sekali untuk melupakan kenangan. Sangat sulit. Aku tersenyum sesaat.
"Mungkin kebahagiaan ia adalah wanitaa lain. Bukannya aku"kataku didalam hati.
Bisakah aku berteriak saat ini? Jikaniya, izinkanlah aku untuk meluapkan semua emosiku. Izinkanlah aku untuk mengatakan semuanya. Izinkan aku untuk menyatakan alasan kenapa aku meninggalkannya.
Bisaakah aku lakukan saat ini juga? Jika iya aku akan melakukannya saat ini.
Karena aku tidak tau sampai kapan kesalahpahaman ini berakhir.
***
Fariz sudah mengantarkan angel pulang, kini hnya ada aku dan dia yang berada dimobil ini. Suasana dingin menyelimuti kami berdua, tidaknada satu kata pun yang terucap diantara kami. Kami hanya diam saja.
Aku sudah sampai didepan rumahku. Fariz memberikan isyarat untuk turun dari mobilnya. Ku menatapnya seakan merindukan dia yang aku inginkan. Aku tahu semua itu tidak akan mungkin. Ia bahagia bukan denganku. Aku tidak boleh terlalu egois.
"Makasih fariz . Karenansudah mengantarkanku"kataku singkat namun ia tidak membalas ucapan apapun.
"Makasih sekali lagi ya fariz ."kata ku kembali.
"Yaa..sama-sama. Kalau ada apa-apa lo bisa telp gue. Gue akan bertanggung jawab penuh selamamsebulan. Kakaknlo yang minta gue. Meskipun itu terpaksa"katanya dengan datar.
"Kalo terpaksa jangan dipaksaain. Nanti gabaik"ujarku dengan tertawa.
"Gakpapa. Sekalian ngelaksanain tugas dari mamayang masih ngebet buat deketin lo. Yaudah sana turun"kata fariz yang menatap lurus kedepan.
"Terima kasih.."kataku yang berlalu meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beating Of Love [selesai]
Teen FictionAku tidak tau sampai kapan semua ini akan berakhir. Copyright © 2015 by Moonlittype