Chapter: 1

3.7K 171 28
                                    

Assalamu'alaikum ... Yeay, bertemu di cerita baru saya lagi 🤓  sebelum lanjut baca ini saya sarankan untuk membaca cerita "Airin single mom" lebih dulu. Karena ini kelanjutan kisah anak Airin.

Seluruh alur cerita ini murni dari pikiran saya sendiri! Mohon maaf jika terdapat kesamaan alur, tokoh, kejadian dan lainnya. Cerita ini benar-benar dari ide sendiri.

Mohon kritik dan sarannya ya! jangan lupa, dukungannya juga supaya saya semangat nulisnya. Vote-vote dan komentar kalian itu salah satu suntikan semangat untuk saya.

Selamat membaca ....

Cuaca siang ini terlihat sangat cerah, sinar matahari cukup menyengat hingga membuat suasana siang ini terasa panas. Seorang gadis cantik berhijab putih memakai seragam sekolah menyeka keringat yang membasahi dahi dan pipinya. Meski siang ini cuacanya panas, gadis itu terus berjalan tanpa rasa takut kulitnya yang putih berubah menjadi hitam karena sinar matahari.

Langkah gadis itu terhenti saat melihat tempat pencucian motor dan mobil. Tanpa ragu ia melangkah menuju pencucian motor itu.

"Pak, aku bantuin nyuci motornya ya?" ucap gadis itu.

Pria yang sedang sibuk membersihkan motor menghentikan aktivitasnya lalu menatap gadis itu. "Nanti baju Neng basah."

"Gapapa kok, aku mau bantu!" ucapnya terdengar begitu bersemangat.

Pria itu terdiam sejenak lalu menghela napasnya. "Baiklah, kamu nyuci motor warna merah! Tapi sebelum itu, kamu perhatikan dulu tuh Abang yang ingin mulai mencuci motor," ucapnya. Ia terpaksa membolehkannya, ia pikir gadis itu sedang membutuhkan uang.

"Siap, Pak!" Gadis itu melekatkan tas ransel yang menggantung di bahunya, lalu menggulung lengan bajunya agar tidak basah.

Dengan serius ia memperhatikan abang-abang yang sedang mencuci motor. Sebenarnya itu mudah saja, tapi tidak ada salahnya melihatnya.

"Nah, sekarang kamu mulai mencucinya, ingat harus bersih! jangan sampai yang punya motor protes karena motornya gak bersih!"

"Iya, Pak! Aku akan mencucinya dan membersihkannya sampai kinclong!" Ia mengambil slang air dan mulai melakukan tugasnya.

"Woah, seperti ini rasanya mencuci motor!" gumamnya menikmati pekerjaannya.

Tiga puluh menit kemudian, ia selesai melakukan pekerjaannya. Motor yang tadinya terlihat sangat kotor sekarang sudah bersih.

Pria yang tadi memberikannya pekerjaan tersenyum puas melihat motor itu. "Bagus! Motornya sudah bersih!"

Gadis itu tersenyum lebar, merasa bangga dengan dirinya sendiri. "Apa sih yang gak bisa dilakukan. Aku ini serba bisa!" ucapnya.

"Malah sombong." Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh. "Nah, upahnya." Ia menyodorkan uang yang tidak banyak tapi itu cukup untuknya.

Mata gadis itu berbinar, ia mengambil uang itu. "Terima kasih, Pak! Aku pergi dulu ya ... Bye ... Bye ..." Ia mengambil tasnya lalu melangkah pergi dengan suasana hati yang sangat baik.

Gadis itu berjalan menyusuri trotoar, tangannya memegang tali tas ranselnya, berjalan sambil sesekali meloncat.

Saat tiba di keramaian, ia menghentikan langkahnya. Gadis cantik itu sedang melihat-lihat sekitarnya. Ia mengamati orang-orang berlalu lalang di depannya. Ini saatnya ia menjalankan misinya. Misi yang cukup membahayakan, namun ia tetap harus melakukannya.

"Target!" Ia mulai melangkah mendekati wanita yang sedang memainkan ponselnya. Perlahan dan sangat hati-hati, ia merebut tas branded yang sedang wanita itu jinjing lalu dengan cepat ia berlari.

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang