10 | New Determination

141 12 0
                                    

✨Selamat membaca ✨

✿︎✿︎✿︎

Baru saja ia merasa bahagia, semuanya runtuh.

Tanpa menunggu waktu pulang, ia pergi bersama Joanna ke rumah sahabatnya. Dalam situasi sekarang, ia takkan bisa berkonsentrasi belajar, lagi pula tak ada jam lagi setelah istirahat. 

Alicia juga tak ingin pulang ke rumahnya. Melihat Anastasia atau ibunya di rumah hanya akan memperunyam hatinya yang kacau.

Sungguh beruntung ia masih memiliki Joanna yang selalu setia bersamanya. Mereka pulang dengan Adrian yang mengantar. Begitu sampai, Adrian langsung pergi. Pacar Joanna selalu mengerti situasi. Seperti sekarang ini, dia memberi waktu untuk Alicia dan Joanna bicara berdua. 

"Sepertinya aku sudah jatuh terlalu dalam." Ucapnya sesaat setelah mereka sampai di kamar Joanna. "Jatuh dalam ide gilaku sendiri."

"Alicia, kamu juga tak memperkirakan hal semacam ini, kan? Tak perlu menyalahkan diri sendiri."

Alicia menangis sambil memeluk guling. "Rasanya sakit. Sakit sekali."

"Tapi bukankah kamu bilang kalian hanya pura-pura?"

Alicia tahu sahabatnya pasti heran dari mana asal kecemburuan yang dirasakannya. Masalahnya, Alicia juga tak tahu. 

"Aku bahkan tak pernah merasa sesakit ini saat melihat James bersama Ana." Jelasnya heran. "Sekarang, aku bahkan ingin membunuh penyihir itu." Jeritnya frustasi sambil mengacak rambutnya yang sudah berantakan.

"Kamu benar-benar menyukai Valentine, Alicia."

Alicia tak berani menjawab karena itu benar adanya. Ia sudah jatuh. Ia jatuh cinta pada mata gelap yang telah menelan jiwanya.

"Bagaimana kalau ternyata Anastasia adalah Mate Valentine?" Alicia akhirnya menyuarakan Pertanyaan yang telah lama berkelana di benaknya tapi tak berani ia utarakan.

"Mate?" Tanya Joanna heran.

"Hmm. Werewolf punya Mate, bukankah seharusnya Lycan juga? Atau mungkin beda penyebutan?"

Kemungkinan tersebut membuat hati Alicia semakin hancur. Membayangkan Valentine besama wanita lain membuatnya ingin membunuh wanita itu. Bukan hanya Anastasia. Wanita manapun tak boleh bersama Valentine kecuali dirinya. Akhirnya ia sadar akan fakta satu ini. 

Valentine harus menjadi miliknya. Hanya untuknya

Alicia menyukai pemikiran itu. Valentine adalah miliknya. 

"Perkiraan yang masuk akal. Tak banyak yang diketahui tentang Lycan."

"Apa aku bisa bersaing dengan Mate Lycan?"

"Alicia, kamu masih waras, kan?"

Sepertinya tidak karena sekarang kepalanya berisi rentetan ide merebut Lycan dari Mate-nya. Ia akan mendapatkan Valentine. Alicia bahkan tak peduli lagi dengan kutukannya.

Ia tak pernah merasakan sakit semacam ini tehadap James. Ia juga tak pernah memiliki rasa ingin memiliki sedalam ini. Terhadap James, itu karena mimpi. Hanya ilusi. Sedangkan Valentine, ia sangat sadar akan apa yang ia rasakan.

"Alicia, aku senang kamu berhenti menangis. Tapi sorot matamu sekarang, jangan bilang kamu punya ide yang lebih bodoh lagi?" Tanyanya histeris.

Alicia tersenyum miring. "Lihat saja nanti." Ia pun bangun dengan keyakinan baru. Dengan memeluk Joanna, ia berkata, "Jo, aku sangat senang kamu selalu bersamaku.."

"Hah?"

"Tapi sekarang Adrian pasti membutuhkan perhatianmu juga, jadi aku pergi dulu." Ucapnya, lalu melepas pelukan mereka dan beranjak pergi meninggalkan Joanna yang melongo.

Melihatnya, Alicia tertawa.

Mungkin benar ia sudah tak waras. Beberapa menit lalu ia menangis dan sekarang ia sudah mampu tertawa. Jawaban dari penyebab ketidakwarasannya sudah tak perlu  disebutkan lagi, kan?

✿︎✿︎✿︎

Tinggalkan voment, yuk, biar Scarlett semangat nulisnya.
Thank You 🥰
_______
September 20, 2023

Royal Lycan SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang