Happy reading and enjoy the story
Have a nice day{🦢}
Matanya tatap lurus riak bentangan air yang tampak tenang di hadapannya, dengan jemarinya genggam erat benda pipih itu kala dapati suara indah itu tengah memohon padanya, "Kamu dimana? Udah dijalankan sayang..."
"Papi."
"Haidar, papi mohon sayang," yang diminta pejamkan matanya sesaat, telan segala amarahnya kala dengarkan suara diujung sana.
"Iya, Haidar dateng," ucapnya final beriringan dengan perih kembali sambangi hati.
"Janji ya nak? Demi papi."
"Ya," balasnya singkat. Rungunya dapat dengarkan samar sebuah helaan nafas lega pada ujung sana, begitu berbanding terbalik dengan dirinya kini, "Makasih dan maafin papi."
Dua bilah bibirnya kembali terkatup, telan untaian kata yang sudah siap meluncur pada ujung lidahnya kembali ia simpan pada pangkal tenggorokan, yang lenyap disapu saliva yang ia telan kasar— buat jemarinya pilih tekan tombol merah pada layar retak itu tanpa enggan berikan komentar lain selain keinginan dirinya akhiri sesi panggilan itu, dengan setelahnya campakkan benda pipih itu pada bangku kosong sampingnya.
"Maaf," ajunya, kala manik jelaganya dapati senyuman ceria, kini tengah terabadikan pada layar ponselnya yang retak— namun tak halangi cantiknya.
Irisnya tatap sesaat ujung sepatu yang tengah ia gunakan, sebelum tangannya merayap remas helaian rambut jelaganya— jadikan pahanya jadi tumpuan tangannya. Lalu tangannya bergerak cepat, raih sebuah kotak berwarna hitam pada sakunya dengan cepat sibak penutup kotak itu— kini tampilkan deretan batang tembakau yang telah berkurang banyak, bergerak cepat selipkan batang kecil itu pada dua bilah bibirnya. Lalu rogoh pemantik, yang kini percikan api tengah bakar ujung batang tembakau tersebut beriringan dengan sebuah hisapan guna jalar kan panas pada kertas selimuti lintingan tembakau itu.
Haidar lepaskan hembusan asap berbau khas itu ke udara— biarkan wanginya menyatu dengan udara lemabab, dengan dinginnya hembusan angin pada musim penghujan tusuk dirinya. Jadikan kentalnya suasana kala sore hari pada ibu kota, menjadi latar bagaimana Haidar kembali jalani hidupnya bersama sunyinya taman dengan satu benda kecil berwarna putih tersemat pada telinganya, keluarkan suara merdu belai rungunya berasalkan dari benda kecil yang terhubung pada ponselnya— yang sang pemilik masih dirinya pertanyakan keberadaannya. Haidar toleh keberadaan mobil berwarna gelap itu yang kini tengah terparkir dekat pintu masuk taman salah satu komplek hunian mewah pada ibu kota, sebelum dirinya bawa manik jelaga kembali tatap nyala bar api yang kini perlahan bakar lintingan tembakau itu.
Haidar kembali hisap batang tembakau itu, lalu hembuskan asapnya sembarang arah yang malah timbulkan satu kekehan pada labiumnya— tengah tertawai dirinya sendiri. Dirinya tak tahu, kapan dirinya kembali batang nikotin itu guna hilangkan sedikit beban pada pundaknya. Kala ingatannya dibawa kembali pada kejadian sebelum dirinya putuskan sambangi tempat ini, diatas kendaraan beroda empat itu manik jelaganya tangkap setiap pemandangan yang dirinya lewati, bersama dengan ingatannya ikut rekam adegan singkat itu, dengan tanpa sadar atau tidak dirinya buat keping kejadian yang lalu kembali sambangi pikirannya. Tak kala kendaraan itu berhenti sebab lampu lalu lintas yang kini perintahkan dirinya untuk berhenti, buat jelaganya tangkap presensi sekumpul anak kecil tengah jajakan suaranya berteman alat musik sederhana tepat di samping kemudi pada ujung sana— buat Haidar rasakan sebuah deja vu cekik dirinya. Mereka seolah ingatkan dirinya akan keping memori yang telah lalu, bagaimana kemacetan ibu kota jadikan cara unik hantarkan seorang Haidar temukan Javier Dennara-nya, yang kini masih ia tunggu dan usahakan dirinya cari keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour - Enhypen
Fanfictionall about one/short au enhypen shipper~~ Almost hyung line and sungjake. BXB Update kalau ngga ngantuk ToT