Hinata menatap bangunan itu. Istana tempat Neji bernaung selama menjadi pangeran selir ratu Kushina. Perlahan, dia berjalan memasuki istana itu. Dia membuka pintu gerbangnya dan masuk ke pelataran depan.
Dia melihat halaman depan begitu tak terawat. Istana itu memang terbengkalai sejak Ratu Kushina ditemukan meninggal di dalamnya. Malam bahkan semakin larut dan Hinata tetap memasuki istana itu dengan ditemani pelayan setia ratu Kushina.
"Sumur?" Hinata heran dengan adanya sumur di halaman depan.
"Ya, ratu Kushina memerintahkan pembangunan dua sumur di area istana ini. Satu di depan dan satu di belakang."
"Kenapa?"
"Pangeran Neji sudah beberapa kali diracun. Ratu bahkan memerintahkan dapur dan sumur diorganisir oleh para Hyuga khusus untuk pangeran Neji."
"Karena itulah jalan untuk menghimpun makar. Mereka pasti melihat peluang itu sebagai alasan." Desah Hinata
"Maaf?"
Hinata kaget. Dia tersenyum dan menggeleng. Dia memasuki gedung utama dan melihat bahwa Neji memiliki kehidupan yang menyenangkan selama menjadi pangeran permaisuri.
"Inilah sarang cinta mereka, calon permaisuri."
Ya, Hinata bisa melihat itu. Alih-alih dekorasi resmi untuk menerima tamu. Ruang depan pun berhias tema romantis yang menjanjikan kenyamanan bagi Neji dan Ratu Kushina dalam bercinta.
"Ratu Kushina menerima tamu sambil menikmati belaian pangeran Neji. Para tamu harus memalingkan muka sambil mengabarkan sesuatu pada ratu Kushina."
"Siapa yang menata ruangan di istana ini?"
"Kami, tentu saja... atas saran dari ratu Kushina."
"Jadi... ratu Kushina yang punya ide mendekorasinya?"
"Ya,"
",Ratu juga menginap di sini?"
"Beliau tidak akan mendekorasi sedemikian rupa jika dia tidak menginap."
"Tapi, bukankah pangeran selir seharusnya menghadap ke kamar ratu dan bukan sebaliknya?"
"Tapi tidak berlaku bagi keduanya yang saling jatuh cinta. Mereka saling mengunjungi."
Hinata menyentuhkan jemarinya di kelambu pink di ruangan itu. Lalu saat melihat kamar Neji, dia bisa melihat jejak kekaguman Neji pada Ibunda putra mahkota Uzumaku Naruto itu. Gambar Kushina yang notabene karya Neji tertempel di sepanjang dinding.
Hinata mengelus salah satu gambar. Kushina berbaring telanjang dengan telapak tangan menyentuh perutnya yang buncit. Matanya menyendu saat dia membaca tulisan di bawah gambar itu.
"Tak sabar menanti lahirnya buah cinta kita, Ratu hatiku Kushina."
Hinata pun menyadari bahwa cinta keduanya begitu dalam. Dan akhir cinta yang begitu menyedihkan mungkin menyakiti hati keduanya sehingga mereka memilih meninggalkan dunia ini.
"Jangan terlalu mencintai seseorang. Rasa sakitnya akan sangat pedih jika berakhir dengan tidak menyenangkan." Hinata bermonolog.
Ya. Hinata sadar sekarang. Sama seperti cintanya pada Naruto yang akhirnya terbengkalai. Hinata mendesah. Pria itu sudah memilih ratu Ame. Hinata juga sebentar lagi harus menjadi permasuri dari Namikaze Minato. Dia harus membuang jauh-jauh cinta itu. Dan menata hatinya untuk cinta biasa bagi Minato.
Sementara itu, cinta Minato pada Mikoto semakin dalam. Pria itu mengamati Mikoto yang sedang menyusui Daichi. Mereka baru pulang dari jalan-jalan di pasar raya dan miko yang merawat Daichi mengatakan bahwa Daichi rewel sehingga Mikoto harus menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire Of Kingdom
FanfictionTak ada yang tahu sampai di mana desiran hati itu berakhir