Dunia selalu berjalan ke arah yang tidak bisa ditentukan oleh perkiraan manusia. Bagaikan perasaan manusia itu sendiri yang tidak dapat diprediksi. Kisah ini menceritakan cewek yang memiliki jiwa seni dan tak pernah mengalami cinta pandangan pertama atau first love. Sampai suatu ketika saat memasuki jenjang SMA ia bertemu dengan seseorang yang ia cintai untuk pertama kalinya. Cewek itu bernama Dira, seorang cewek tomboy dengan paras memikat. Tidak hanya penampilan nya yang menawan tapi kepintaran nya dalam akademik juga mengesankan. Tetapi ia tak pernah menyadarinya. Dan banyak prestasi dari non akademik yang Dira dapatkan. Tidak heran ia masuk ke dalam siswa unggulan peringkat kedua di sekolah lamanya. Akankah Dira dapat meraih siswa unggulan di SMA ini??[Sekolah]
Disuatu pagi di hari pertama masuk SMA, “Ra!, bangun nanti terlambat, loh!“ teriak Mama, untuk membangunkan ku. “Iya Ma“ sahut Dira sambil menuruni tangga. Ia tampak rapi dan dewasa memakai setelan seragam SMA. Dengan tergesa-gesa Dira menuju meja makan dan mulai melahap makanan yang sudah disiapkan Mama nya.
[Berangkat]
Tidak lama setelah itu Dira berpamitan lalu segera berangkat ke sekolah, yakni SMAN 1 BANDUNG dengan mengendarai motor sport. Tak lama Dira sampai ke sekolah dan lekas memarkirkan motornya di tempat parkir sekolah, banyak anak cowok selalu memperhatikan nya, “Kenapa mereka selalu melihat ke arah ku“ celetuk Dira kebingungan. Dalam perjalanan ke kelas, tepat saat di gerbang sekolah aku tertegun melihat seseorang yang memberikan ku perasaan aneh “Cowok itu…, Kenapa aku merasa familiar padahal aku tidak merasa pernah bertemu dengan dia sebelumnya,“ kata Dira dengan nada lirih disertai tatapan sayu seolah-olah merindukan sosoknya. Cowok itu punya bentuk muka baby face, matanya berwarna coklat, memiliki tinggi badan yang lebih dari Dira yang mempunyai tinggi 158 cm. Pakaian cowok itu terbilang cukup rapi dari kebanyakan cowok, begitulah ia dimata Dira. “Dira sadar Dira cepat masuk kelas kenapa jadi ngelamun gini,“ ucap Dira kepada dirinya tersadar dari angan-angan nya lalu bergegas masuk menuju ke kelasnya. Jam pertama adalah mata pelajaran yaitu seni budaya.Singkat cerita, 20 menit berlalu semenjak kedatangan ku, pak guru datang memasuki kelas ku, dan memulai pelajaran. Tak lama setelah sesi perkenalan Pak guru memberikan tugas untuk menggambar sketsa pada tugas seni budaya dihari pertama. Dengan semangat aku mulai menggambar, secara tidak sadar aku membayangkan sosok postur tubuh serta wajah cowok yang aku temui tadi digerbang sekolah. Setelah tugas itu selesai, satu persatu sudah mulai mengumpulkan sketsanya.
[Pulang sekolah]
Dira berkata, “huh, akhirnya pulang sekolah juga gak sabar mau langsung ngerjain soal-soal latihan tadi kayaknya seru kalo bisa nemu jawabannya,“ celetuk Dira. Datang lah Zee menanggapi perkataan Dira, “ Rajin banget jadi siswa, mau cari perhatian guru ya? Heh, “ sahut Zee dengan tatapan sinis penuh keirian. Hal tersebut diabaikan oleh Dira dan lekas meninggalkan Zee tanpa sepatah katapun. Tak berselang lama saat Dira berjalan ke arah tempat parkir. Ia melihat cowok tersebut tengah bercanda dengan teman nya seraya berjalan menuju tempat parkir. Dira tanpa sadar mulai terus memperhatikan cowok itu, tak terasa Dira sudah tepat di belakang cowok tersebut. Dira secara tidak sengaja mendengar obrolan mereka di sela-sela bercanda, teman cowok itu memanggilnya dengan nama Andra. Dalam benak Dira entah mengapa merasa senang mengetahui nama cowok yang temui pagi hari tadi. Setelah itu sampailah Andra dan teman nya diikuti Dira di tempat parkiran. Secara mengejutkan Andra sedikit menoleh ke arah belakang diiringi senyuman manis. Dira yang melihat hal itu lantas menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya, dan bergegas pulang mengendarai motor sport. Andra yang memandang hal tersebut dengan heran.
-
Ditengah perjalanan Dira menuju rumah, ia mulai mempertanyakan reaksi dirinya. Sembari berkata “ Aku…, kenapa bereaksi kayak gitu ya?“ dengan mimik wajah keheranan sambil terus menambah kecepatan motornya. Sesekali Dira mendahului pengendara lain. Tidak terasa ia sampai di rumah lalu bergegas ke kamar, setelah memasukkan motor di garasi rumah Dira. Di kamarnya ia, tak langsung membersihkan diri dan mulai mengerjakan soal-soal latihan. Berlanjut melakukan aktivitasnya yaitu mandi, makan malam, dan lantas tidur.[[Setiap Hari]]
Beberapa bulan bahkan hari-hari Dira berlangsung biasa seperti hari pertama masih saja ia bertemu dengan Andra di tempat parkir. Di Pertengahan bulan tersebut sekolah mengadakan ujian Tengah semester.
Disisi lain setelah ujian mata pelajaran kian mendalam dan lebih sulit, diringi persaingan sengit di kelas Dira. Hal terberat yang kini ia alami merupakan Puncak dari perebutan posisi terbaik ketika semua perwakilan siswa-siswi dari berbagai sekolah berlomba-lomba mendapatkan tiket untuk Olimpiade Fisika Nasional. Sekolah Dira mengajukan Dira dari kelas IPA 3 dan satu anak dari kelas IPA 2 sebagai calon perwakilan. Alasan sekolah memilih Dira dan anak kelas IPA 2 tersebut karena Dira masuk dalam peringkat ke 2, disusul Anak itu sebagai peringkat ke 1. Pada nilai ujian Tengah semester sebagai tolak ukur terpilih nya mereka. Dira tak pernah sekalipun tahu identitas anak tersebut karena terlalu sering dikelas, begitu juga anak itu alasannya keduanya ialah belajar.[[Olimpiade di depan mata]]
Tidak terasa bulan demi bulan berlalu, sampai di suatu ketika sekolah mengumumkan tanggal serta tempat olimpiade nasional fisika yakni 1 Maret, Bali. Walau sebatas edaran lewat WhatsApp. Semenjak pengumuman tersebut tersebar Dira tak pernah lagi melihat sosok Andra sama sekali di tempat parkir. Ia juga tak banyak tahu tentang Andra karena Dira adalah orang dengan sifat menghargai privasi orang lain.
Mulai dari saat itu Dira mulai merindukan pertemuan nya dengan Andra walau sebatas saling menatap, di sela-sela ia belajar untuk olimpiade. Sebelum tanggal 1 Maret, Dira dan anak IPA 2 tersebut sudah berangkat ke Bali. Segala kebutuhannya disana sudah diatur oleh pihak sekolah. Singkat cerita hari olimpiade tiba, banyak siswa cerdas dari berbagai daerah dengan lihai menyelesaikan soal yang dilontarkan dewan juri mengenai materi tak terkecuali Dira dan Anak IPA 2 itu. Setelah olimpiade tersebut selesai juri akhirnya berunding untuk penentuan pemenang. Beberapa saat kemudian juri memberi pengumuman yang memberi suasana menegangkan diiringi rasa bertanya-tanya “ Kami dewan juri menyatakan bahwa pemenang dari Olimpiade Fisika Nasional jatuh kepada Dira dan Andra dari SMAN 1 BANDUNG sebagai juara pertama “ diiringi rasa senang bercampur kaget karena anak IPA 2 yang selama ini mengikuti olimpiade tersebut adalah Andra. Alasan kenapa Dira tak menyadari itu Andra sederhana karena selama ini Andra selalu memakai masker serta rambutnya yang tak lagi sama seperti pertemuan pertama mereka. Mereka berdua sama sama menuju panggung untuk melakukan pidato tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat.[[Takdir]]
Setelah event tersebut selesai di hari itu juga mereka berdua di minta untuk segera kembali oleh pihak sekolah. Sehari kemudian Dira dan Andra sampai ke Bandung. Dira langsung pulang ke rumah dengan perasaan yang bahagia karena ternyata selama ini ia terus bersama dengan Andra walau sebagai peserta olimpiade dan dari sekolah yang sama. Berbanding terbalik dengan Andra, sampai dirumah dengan mengendarai motor customnya ia langsung pergi ke toko bunga untuk membeli buket bunga, yang ternyata adalah Andra ingin menyatakan perasaan nya selama ini. Nyatanya selama ini Andra juga diam-diam memperhatikan Dira, tetapi Ia menganggap Dira tak menyukai nya karena pada saat pertemuan pertama mereka. Andra mengira bahwasanya Dira kabur saat ia ingin mengajak nya berkenalan. Dan perkenalan pertama terjadi mereka pada saat ujian Tengah semester di kantin sekolah saat Andra melihat Dira yang sedang kesusahan menjawab soal dan langsung mengajari cara pengerjaannya walau sesekali Andra bercanda dengan nya, Dira tak menyangka bahwa akan sosok Andra yang begitu humoris dan loyal kepada nya. Berlanjut pada saat ini, di tengah perjalanan nya Andra memacu kecepatan motor mencapai 150 km/jam , hanya ingin cepat cepat bertemu dengan Dira. Namun, naas Andra mengalami kecelakaan dan langsung meninggal di tempat kejadian. Tak lama berselang lama Dira menerima kabar tersebut, ia yang tadinya senang menjadi seketika hancur. Seakan-akan dunia yang tadi nya berwarna menjadi abu-abu tanpa warna. Saat pemakaman Andra, Dira tak menyangka mendapatkan kiriman surat dari teman sebangku nya yang Andra sendiri simpan di dalam buku nya yang dipinjam oleh temannya itu. Yang ternyata Andra dulu sempat tulis di sepucuk surat yang berbunyi “ semoga suratnya sampai ke Kamu suatu saat kalo aku udah berani nyatain perasaan aku, Kamu kayak Lagu Sempurna ya Dira.... Jangan berhenti untuk mengejar cita-cita kamu yaaa, I LOVE YOU. Salam hangat Andraa “ , Langsung membuat Dira menangis setelah membacanya.
Singkat cerita, setelah kejadian tersebut Dira menjadi orang yang sangat ambisius untuk mencapai cita-cita nya. Terus hidup seperti orang yang tak punya tujuan dan arah
-Tamat-~Final~
Dira: “Pada akhirnya aku hanya benar benar terbang sendiri tanpa ada sosok mu, padahal kamu juga sama sama ingin meniti karir bersama…. An“.Note:
Pada dasar manusia akan merasa kehilangan setelah ditinggalkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Flying without Him
Short Story[[Tempat dan Latar Belakang Cerita pendek ini hanya karangan author]] Author minta maaf apabila banyak kekurangan pada cerita ini karena Thor baru belajar buat cerita Ig: @iddkrzva Cerita Pendek Yang berfokus pada POV: Dira