Halohalohaloha
Met baca ya
..........,,,,,,,........Genting berbunyi saat air hujan jatuh mengenainya, suasana dingin beserta kilat membuat suasana hati sedikit gelisah.
Aziel berdiri di teras depan rumah nya mengotak-atik telpon genggam nya.
"Inget pulang? Gak sekalian pergi selamanya aja? " ujar aziel yang ada di luar rumah sembari memegang telfon genggam nya.
Rigel hanya diam menatap abangnya itu dengan tampang tak bersahabat, bisa-bisa nya abang nya hanya bermain hp dengan santai diluar rumah sedang kan adik nua nya tak pulang saat hujan seperti ini.
"Masuk, ganti baju sana cari penyakit kamu? " uhar aziel masih dengan tatapak yang tersirat kemarahan.
Tanpa ba-bi-bu rigel masuk kedalam rumah hatinya terasa jengkel dan dirinya seakan ingin mencabik-cabik sesuatu saat mendengar suara abang nya itu.
"El! " kai berlari ke arah rigel dan memeluk rigel erat dia khawatir tadi saat rigel belum pulang di cuaca hujan begini.
"Apaan sih kai?!" Rigel mendorong kai menjauh.
Kai mundur beberapa langkah bajunya basah terkena baju rigel saat pelukan tadi "gel kamu kemana aja sih? Bang ziel khawatir banget tau tadi" ujar kai.
Rigel berdecak "suka-suka aku dong mau kemana" ketus nya.
Kai tersenyum lembut seperti biasa "ganti baju dulu aku ada sesuatu buat kamu" ujar kai dengan suara yang lembut.
Rigel tak peduli dan melanjutkan langkah nya menuju kamarnya untuk ganti baju.
Setelah selesai rigel merebahkan diri nya di kasur andai saia hari ini tidak hujan dia berniat untuk tidur di tebing itu saja.
Tengah asik dalam lamunan nya seseorang mengetuk pintu "masuk" ujar rigel malas.
"Nak rigel kamu di panggil tuh ke ruang makan untuk makan malam" ujar sari.
Rigel mengangguk dan berdiri dengan malas kemudian berjalan menuju meja makan, dia terlalu malas untuk menjawab perkataan sari dia terlalu malas untuk mengeluarkan suara.
Di meja makan rigel melihat kai dan aziel bercengkrama entahlah apa yang mereka bicarakan tapi kelihatan nya menyenangkan bagi mereka.
Rigel gak suka dia gak suka saat aziel dekat dekat dengan kai, dia gak suka saat kai dengan gembira tertawa bersama abang nya dia cemburu, rigel hanya ingin abang nya menyayanginya tidak orang lain 'egois' ya dia tau dia egois.
"Makan" ujar aziel saat matanya tak sengaja bertemu tatap dengan mata rigel.
"Hm"-rigel.
Rigel duduk di kuris nya mulai mengotak-atik makanan di piring nya.
" jangan di aduk-aduk doang di makan"tegur aziel saat melihat aksi rigel.
Rigel hanya diam.
"Kamu kenapa sih gel? Gak cukup buat abang khawatir hah? Mau kamu tu apa? " ujar aziel yang terbaws suasana.
"Khawatir? Abang aja tadi cuma main hp di luar pas aku gak pulang! Pasti karna kai kan? Abang gak pedulu mau rigel hilang, sakit, mati abang gak akan peduli karna abang cuma sayang sama kai! "
"RIGEL! " bentak aziel nafas nya berderu entah dimana letak kesalahan nya saat mendidik rigel hingga rigel samgat keras kepala seperti ini.
"Kenapa? Abang marah? Kan memang bener! " bentak rigel kemudian dengan dengan cepat beranjak dan berlari ke kamar.
Aziel mengusap wajahnya kasar berusaha mengatur nafas dan emosinya.
"Mas ziel" panggil bik sari.
"Mas ziel jangan di bawa emosi rigel masih kecil coba untul bicara dengan nya" nasihat bik sari yang melihat pertengkaran di meja makan tadi.
Aziel hanya diam dan beranjak pergi ke kamar nya meninggak kan kai yang masih tertunduk di meja makan bersama sari.
"Bik ini semua karna kai kan? Rigel jadi kayak gitu" ujar kai dengan tampang sendu.
"Shtt nak kai jangan ngomong gitu gak baik mungkin nak rigel masih belum ngerti aja" ujar sari.
.
.
.Ckleek
Pintu kamar rigel dibuka sang empu adalah sky, setelah bertengkar dengan pemikirannya saat hendak menemui rigel apa nggak di kamarnya akhirnya dia memutuskan untuk bertemu saja.
"Gel... " panggilnya lembut.
"Ngapain lo kesini? Lo senengkan gw berantem sama bang ziel? " ujar rigel dengan suara serak nampak sekali anak itu menangis.
"Enggak kok...." Ujar kai mendekati perlahan ke arah rigel dan duduk di samping nya.
"Kamu masih marah hm....? "
"Iya! Gw masih marah sama lo sama bang ziel! Gw pengen mukul lo rasanya! " ujar rigel menatap tajam kai.
"Kalau emang mukul aku buat kamu ngerasa lebih bail pukul aja aku gel gak papa kok lakuin apa yang kamu mau" senyum kai terlukis di bibir nya.
Bugh
Kepalan tangan rigel menghantam wajah kai membuat sudut bibir kai berdarah.
Kai memegang sudut bibir nya namun senyum masih terlukis di wajah nya masih menatap rigel lembut.
"Sudah hilang marahnya? " tanya nya.
"Siniin tangan lo kai" ujar rigel, kai menjulurkan tangan nya ke arah rigel.
Rigel mengeluarkan benda dari bawah bantal nya dan dengan isakan menyayat-nyayat pergelangan tangan kai membuat kai meringis kesakitan.
Darah mengalir di pergelangan tangan nya sudah 5atau lebih goresan tergambar di tangan kai.
"Ud-udah gel itu pedih" ujar kai meringis.
"Sakit kan? Tapi lo bilang gw boleh lakuin apa aja ke lo" ujar rigel.
"Em" kai menatap tangan nya yang penuh dengan darah.
"Apa? Lo mau marah ke gw? Mau aduin gw ke abang? " tanya rigel.
Kai menggeleng "gak bakal kok, jangan nangis lagi yaa.... "
"Keluar"
Kai mengangguk sebelum pergi dia mengelus surai rambut rigel terlebih dahulu.
Saat pintu tertutup rigel menatap darah kai yang masih menempel di cutter kecilnya dan kemudian mulai menggores tangan nya sendiri.
Pedih yang ada di pergelangan tangan nya membuatnya melupakan kekesalan di hatinya itu terasa nyaman.
Dia sempat berpikir dia gila dan ya dia memang gila dan dunia ini yang Membuatnya begini.
Kenapa ayah ibu nya harus pergi? Kenapa kai harus tinggal bersama nya? Dia tak mengerti akan nasib yang mempermainkan hidup nya.
Entah berapa banyak dia menggores lengan nya hingga dirinya mulai merasa tenang dan memberhentikan aksi nya.
Rigel mengambil perban di laci dan menutup lukanya dengan berantakan.
Kemudian tak lama dia direnggut oleh alam bawah sadarnya, ya dia tertidur dengan air mata yang masih ada di sudut matanya.
.......,,,............,,,,.......
Hay guys jangan lupa vote dan komen ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul in the Ocean
РазноеRigel hanyalah anak manis yang ingin mendapatkan perhatian abang nya kembali melakukan segala hal demi merebut abang nya kembali itu prioritasnya namun apakah dia berhasil?atau dia akan selamanya tenggelam membawa mimpi itu bersama dirinya? Sudah pu...