14. Diculik lagi

43 2 0
                                    

Sebuah tamparan keras di wajah Zea, membuat semuanya terkejut. Suara nyaring itu terdengar jelas di suara ponsel milik Gala. Mendengar itu Gala merasa ada yang tidak beres dengan girl Zee idola kesayangannya. Lelaki itu menatap ponselnya yang belum di matikan telepon oleh Zea.

"Girl Zee, Lo baik-baik aja kan?" tanya Gala dengan suara tinggi tetap saja didengar.

Gala berdecak kesal mematikan ponselnya kembali, lelaki itu memasang kembali helmnya belum sampai masuk kedalam markas, lelaki itu kembali mengebur-gebur motornya. Mendengar suara motor ketuanya, tentu membuat yang lainnya keluar dengan pandangan aneh menatap motor Gala dari kejauhan yang kembali pergi tanpa memberitahu.

Aryan melangkahkan kakinya dengan cepat melindungi gadis itu di belakang punggungnya, seraya memandangi aneh kepada ayahnya Zea.

"Om apa-apaan sih?" tanya Aryan tak menyangka melihat ayah kandung memukul anaknya.

"Apa urusannya sama kamu? ini urusan anak dan ayahnya," ujar ayah Zea mengibaskan tangannya keatas.

Lelaki tua yang berumur 50 tahunan itu, dengan namanya yang sering disebut pak Ramlan pengusaha cukup terkenal. Ramlan melangkahkan kakinya menghampiri Zea yang berdiri dengan giginya bergerutu kesal, hanya bisa memandangi kedua kaki lelaki tua yang berdiri di sampingnya.

"Zalan anakmu cantik juga yah," goda Ramlan meraih sehelai rambut Zea.

Zea segera melangkah mundur, dengan mendongakan kepalanya menatap tajam pak Ramlan. "Jangan sentuh gue," umpat Zea.

"Ayah kamu sudah menjual kamu kepada saya, tinggal saya yang menjemputmu." Balas Ramlan.

"Gak...gue gak mau!" tolak Zea.

Key dan Ciko sama-sama berjalan menghadapi Ramlan lelaki tua, melindungi Zea dibelakang punggungnya.

"Jika anda berani menyentuh princess soul gold, hadapi dulu pengawalnya." Seloroh Ciko dengan berani.

"Kalian berdua masuk!!" panggil Ramlan dengan keras, membawa kedua pengawalnya masuk ke dalam markas.

Kedua pengawal itu memukul habis-habisan empat lelaki tim Zea di lantai, hingga tak berdaya. Melihat itu Zea terkejut berusaha menghindari dua pengawal yang ingin membawanya pergi bersamanya. Zea menyenderkan tubuhnya di sebuah mejanya dan meraih sebuah headphone yang ada di meja melemparkannya kearah wajah pengawal itu satu-persatu kemudian berlari.

"KEJAR DIA!!" teriak Zalan.

Zea berlari terbirit-birit sesekali menoleh kebelakang, hingga kakinya terus tergelincir terjatuh. Tetapi gadis itu cepat bangkit dan lari terus-menerus dari kejaran dua pengawal yang mengejarnya. Tidak begitu fokus dengan pandangannya kedepan hingga sebuah motor hampir saja menabraknya, melainkan motor itu terjatuh dengan sengaja karena takut mencelakai gadis di depannya.

Zea berteriak ketakutan. Saat beberapa langkah lagi kedua pengawal itu hampir kepadanya. Seorang lelaki yang terjatuh dari motor segera menariknya dibelakang punggungnya. Zea terkejut saat lelaki itu adalah Gala yang kembali menolongnya berkali-kali.

"Bawa gadis itu kemari." Ucap pengawal kepada Gala.

"Banci tau gak," ejek Gala kepada dua pengawal.

Gala menghantamkan tangannya kepada pengawal,tetapi salah satu pengawal dengan cepat menarik tangan Gala menghempaskannya ke tanah. Kedua pengawal itu bertukar bergantian memukuli wajah Gala habis-habisan. Zea hanya bisa berteriak meminta pertolongan. Dan benar saja beberapa warga di daerah tersebut berlarian mengejar dua pengawal itu.

Zea berlutut mengangkat kepala Gala membaringkannya di dalam pelukannya. Lelaki yang sudah terlihat lemas dengan luka berbagai macam di wajahnya membuat Zea semakin ketakutan.

"Gue gapapa girl Zee, asalkan Lo selamat gue gapapa." Lirih Gala meraih tangan Zea menggenggamnya kuat.

"Lo gaboleh luka apapun, gaboleh." Jerit Zea dengan air matanya turun membasahi wajah Gala.

Gala berusaha duduk berhadapan didepan Zea. Lelaki itu tak kuat lagi membuka matanya lebar-lebar melihat kecantikan sang idolanya dari dekat bersamanya. Lelaki itu hanya bisa memegang kedua pipi Zea menghapus air matanya.

"Lo cantik, gausah nangisin gue. Gue gapapa," ujar Gala.

"Gapapa gimana? ini dar4h Gala!!" kesal Zea memukul pelan pundak Gala.

"Aduh sakit," titah Gala.

Zea refleks khawatir mendekatkan wajahnya kepada pundak Gala untuk memeriksa ada luka disana. Gala malah tersenyum tipis, kemudian mendekap gadis itu dalam pelukannya dengan erat.

"Akhirnya idola gue peduli sama fansnya," sahut Gala memejamkan matanya.

Zea membalas pelukan Gala, merasakan lelaki itu hanya diam tak merespon apapun. Semakin membuat Zea mengerutkan keningnya kembali meleraikan pelukannya menatap Gala yang tak sadarkan diri.

"Gala bangun... Gala," panggil Zea menepuk wajah gala berkali-kali.

Zea meraba-raba saku celana Gala, sudah tak takut dan tidak peduli dia menyentuh apa didalam saku celana lelaki itu. Zea menemukan ponsel Gala kemudian segera menelpon salah satu anggotanya lelaki itu untuk menolongnya.

"Halo Gala Lo dimana sih? keadaan markas lagi kacau," oceh Natan baru saja mengangkat telepon.

"Gue girl Zee," balas Zea dengan nafas terengah-engah.

"Lah kok Lo sih? gala mana? wah keterlaluan Gala, mentingin cewek." Ketus Natan.

"Ini bukan saatnya banyak bacot, Lo datang kesini jalan Cempaka cepatan!!" jelas Zea terburu-buru.

"Gala kenapa?" tanya Zayyan mendekat pada Natan untuk mendengarkan.

"Gala pingsan di jalan cep-....mmmm!!"

Tut...tutt..tutt

Natan dan Zayyan sama sama memandangi ponsel, yang tiba-tiba suara Zea yang terputus. Mereka berdua hanya bisa mendengarkan suara orang yang seperti kehabisan nafas. Tanpa berlama-lama mereka semua bergegas ke jalan Cempaka menolong sahabatnya.

***
Gala merasakan perih disudut bibirnya yang sedikit bengkak. Lelaki itu menatap enam sahabat dan kakaknya mengelilinginya didalam kamarnya. Lelaki itu sudah berada di rumahnya sendiri.

Gilang membantu adiknya untuk duduk di kasur, dengan meletakkan bantal disudut ranjang. Gala meraih sebuah gelas air putih dan meneguknya sekilas kemudian menatap lagi sekelilingnya seperti mencari sesuatu.

"Girl Zee mana?" tanya Gala dengan wajah panik.

Leo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, seraya memandangi Gilang dan lainnya. "Sejak tadi gaada girl Zee," ucap Leo.

"Tadi dia di samping gue saat di jalan," tutur Gala semakin meninggikan nada bicaranya.

"Yah...emang tadi gue denger suara girl Zee dalam telepon, tapi tiba-tiba putus gak tau kenapa." Timpal Natan.

"Tapi pas kita sampai ke lokasi girl Zee udah gaada," balas Zayyan.

Gala menganga lebar mendengarkan penjelasan temannya. Lelaki itu berdecak kesal mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu membuat yang lainnya hanya bisa berpandangan kebingungan tidak tau apa masalah awalnya.

"Ada apasih dengan girl Zee?" tanya Gilang.

"Dia tadi mau diculik,  gue takut dia dibawah lagi." Tekan Gala melemparkan bantalnya, beranjak berdiri berlari keluar dari kamarnya.

"GALA!!" teriak Alvin.

"Gala tunggu!"

***
Zea membuka matanya perlahan, sebuah ruangan dengan minim cahaya di ruangan tersebut. Gadis itu terbaring disebuah ranjang sempit dan tak ada lagi barang lainnya di dalam.

Gadis itu terkejut dan bangun, berlari menghampiri sebuah pintu tertutup. Zea terus berusaha memegang gagang pintu untuk membukanya sayang sekali pintu tersebut di kunci dari luar sana.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang