Bella berjalan bersama Vania dan Verra menuju lantai 2 gedung kelas.
"Gak asyik gak ada lo, Bell. Kayak ada yang kurang gitu." Ungkap Verra.
"Biasanya kita kemana-mana selalu bertiga. Kalau satu aja gak ada gak asyik. Apalagi sekarang kita beda kelas." Sambungnya.
Vania mengangguk setuju. Biasanya yang melerai pertengkaran Vania dan Verra adalah Bella. Dan sekarang Bella sudah berbeda kelas dengan mereka. Apalagi pindahnya dengan cara yang tidak elite dan setelah pertengkaran besar antara Vania dan Bella.
"Btw gimana jadinya lo sekelas sama Daniel?" Kini giliran Vania yang bertanya.
Bella menghela nafas lelah. "Ya gimana lagi? Mana semeja pula."
Vania tersedak minuman nya. "Lho? Semeja lo berdua?" Tanyanya memastikan.
"Iya dong. Keren kan." Bella tersenyum miris.
Mengingat wajah Daniel saat menatapnya dengan tatapan tak suka membuat Bella sesak.
"Gini amat nasib lo berdua." Verra tertawa kecil.
Bella mengangkat bahunya.
Sekeras apapun Bella dan Daniel saling menjauh, pada akhirnya mereka malah bertemu lagi dan malah semakin dekat dari sebelumnya.
"Reaksi temen-temen Daniel sama kakak lo gimana?" Tanya Vania lagi yang semakin penasaran.
Sepertinya topik kali ini sangat seru untuk dibicarakan sampai 1 jam kemudian.
"Kakak gue sih b aja. Biasalah direstuin. Kalau temen-temennya, Zayden, Vares sama Adryan b aja. Tapi Jovan sama Abidzar kek gak suka sama gue."
Bella menunduk sambil tersenyum tipis. "Gak apa-apa sih, kan wajar mereka marah ke gue setelah apa yang gue lakuin."
"Utututu kacian deh lo." Celutuk Verra lalu bergegas berlari menaiki tangga.
Bella terperangah. Dia kira Verra akan kasian padanya, ternyata malah diejek.
"Verra!!" Bella memekik keras.
"Sabar-sabar." Vania menepuk-nepuk pundak Bella.
"Btw kacian deh lo." Gadis itu langsung berlari sambil tertawa terbahak-bahak.
Bella berusaha menahan diri untuk tidak berkata-kata kasar.
Gadis itu memilih masuk ke dalam kelasnya yang baru. Begitu masuk, gadis itu disuguhkan dengan pemandangan gerombolan teman-teman sekelasnya yang sedang membicarakan hasil ulangan harian.
Bella mengernyit heran. Gadis itu melirik ke arah Daniel yang sedang menyimpan hasil ulangannya di dalam tasnya.
Bella duduk di bangkunya tanpa menghiraukan Daniel yang berusaha untuk mengejar mimpinya alias tidur.
Kebetulan sekali Adryan lewat.
"Yan." Bella memanggil Adryan yang baru sampai.
Adryan menghentikan langkahnya. "Kenapa, Bell?"
"Itu ulangan kapan ya?" Tanya Bella.
Adryan ber oh ria. "Itu ulangan Fisika bab 3. Ulangannya Minggu lalu."
Bella menghela nafas lega karena ulangan itu sudah dia kerjakan Minggu lalu juga dan hasilnya juga sudah keluar.
"Oh thanks infonya."
Adryan mengacungkan jempol nya ke arah Bella lalu duduk tepat di belakang Bella.
Diam-diam Daniel mendengarkan pembicaraan Bella dan Adryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Teen Fiction[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...