Part 30

2.8K 268 5
                                    

Happy reading

Salah satu dari sekian banyak hal yang membuat haruto malas adalah haus saat tengah malam. Apalagi kamarnya yang berada dilantai dua, dan suasana villa sedikit terlihat lebih menyeramkan atau hanya perasaan haruto saja.

Dan sayang sekali ditengah malam yang dingin ini, haruto harus terpaksa bangun dan pergi ke dapur yang ada dilantai bawah hanya untuk mengambil air. Sekian banyaknya waktu, entah kenapa tiba-tiba saja haus harus datang pada waktu yang menunjukkan menjelang pagi.

Suara dentingan jam menemani langkah haruto menuruni tangga dengan perlahan karna hanya lampu ruang tamu yang dinyalakan, dan hal itu membuat bagian tangga hanya mendapatkan cahaya yang remang-remang. Ditambah udara dingin yang sangat terasa, dan tentunya suasana sedikit creepy.

"Ini nggak ada yang bangun, atau sekedar bergadang apa?" Haruto celingak-celinguk menatap sekitar dengan waspada.

Haruto menyalakan lampu dapur, dan berjalan kearah pantry yang sepertinya belum dibereskan karna sedikit terlihat berantakan.

"Bibi habis potong daging pasti." Positif thinking haruto, saat melihat pisau dan sedikit bekas darah yang terlihat seperti mencurigakan.

Namun karna haruto tidak ingin membuat kepalanya pusing, akhirnya dia memilih untuk mengabaikannya dan mengambil gelas lalu menuangkan air, lalu Haruto meletakkan kembali gelasnya. Ia tidak lupa untuk membawa satu botol penuh air untuk jaga-jaga jika haus melandanya.

Tak!

Haruto mengambil nampan, pisau, dan gunting yang berlumuran darah hewan mungkin untuk diletakkan ke tempat cuci piring. Sebenarnya perasaan haruto sedikit curiga, tapi lagi-lagi haruto nggak mau ambil pusing karna sudah dibuat pusing dengan para kim.

"Ngapain?"

"HEH KAGET!" Haruto reflek melompat saat mendengar suara serak dan berat dari arah belakangnya.

Ia langsung menoleh untuk melihat siapa yang masih terjaga, karna takut jika bukan manusia. "Kim Doyoung...ngagetin woy!"

Doyoung selaku pelaku yang membuat haruto kaget hanya terkekeh kecil sembari meletakkan kotak P3k, dilemari dapur. Membuat haruto langsung menatap curiga pada doyoung, yang sedang mencuci tangannya.

"Nggak tidur? Ini hampir pagi." Doyoung berjalan mendekat kearah haruto yang hanya tersenyum canggung.

"Ehh...tadi gua haus, jadi turun buat ambil air." Jelas haruto sedetail mungkin.

Tangan haruto terangkat menyibakkan poni panjang Doyoung dengan tatapan menelisik. Ia menatap datar doyoung yang diam saja saat haruto tidak sengaja menyentuh luka dikening nya. Terlihat seperti luka sayatan, atau hanya tergores sesuatu dan haruto tidak tahu.

"Kenapa lagi?" Haruto mengembalikan poni Doyoung seperti semula.

"Tidur sana! nanti diculik sama setan penunggu villa kan nggak lucu."

Haruto mendengus saat doyoung justru mengalihkan pembicaraan, dan enggan menjawab pertanyaan dari haruto yang merenggut. "Dan sayangnya setan itu adalah lo, tuan muda."

Doyoung kembali dibuat terkekeh dengan tingkah haruto. Ia mendekatkan wajahnya ke leher mulus haruto, dan membisikkan sesuatu yang membuat tubuh haruto meremang.

Haruto Harem [ Psikolog?] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang