Cp.12

476 35 0
                                    

Sekarang keadaan Jechan sudah membaik walaupun tubuhnya masih sedikit panas dan tidak sadar dengan keadaan.

Tentu saja Melvind suka sifat saat Jechan sakit, sifatnya akan jauh berbalik ketika sehat. Tapi ia tidak menyukai jika Jechan sakit.

Dan sekarang mereka sedang berada di kamar Jechan. Mereka menonton kartun kesukaan Jechan, dengan Jechan yang di pangku oleh Melvind. Melvind absen hari ini untuk menjaga Jechan.

“Mau susu.” ucap Jechan sambil mendongak keatas melihat Melvind. Melvind menunduk dan terkekeh kecil, ia mengambil susu yang berada di samping lalu memberikannya kepada Jechan.

“Lio.” panggil Melvind dan dapat ia dengar Jechan hanya membalas dengan deheman saja karena dia sedang meminum susu.

“Udah inget ini siapa?” tanya Melvind sambil menujuk dirinya sendiri, Jechan melihat Melvind yang menunjuk dirinya sendiri pun lantas menatap mata Melvind dengan tatapan sayu.

“Lio tida akan lupa sama Epin,” jawabnya lalu melanjutkan minum susu nya yang tertunda tadi. Setelah selesai ia menaruh susu kotak itu di samping paha Melvind.

“I know. But Epin itu Melvind.” kata Melvind.

Jechan bingung, ia meraih tangan berotot Melvind dan memainkan telapak tangannya dengan jari telunjuknya. “Kenapa sama?” tanya Jechan.

Melvind mengangkat Jechan dan membalikan tubuhnya menjadi menghadap dirinya sembari memangku. Jechan menatap Melvind dengan tatapan sayu, matanya dapat dilihat kelelahan.

Melvind menarik tengkuk Jechan dan bibirnya langsung bertemu dengan bibir milik Jechan. Tentu Jechan kaget dan masih diam mencernanya, ia baru sadar yang ada di hadapannya itu siapa. Jechan tersadar dengan keadaan, yang memangku ya adalah Melvind dan yang sedang menciumnya kini juga Melvind. Dan ternyata semua yang ia eluhkan padanya itu adalah Melvind, Melvind adalah epin.

Melvind menjilat bibir Jechan dan menyesapnya, tak dapat balasan dari Jechan tentu saja Melvind tak tinggal diam. Ia menggigit bibir bawah Jechan dengan keras sehingga Jechan kewalahan untuk tidak membuka mulutnya.

Melvind melumat dan menyesap lidah Jechan dengan gincar, mengobrak abrik seisi mulut Jechan. “Eughh.” lenguh Jechan tak dapat ditahan lagi ketika Melvind menyesapnya dan tangan Melvind dengan lancang mengusap pinggang Jechan dengan sensual.

Jechan meremas baju Melvind dan memukul dada Melvind tanda ia membutuhkan oksigen setelah kelamaan.

“Kebablasan gua.” ucapnya dalam hati lalu melepas ciuman itu, ia juga membenarkan baju Jechan yang tadinya ia angkat sedikit keatas.

Melvind terkekeh saat melihat Jechan mengambil oksigen dengan cepat dengan satu tangannya yang ada pada dada bidang Melvind.

“Lo...ngapain..” tanya Jechan sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah. Lalu menatap Melvind dengan kesal.

“Loh, udah sadar? kirain tadi belum.” ucap Melvind tanpa menjawab pertanyaan dari Jechan malah dia bertanya balik.

Jechan mendengus kasar, “Lo- ini juga gue ngapain lo pangku bangsat!” teriak Jechan sehingga membuat Melvind menutup sebelah matanya karena suara Jechan yang terdengar nyaring.

“Kan lio sendiri yang minta mau di pangku epin.” ejek Melvind sambil menarik pinggang Jechan ketika Jechan hendak bangun. “Sshh.” erang Melvind tertahan saat itu.

“Ngapain bangun?” tanya Melvind dengan alis yang terangkat satu. Jechan berdecak kesal.

“Suka suka gue. Lepas tangan lo dari pinggang gue njing.” ucap Jechan sambil mengumpati Melvind karena seenak jidat tangannya ditaruh di pinggangnya.

Little bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang