Satu bulan setelah tidak ada Kalim didalam hidup Nasafa. Gadis itu masih keliru, masih tersesat entah kemana arah kaki ini akan melangkah. Tanpa ia sadaripun, saat ini Nasafa berdiri didepan sebuah toko buku favoritnya, Toko buku Mas Aji.
Kalian masih ingat?
Gadis itu melangkah kan kakinya masuk kedalam toko, melewati satu persatu rak tumpukan kertas kertas itu. Langkahnya kemudian terhenti, menatap teduh pemilik toko tersebut.
Tentu saja Mas Aji langsung ngeh, tatapan gadis itu selalu saja seperti itu setelah kehilangan.
"Opo meneh toh mbak yu?"ucapnya masih dengan aksen jawa kentalnya.
Mereka duduk diujung ruang dekat jendela, masih dengan tempat duduk favorit gadis itu.
"Saya masih memutar otak saya dan berpikir berkali-kali apa yang salah dengan saya, mas?"ucap cerita Nasafa sedari tadi, "ternyata yang salah justru bukan saya, tapi Kalim. Seharusnya malam itu di teras rumah saya, saya sadar. Tapi saya yang ngga mau milih sadar"
Nasafa menceritakan bagaimana tiba-tiba seorang Kalim perlahan menghilang dari hidupnya.
"Terkadang kita mencari jawaban dari kita yang tanpa kita sadari, ndak ada jawaban adalah sebuah jawaban mbak, ndak perlu menambahkan koma apalagi tanda tanya. Manusia memang pabriknya kekecewaan, kita memang ndak bisa mengontrol sampai kapan orang itu akan menyayangi kita tapi kita bisa memilih untuk siapa rasa ini layak untuk dituju"ucap Jelas Mas Aji.
"Tapi ini terlalu sulit untuk saya, Mas?"
"Enggeh mbak, paham. Mas ngerti sekali, saya yakin Mas Kalim juga begitu. Keputusannya untuk meninggalkanmu bukanlah sebuah paksaan atau keharusan, sudah jalan nya memang seperti itu. Siapa tahu tuhan menjauhkan Mas Kalim untuk memberi kesempatan kepada orang yang lebih tulus dengan mbak. Paham toh?"
"Weslah, rausah dipikirke meneh. Berpetualang lagi mbak, bumi ini berputar sama seperti kehidupan kita, banyak yang datang dan pergi justru memberi pembelajaran atau pengalaman"sambung lagi Mas Aji.
Nasafa diam sebentar, mencoba mencernah ucapan Mas Aji.
Aneh bukan, seorang gadis keras kepala tiba-tiba ingin didengerkan dan mendengarkan. Kalim memang mengubah hidup Nasafa entah itu hal baik atau hal buruk.
"Mau saya traktir es cream susu kesukaanmu?"tanya Mas Aji sekali lagi.
Nasafa tersenyum seketika, "enggak Mas, setelah ini, sepulang ini. Aku gak akan melakukan hal yang berkaitan dengan Kalim. Aku berhenti disini"
Nasafa kemudian mengeluarkan sebotol coffe latte yang dia beli sebelum menuju toko buku ini.
"Terimakasih ya, Mas aji. Saya belum bisa beliin apa apa seperti yang Mas Aji lakukan. Tapi saya banyak-banyak berterimakasih ya.."ucap Nasafa kemudian tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasafa Kalim
Fanfiction"seengaknya na, kalo kamu gabisa baik sama orang lain, cukup sama diri kamu sendiri" Aku berusaha menyakinkan semesta untuk memberi mu bahagia yang tiada tara, jika caranya adalah menjauhkan mu dari aku. Maka, lakukan lah wahai semesta. lakukan lah...