- ✧ -
"Eunghh.. " Lenguhan pertama dari pemuda manis yang terbaring lemah di kasur rumah sakit keluar dengan lembut menyapa pendengaran pria berjas putih yang saat ini sedang memeriksa keadaan nya.
Mata bulat nya terbuka dan dengan pelan, mengerjap menyesuaikan penglihatan Nya yang masih buram.
"Eum.. Di mana ini?" pertanyaan itu Keluar setelah Pemuda yang tak lain adalah Mika melihat Sekeliling. Indra penglihatan nya menangkap pria berjas putih, Ia memandang pria itu bingung.
"Adek sekarang ada dirumah sakit, ada keluhan saat bangun?" tanya seorang pria berjas putih atau lebih tepat nya seorang Dokter.
Mika memegang kepalanya, "kepala Mika sakit."
Dokter itu mengerutkan kening nya saat pasien manis nya mengucapkan nama yang tidak Sesuai dengan data tertera.
"Mika? Apakah itu namamu?" tanya sang Dokter untuk memastikan.
Mika mengangguk.
"Seperti nya diagnosis saya benar, adek mengalami amnesia ringan dan mungkin adek menyebutkan nama orang yang terakhir adek dengar." Mendengar Ucapan Sang dokter, Mika terdiam. Amnesia? Padahal ia masih ingat nama nya dan tidak keliru atau apapun itu, bahkan nama sahabat dan bunda nya pun masih ia ingat.
Mika berkata dengan linglung, "Aku amnesia? Tapi kan aku masih ingat namaku, Mika. Itu namaku, dok."
dokter itu menggeleng, "nama mu bukan mika, tapi Millan. Millan Michiavelly."
"Hah?" Mika Membeo bingung, sebelum kembali berbicara ingatan nya mengalir di pikiran nya, membuat pemuda manis itu terdiam membatu.
'Millan Michiavelly?! Bukan kah itu salah satu Tokoh Figuran yang ada di novel pemberian Vallen?' monolog Mika, kerutan sedikit terlihat di kening simanis yang masih berusaha mencerna ingatan yang memasuki pikiran nya.
'Ah, begitu ya.' Batin nya yang sudah mulai paham dengan keadaan.
"lalu kenapa aku bisa di rumah sakit, dan siapa yang mengantar ku kesini?" tanya Mika. dari ingatan nya, kedua sahabat Mika sedang pergi ke kota jadi mana mungkin mereka yang mengantar nya ke rumah sakit.
"Kamu kemarin tersandung dan kepalamu terbentur Meja, yang mengantarkan mu kesini mungkin kakak kelas mu disekolah, ia masih memakai seragam. Dia hanya mengantar mu dan membayar administrasi saja lalu pergi." jelas Sang dokter.
Mika mengangguk paham, berbeda dengan pikiran nya yang berusaha mengingat kakak kelas yang dekat dengan Millan, 'dari ingatan nya, Millan sama sekali tidak dekat dengan kakak kelas, lalu kenapa pemuda itu bisa tau aku mengalami kecelakaan?'
"Sekarang kamu lebih baik istirahat dulu, sore nanti kamu diperbolehkan pulang." Ucap sang dokter membuyarkan lamunan Mika.
"Baik, terimakasih." Mika hanya merespon seadanya, ia juga masih di landa kebingungan karena semua ini terjadi tanpa terfikir oleh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enter the Figuran Body
Teen FictionMika, seorang pengelola toko roti peninggalan mendiang ibunya, menjalani kehidupan yang monoton dan sederhana. Namun, segalanya berubah drastis ketika suatu malam jiwanya dipindahkan ke dunia novel yang tak pernah ia bayangkan. Dua tokoh penting dar...