V

60 18 9
                                    

──────────

.
.
.

contains adult scenes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

contains adult scenes

Rapat akhirnya dilaksanakan. Semua guru keberatan dan membubuhkan banyak tambahan yang memberatkan hukuman Violen. Para murid juga memberikan banyak persetujuan, menandatangani surat permohonan perpanjangan hukuman. Dia akan diasingkan ke hutan, satu minggu penuh tanpa tabir perlindungan. Di pagi hari, kepalamu saja dapat menghilang. Apalagi saat malam hari. Para makhluk itu lebih ganas, mata mereka mengintai dari balik sela-sela pepohonan, menunggu kita lengah. Sulit bagi manusia bertahan, mereka semua berharap gadis itu mati.

Ornella memiliki banyak pengaruh. Hanya dengan hal kecil, banyak hal yang terjadi.

"Aku cukup terkesan dengan apa yang kau lakukan." Louis menepuk bahu Ornella bangga. Akhirnya, balasan apa yang Violen lakukan pada Ornella beberapa hari lalu diputuskan. "Seminggu di tengah hutan? Tidak terlalu buruk untuk manusia lemah seperti dia!" Sevron menimpali dari sisi kirinya. Mereka berjalan beriringan ke kantin sekolah, makan siang sebelum ke pacuan kuda untuk berlatih. Banyak siswa menengahi jalan, meski harus tersendat oleh Sevron yang bersiap melemparkan mantra karena menganggu jalan mereka.

Dillian merapihkan seragamnya yang licin, pantofelnya mengkilat berpancar di dinding lorong yang semarak akan lalu lalang siswa-siswi, bersenda gurau lalu mengalihkan atensi pada mereka berempat yang sulit dialihkan. Kabar 'penusukan' hari itu sangat gempar. Mereka sama-sama gila. Hanya saja, bagaimana caranya menyembunyikan itu semua dengan baik. Bagaimana caranya menjaga paras sedari awal tanpa menghancurkan citra yang sudah bagus sedari awal. Terlebih, kebanyakan dari mereka benar-benar anak buangan tanpa latar yang dapat membantu. Sebuah kasus besar jelas sulit ditutupi bagi golongan mereka. Termasuk Violen.

Mungkin keluarganya besar dan pamornya cantik di sana. Tetapi, Gregory berbeda. Yang kuatlah yang berkuasa. Baik dari segi akademis yang dimiliki masing-masing individu, pun latar belakang keluarga, dan apakah.. Kau Vampir, Penyihir, Peri, Duyung, atau bahkan hanya manusia biasa yang kebetulan dapat masuk kemari. Semua itu berpengaruh.

Mereka mencari tempat. Paling ujung, karena Ferocious sedari tahun pertama tidak terlalu menyukai berada di tengah-tengah campuran jenis makhluk dengan bau aneh-aneh yang menusuk hidungnya. Meski Dillian dan Ornella lebih suka berada di pusat, mereka akhirnya menjadikan bangku paling terakhir dan ujung dengan jendela terbuka di ujung sana sebagaimana tempat mereka terbiasa makan bersama ketika waktu makan ada. Semua murid yang lain pun seolah merasa itu memang tempat mereka.

Tidak ada yang pernah lagi menduduki tempat itu. Walaupun tidak ada cap yang mengharuskan meja itu milik mereka, semuanya paham. Tak dapat disentuh. Tak dapat digapai. Tak dapat diganggu. Cukup lihat, dan dengarkan. Bagaimana percakapan mereka begitu berat, dan Ornella selalu tampil sempurna, tanpa celah, bahkan disaat hampir tewas, senyumannya masih merekah kelewat cerah. Jendela yang terbuka memancarkan cahaya apik yang memesona pada wajahnya yang dipahat sedemikian rupa, Aphrodite membagikannya jatah khusus dalam hidup. Suaranya mengalun, mengalahkan para Siren yang menjajakan nyanyiannya hanya demi beberapa keping koin emas untuknya dapat menghadiri pesta penyihir.

GregoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang