38. A Strand of Hair

11.1K 892 1.1K
                                    

And when we're apart, and I'm missing you
I close my eyes and all I see is you
And the small things you do

— New West, Those Eyes➷



***
Seperti biasa di hari sabtu, Bu Amel guru Geografi meminta anak-anak untuk mencari buku panduan ke perpustakaan.

Di sini Akila berada, di tangga perpustakaan. Meski ragu, ia tetap melangkah dan masuk ke dalam. Ia datang sendiri setelah melarang Zania untuk menemaninya ke tempat ini.

Akila mengabaikan tatapan beberapa murid yang sedang duduk di bangku panjang. Tujuannya ke sini hanya ingin mengambil buku Geografi yang ada di rak paling ujung, seperti kata ketua kelas saat berpapasan di koridor sebelum kesini.

"Rak paling ujung," gumam Akila dan terus mengedarkan pandangan pada rak yang ada di depan matanya.

"Oh, itu dia." Akila bergegas mendekat.

Akila berjinjit untuk menggapai buku yang ingin ia ambil di rak paling atas. Ia berusaha keras agar buku tebal tersebut bisa ia bawa ke kelas. Akila pun berpikir keras sambil celingukan kanan kiri, memastikan sekitar.

"Semoga enggak ada yang liat," katanya lalu menaruh kaki ke rak bawah. Hanya memanjat satu-satunya jalan yang ia punya.

"Bisa-bisanya monyet liar berkeliaran di sini, modelan bayi lagi."

Akila buru-buru menurunkan kaki saat buku yang ingin ia ambil lebih dulu digapai oleh seseorang. Akila tahu siapa. Meski degup jantungnya membuncah, namun ia tetap mengontrol diri dan bersikap seolah-olah bertemu orang asing.

"Nih," kata Langit lalu menyerahkan buku.

"Makasih." Akila menerima buku lalu beranjak tanpa menatap mata yang ia rindukan belakangan ini.

Langit tercenung dengan tangan masih berada di udara. Bibirnya perlahan mengatup saat Akila berlari menuruni tangga kemudian hilang dari pandangan.

Kebisuan Langit membuat gadis yang duduk di bangku panjang ikut bungkam. Bibir pucatnya tersenyum dengan bola mata digenangi air sebening embun. Ia seolah-olah menjadi saksi. Saksi perasaan Langit untuk Akila yang semakin terlihat nyata.

"Ternyata sesakit ini lihat kamu suka perempuan lain," batin Claudia sesak.

Ketika Langit menunduk, Claudia masih memperhatikan hingga beberapa detik kemudian. Perlahan ia yang menunduk dalam ketika Langit berjalan lalu keluar dari perpustakaan tanpa menyadari kehadirannya di tempat ini.

Claudia bangkit dari duduknya lalu bergegas keluar. Kulit pucat serta warna kebiruan di kulit leher ia tutupi dengan rambut panjang serta menurunkan gulungan seragam yang ia kenakan.

"Masih ada aku di sini Langit, jangan suka Akila dulu ... Aku masih sayang sama kamu," gumamnya. Hatinya terluka parah.

Claudia berdiri tak jauh dari laki-laki itu. Langit berhenti di koridor karena Akila sudah masuk ke kelas. Tak ada kesempatan Langit untuk berbicara dengan gadis itu. Claudia sedikit senang.

Claudia melangkah mendekat.

"Berhenti ngikutin gue, Claudi," pinta Langit untuk kesekian kalinya.

I'm Not A Narsis Baby (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang