🌼
"Mau yang mana? Ini ada mobil-mobilan ada motor-motoran pilih saja ,apa yang anak papa mau hari ini papa akan belikan." Ucap Danar tersenyum
"Acu mu mbin bap!." Ucap anak kecil yang menunjuk mobil-mobilan
Danar dan anakanya yang berusia 4 tahun kini tengah berada di Mall, Sesuai janjinya dia akan membelikan mainan untuk anak semata wayangnya ini, Danar sangat menyayangi anak semata wayangnya ini dia dan istrinya sudah menantikan anak sejak lama wajar saja jika dia dan istrinya sangat memanjakan anaknya.
"Pa-Pa Dean mu ec cream." Anak kecil itu merengek menarik ujung kemeja Papanya.
"Baiklah akan papa belikan kamu tunggu disini dan jangan kemana mana papa akan membelikan es cream kesukaanmu." Anak kecil itu mengangguk tersenyum.
Suara alarm berbunyi di sebuah kamar bernuansa abu abu sang pemilik kamar berusaha meraih alarm untuk mematikannya jam sudah menunjukan pukul 05.30 menandakan pagi sudah datang, Perlahan sinar matahari mulai masuk kepelupuk matanya.
"huh, ternyata hanya mimpi." Lirih Dean Tersenyum nanar
Deandra Pratama remaja yang berusia 14 tahun, Siswa Kelas 9 yang kini tengah duduk di bangku sekolah semester akhir. Dean memiliki rambut yang hitam,lebat dan halus dengan bulu mata lentik hidung yang mancung, bibir yang mungil dan ranum. Dean tinggal bersama Bibi dan Pamannya ,Sementara Mama nya Dia pergi bekerja menjadi ART di ibu kota,dan papanya? Dia tidak tahu papanya dimana, Papanya meninggalkan dia dan mamanya dalam kesusahan,Masa kecil Dean terenggut begitu saja semenjak kejadian itu, Dean kecil menanggung Luka dan trauma dimana dia sering melihat ibunya menangis sendirian itu membuat hatinya teriris.
Dean Beranjak dari tempat tidur bersiap untuk pergi mandi hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan, Dean sudah mempersiapkan dirinya dari semalam dia belajar dengan giat supaya dia bisa masuk ke sekolah impiannya lewat jalur prestasi, Selang beberapa menit dikamar mandi dia keluar dan langsung bersiap memakai seragam untuk pergi sarapan.
"Dean,kau sudah siap? Sebelum berangkat sarapan dulu." Ucap Melinda
Selama ini Melinda lah yang mengurus Dean dari kecil dia sudah menganggap dean seperti anaknya sendiri, Melinda tidak ingin jika keponakannya kekurangan apapun,bagaimanapun juga dia telah berjanji kepada adiknya untuk menjaga Dean.
"Dean bagaimana ujianmu apakah kau kesusahan?" tanya Jay di sela aktivitas sarapannya.
"Tidak paman,semuanya lancar,lagipula jika aku belajar aku tidak akan kesusahan bukan?" Ucap Dean tersenyum.
Melinda yang melihat itu terkekeh gemas melihat Dean berbicara dengan mulut penuh makanan. Bagaimana bisa Dean tumbuh se lucu ini bahkan bisa di bilang Dean manis, Dia heran adiknya entah mengidam apa dulu waktu dia mengandung Dean.
Melinda dan Jay memiliki dua orang putra yaitu Alden Dan Andre, Alden sekarang sedang mengenyam pendidikan S1 nya, Dia mengambil jurusan teknik sementara Andre dia satu sekolah dengan Dean ,Yang dimana Andre sangat membenci Dean karena Dia selalu unggul dibandingnya dalam segala hal sehingga membuat Andre cendrung pemarah,dan sangat emosian terhadap Dean.
"Dean, rencanamu kau ingin lanjut SMA dimana? Ucap Alden
Yang di tanya menghentikan kegiatan sarapannya."Aku ingin bersekolah di Porus High School."
"Uhukk Uhukkk!!" Andre yang mendengarnya tersedak, Melinda menyodorkan air kepadanya
"Andre kalau makan itu jangan terburu-buru." Ucap Melinda
Andre menatap Dean dan bibirnya menyeringai tersenyum meremehkan
"Hah,Apa kau serius Dean? itu sekolah bergengsi bukan hanya kepintaran siswanya saja yang melekat di sekolah itu tapi gaya hidup murid disana rata rata bergengsi,Elite dan Royal, Bagaimana bisa kau masuk kesana sedangkan uang bulanan yang dikirim ibumu untukmu saja selalu kurang, Bahkan kau sering memakai uang ibuku." Cetus Andre
Dean yang mendengar itu hatinya mencelos dia merutuki dirinya sendiri seharusnya dia tidak bermimpi untuk bersekolah di Porus High School, Andre berkata benar bahwa dia sudah sering menyusahkan bibinya.
"Andre jaga bicaramu!! Mama dan Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk menghina seseorang" Melinda yang mendengar suaminya marah tidak berkata apapun, Suaminya benar Andre Keterlaluan.
"Aku sudah selesai, Bibi aku akan berangkat duluan hari ini aku ada piket kelas" Dean beranjak dari meja makan meninggalkan keheningan.
Hari ini sangat mendung langit pun seakan mengerti apa yang tengah Dean rasakan. Dia sampai di depan sekolah,sekolah belum terlalu ramai hanya ada beberapa siswa-siswi yang sedang melakukan piket pagi karena disekolah ini piket dilaksanakan pagi bukan setelah pulang sekolah, entah tradisi turun temurun darimana mengingat sekolah lain melakukan piket setelah pulang sekolah hanya sekolah nya saja yang melakukan piket di pagi hari, Dia berbohong kepada Melinda jika dia ada piket pagi ini,Sebenarnya dia hanya menghindari kecanggungan yang akan terjadi.
"Dean!!" Salma datang dengan tergesa-gesa, Dean bingung apa yang terjadi dengan temannya ini.
"Kenapa kamu lari-lari Sal?" Yang di tanya sibuk mengatur pernapasannya." huffffft! Aku lupa , Aku ada piket hari ini. Kamu mau kan bantuin aku piket?." Ucap Salma dengan mata kucingnya.
Dean menaikan satu alisnya, Seakan mengerti Salma terkekeh" Ya ya nanti aku traktir bakso Mang Jajang." Dean tersenyum manis membuat Salma memutar bola matanya malas.
Selama ini hanya Salma lah yang begitu dekat dengan Dean , Salma juga mengerti apa yang sahabat nya itu alami dan rasakan.
🌼
Happy Reading jangan lupa vote dan komen biar semangat buat lanjut:)
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deandra Pratama
Teen Fiction"Terlalu rapuh untuk bertahan, terlalu kuat untuk di hancurkan"