chapter four

2.1K 83 5
                                    

Aku memilih tidak melanjutkan perjalananku dan kembali ke kota setelah diturunkan di tengah jalan oleh om Aryo. Ternyata akhir cerita perjalananku dengan boty bermuka dua itu seperti ini, tapi aku tak kesal sama sekali, bahkan aku berterima kasih. Aku tak bisa membayangkan hinaan apa lagi yang terlontar dari mulutnya jika perjalanan kami berlanjut.

Setelah mendapat mobil untuk kembali ke kota, aku mengirim pesan ke Abi.

Bi, besok baru Alden pulang yah

Setelah pesan itu ku kirim, ponsel ku nonaktifkan, aku ingin menikmati hariku tanpa gangguan dulu. Mengikhlaskan hatiku atas hinaan dari om Aryo tadi.

Sehari tanpa mengaktifkan ponselku, ternyata ada banyak orang yang mengkhawatirkanku, saat ponsel ku aktifkan di pagi hari, berpuluh panggilan tak terjawab dan juga pesan masuk di ponselku. dari Abi, Ayah, tante Farah dan gila, panggilan dari kak Keenan banyak banget. Dari banyaknya pesan masuk aku hanya membuka pesan darinya.

Udah sampai?

Alden?

Kok wa mu gak aktif? Nomormu juga gk bisa ditelpon

Alden, kamu baik-baik aja kan?

Udah dimana?

Gak dapat sinyal yah?

Hubungi kakak kalo udah dapat sinyal yah.

Alden, jangan buat kakak khawatir lah.

Aku tersenyum membaca begitu banyaknya pesan darinya, begitu khawatirnya ia denganku. seperti pesan dia, aku langsung menelponnya setelah itu.

"Halo.... Alden, kok baru aktif sih?"

"iya kak, maaf. Sinyalnya jelek dari kemarin."

"tapi kamu gak papa kan?"

"gak pa-pa kak, Alden baik-baik saja."

"syukurlah...kakak udah tenang kalo gitu."

"hahaha sorry kak. Emang....kak Keenan khawatirin Alden?"

"astaga, kamu ini... masih saja gak tau diri."

"hah?"

"kakak itu khawatir sampe kakak gak bisa tidur..."

"oh sorry."

"kak Keenan sudah bisa tidur kan sekarang. Udah tengah malam loh kak."

"emmm, kakak tidur, tapi kakak mau dinyanyiin Alden."

"dih...."

"ayo...."

"suara Alden jelek."

"kalo di kuping kakak, suara Alden pasti bagus."

Aku salting sendiri saat mendengar ini, apakah aku bisa menganggap diriku spesial?

"cih...."

"serius, ayo nyanyi."

"emang mau dinyanyiin apa kak? Nina bobo?"

"harus lagu romantis..."

Hah? Gak salah nih. Jantungku terasa deg-degan walau begitu otakku tetap terus bekerja mencari lagu yang tepat untuk kenyanyikan sebagai nina bobo untuknya.

"can you feel the love tonight,

is it where we are,

its enough for this eye wanderer,

and this got this far

......................"

Aku bernyanyi cukup lama, cukup syahdu yang kupikir telah membuat kak Keenan tertidur.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang