--- 19 ---

41 2 0
                                    





--Selamat Membaca--


"GRE !!!" teriak Sisca. 

"Cowo lu bisa nyanyi? seriusan?" sambungnya.

Mereka saat ini terkejut dengan adanya Pedro di atas panggung acara untuk bernyanyi. 

"G-gue juga ga tau." ucap Gracia gugup.

Bukan hanya terkejut, Gracia sangat malu sekarang. Semua orang di ruangan ini sudah tau bahwa Gracia dan Pedro adalah satu paket. Di mana ada Gracia berarti ada Pedro di sekitar. Karena sebuah kejutan tiba-tiba ini, semua orang memandang Gracia. Membuatnya sangat malu, karena semua mata tertuju padanya seolah-olah Gracia yang meminta Pedro untuk bernyanyi.

"Selamat malam semuanya, aku Pedro. Izinkan aku membawakan sebuah lagu, untuk menghibur teman-teman semua. Ini adalah lagu, untuk kalian orang-orang yang mencintai seseorang namun memilih untuk diam karena satu atau dua hal, 'Bungkam'  " ucap Pedro diatas panggung.

Dia pun mulai memainkan gitarnya, matanya tertuju pada Gitar yang dia mainkan sekarang. Semua sangat terpukau melihat Pedro. Bagaimana tidak, laki-laki tampan bermain gitar? author pun bakal kelepek-kelepek. 

Suasana ruangan berubah menjadi begitu hening, hanya terdengar alunan gitar Pedro. Dia pun menambahkan nya dengan suara nya, bernyanyi dengan matanya tertutup dan jari jemarinya yang menari indah di gitar tersebut.

Sekian Musim, tlah kita lewati...
Aku dan kamu, saling melengkapi...
Tak ada tentangmu, yang ku tak tahu...
Namun tidak denganmu...
Ini tentang rasaku...

Sebenarnya...
Ku ingin lebih dari ini...
Menyatakan...
Apa yang ku, samarkan...
Namun akan...
Lebih baik, ku tahan...

Semua benar-benar tercengang, bahkan tidak ada satupun yang tidak merasakan kesedihan di lagu ini. Seolah-olah suara berat dan serak miliknya, memberitaukan pada semua orang bahwa dia sedang bersedih. 

Gracia sendiri tanpa dia menyadarinya, dia menggenggam tangan Shani. Begitu kuat, Shani pun menahan air matanya. Dia tahu, bahwa lagu ini sangat relate untuk Pedro dan Gracia. Mereka sama-sama diam akan perasaan mereka, bahkan Pedro harus memendam perasaan nya demi Gracia. 

Perih tuk ku menahan...
Apa yang kurasakan...
Namun perih mana...
Bila semua sirna...
Setelah ku menyatakan...

Sekian musim tlah kita lewati...

Pedro pun mengakhiri lagunya tersebut dengan alunan gitar penutupnya. Saat dia membuka matanya, dia melihat semua orang hanya diam dan mematung. "Apa terlalu jelek ya lagunya? suara ku jelek banget? aduh."  Pedro pun berkelahi dengan pikirannya sendiri. Dia pun memegang tengkuknya, dan mengeluarkan senyum anehnya, "Hehe..." 

Tiba-tiba, tepuk tangan dari orang-orang di ruangan menggelegar. Semua nya berdiri dan bertepuk tangan tanpa terkecuali, " LAGI LAGI LAGI" itu adalah sorakan yang sangat terdengar di ruangan itu. 

Pedro sedikit terkejut dengan reaksi semuanya, kali ini suara yang terlalu ramai ini tidak mengusik nya sama sekali. Dia malah membayangkan masa kejayaan nya dulu, dimana semua supporter nya menyemangati dia seperti ini. Tanpa sadar, senyum Pedro pun mekar di iringi dengan sebuah tetesan air mata yang jatuh tanpa isyarat.

 "KAK PEDRO..." ucap Olla. 

"Gila, keren banget kak. Nikah besok gimana?" sahut Oniel, membuat seisi ruangan tertawa. 

Kamu Duniaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang