***
Seperti yang sudah direncanakan pada hari kemarin, sekarang Hyukjae telah tiba di rumah sakit dengan Ryeowook yang menemaninya. Dia datang ke sana adalah untuk menebus obat sang Ibu yang di usia yang telah lanjut memiliki beberapa keluhan di tubuhnya seperti kadar gula darah dan kolesterol yang tinggi atau sebut saja penyakit orang tua, sehingga Ibunya itu harus mengonsumsi obat secara rutin supaya kesehatannya tetap stabil.
"Nomor antriannya berapa, Hyuk?" tanya Ryeowook ketika Hyukjae telah kembali setelah mengambil nomor antrian.
Kendati dia sudah sering ke sana dalam dua minggu atau satu bulan sekali, peraturan memang mengharuskannya untuk tetap ikut mengantri saat hendak menebus obatnya.
"Nomor 59, Wook, dan sekarang sudah sampai nomor 37. Yaa sisa 20-an lagi lah."
"Aishh, 20 itu lama, Hyuk. Satu orang saja belum tentu akan selesai dalam 5 menit, inilah alasannya aku malas. Kau sungguh memotong waktuku untuk hibernasi!" sahut Ryeowook terdengar jengkel, dia memang tipe yang malas untuk menunggu.
"Hehee, jangan marah, Wookie! Pulang dari sini aku akan menraktirmu. Bagaimana?" tawar Hyukjae.
"Kau memang harus melakukan itu karena telah mengganggu acara liburku, Hyuk!"
"Aishh anak ini benar-benar. Ya sudahlah kita tunggu saja, selesai dari sini aku sungguhan akan membawamu ke Restoran."
"Ya, aku akan menagihnya jika kau lupa, Hyuk. Hahaaa..." balas Ryeowook menggoda sahabatnya.
Hyukjae hanya mendengus sebagai respon sebelum membuka handphone untuk mengisi kebosanannya. Hal itu jugalah yang dilakukan oleh Ryeowook. Berkencan dengan handphone memang menjadi kegiatan paling banyak dilakukan di saat sedang menunggu, kan? Tentu saja.
...
Sesuai seperti kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya; jika sakit yang Donghae alami tidak berkurang walaupun sudah disuntik obat pereda nyeri, maka dia akan dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Hal itu bukan omong kosong belaka, karena sepertinya Kyuhyun sedang mengaktifkan mode manusia normalnya ketika kini dia membawa Donghae ke rumah sakit untk dilakukan MRI, dan sekarang mereka tengah menunggu hasil MRI-nya.
"Kau itu kenapa sih maskernya tidak dibuka sama sekali?" tanya Donghae mempermasalahkan masker yang Kyuhyun gunakan.
"Aku sedang sedikit flu, dan kau juga jangan lupakan fakta kalau aku ini adalah dokter terkenal yang akan banyak dikenali oleh dokter lain meski tidak bekerja di rumah sakit yang sama," jawab Kyuhyun mengemukakan alasannya.
Dia memang mendatangi rumah sakit yang bukan tempatnya bekerja.
"Alasan saja kau. Aku ragu bagaimana bisa kau menjadi seorang dokter sedangkan kau itu psikopat. Lagipula apa hubungannya jika kau bukan dokter di sini eohh? tutur Donghae menyindirnya.
"Aku mengambil libur dengan alasan sakit, jika sampai ada yang mengenaliku ada di sini hanya untuk mengantarmu itu akan jadi sebuah masalah nantinya. Lalu soal itu, aku adalah dokter yang baik dan aku hanya melakukannya padamu yang dengan bodohnya ingin mengakhiri hidup."
Donghae tak merespon, dia hanya sedikit memicing ke arah Kyuhyun. Menurutnya tidak ada guna untuk merespon perkataan Kyuhyun yang agaknya mulai ngawur itu.
Tidak lama kemudian dokter kembali ke tengah-tengah mereka membawa hasil MRI yang telah dilaksanakan beberapa saat lalu.
"Baik, saya akan menjelaskan hasil MRI yang dilakukan pada Donghae~ssi. Anda mengalami fraktur vertebra yang diakibatkan oleh benturan itu, karenanya cakram di dalam tulang belakang anda retak sehingga menimbulkan rasa sakit yang teramat. Karena itu jugalah anda sebaiknya dirawat selama beberapa hari di sini," ujar dokter menjelaskan.
YOU ARE READING
Torment On Protect
FanficRate : 20+ Warning!!! Jangan terkecoh dengan banyak kalimat ambigu di cerita ini. ... Bagaimana jadinya jika si sandera justru merasakan hal yang lain dari si penyanderanya? Wajarkah jika kemudian ada ikatan psikologis yang positif dari si korban pa...