"Apakah dirimu tidak ingin kembali
melihat anak-anakmu yang masih butuh
kasih sayang seorang Ibu ini?"-Argana
***
Chandra menatap lamat buku diary milik Mahen. Ingatannya terus terputar saat bersama kakak sulungnya itu, Chandra sangat rindu pada Mahen.
Dia menyimpan buku itu kedalam laci. Memutuskan untuk pergi ke minimarket untuk membeli soda.
"Andy mau ikut, nggak?"
Andy yang sedang sibuk menonton Frozen didepan TV hanya membalas dengan gelengan kepala, Chandra kemudian berlalu untuk pergi ke minimarket depan komplek.
Juna sedang lembur hari ini, Leon sibuk bermain game dikamarnya, dan si kembar sedang konser dikamar mereka. Hanya ada Andy dengan keripik singkong balado didepan TV. Memang didepan TV, tapi bukan berarti Andy menonton TV. Dia sedang menonton episode Frozen yang baru ia download di handphone-nya tadi, lalu diletakkan di meja TV.
***
Bruk!
"Maaf, Bu." Chandra yang sedang sibuk mencari makanan ringan itu langsung meminta maaf dikala seorang wanita paruh baya itu tertabrak punggungnya. Umurnya mungkin sudah tua, tetapi masih terlihat awet muda.
Dari perawakannya, Chandra merasa deja vu. Seolah Chandra pernah bertemu, tapi dia benar-benar tidak ingat.
Wanita itu hanya menangguk lalu pergi memilih barang yang dicarinya.
Sampai mengantri di kasir, Chandra kembali melihat wanita itu keluar dan menuju mobil sport miliknya. Chandra terus menatapnya, dan dia ingat sesuatu.
Chandra buru-buru membuka aplikasi galeri miliknya dan mencari foto Ibunya. Ia baru menyadari wanita itu sangat mirip dengan Ibunya, dan dibuku diary milik Mahen, sebenarnya Ibunya itu pergi, dan belum meninggal.
Selepas selesai bertransaksi, Chandra langsung keluar menuju motor dengan tergesa. Dijalan, ia berusaha mengingat kembali wajah wanita yang ditabraknya tadi.
Tetapi dia benar-benar tidak ingat, yang dia ingat hanyalah wajah wanita itu sangat mirip dengan Ibunya.
***
Chandra melakukan kebiasaannya, melamun sambil melihat langit malam yang sangat menenangkan. Pikirannya terus mengingat wanita yang ia temui di minimarket tadi.
"Sodanya mana?"
"JANGAN MAKAN GUE! Astagfirullah." Chandra nyaris terjungkal dikala Andy sudah berada disampingnya. "Lain kali jangan ngagetin!" Chandra mengelus dadanya, menetralkan keterkejutannya yang melampaui batas maksimal.
"Makanya jangan ngelamun terus. Masa tadi aku kepentok pintu Bang Chandra nggak denger? Parahnya." Andy menggeleng tak percaya.
"Emang ada apa sih, ah?!"
"Aku minta sodanya, dong. Jangan pelit-pelit sama adeknya." Andy menjulurkan kedua tangannya didepan dada dan Chandra memberikan sebotol soda.
"Abang ada masalah, ya?"
Chandra terkejut saat Andy melontarkan pertanyaan itu. Dia hanya membalas dengan gelengan. Andy juga tidak sebodoh itu, pregusoh. Kecil-kecil gini dia peka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Argana || NCT Dream [REVISI]
Fanfiction⚠BROTHERSHIP AREA, NOT BXB!!⚠ Jangan lupa follow akun wattpad author sebelum membaca! ** Bukan apa-apa, ini hanya tentang keenam Argana yang sama-sama bertarung dengan masa lalu mereka. Kehilangan. Siapa yang tidak pernah merasakan hal ini? Terlebih...